Tenis Meja: Dari Sejarah, Teknik Dasar, hingga Peraturannya

Tenis Meja: Dari Sejarah, Teknik Dasar, hingga Peraturannya
Fan Zhendong (kiri) ketika menghadapi Ma Long dalam perebutan medali emas tenis meja di 2020 Summer Olympics. (c) AP Photo/Kin Cheung

Bola.net - Tenis meja merupakan salah satu olahraga yang cukup populer di kalangan masyarakat. Kepopulerannya dibuktikan dengan banyaknya perlombaan tenis meja yang diadakan di tingkat nasional maupun internasional. Indonesia pun tak ketinggalan, dengan prestasi gemilang di kancah internasional dan melahirkan banyak atlet berbakat, seperti Bima Abdi Negara, Vicky Supit, Anton Suseno, dan masih banyak lagi.

Olahraga ini termasuk dalam kategori permainan kecil yang menggunakan bola pingpong dan raket (kayu berlapis karet) sebagai alat pemukulnya. Meja yang digunakan pun dirancang khusus dengan ukuran yang telah ditentukan. Tenis meja dapat dimainkan secara tunggal (dua orang) atau ganda (berpasangan).

Menurut Sunardianta (2018) tenis meja merupakan olahraga yang tidak mengenal usia. Permainan ini dapat dilakukan oleh anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Permainan ini bergantung dengan keahlian dalam memukul bola dengan bet.

Setelah mengetahui pengertian tenis meja secara umum, artikel ini akan membahas sejarah umum, perkembangannya di Indonesia, dan aturan dalam bermain tenis meja. Berikut penjelasannya Bolaneters!

1 dari 4 halaman

Sejarah Tenis Meja

Sejarah Tenis Meja

Pemain tenis meja Brasil, Hugo Calderano ketika melawan Hibiki Tazoe di turnamen tenis meja WTT, 12 Februari 2023. (c) AP Photo/Eugene Hoshika

Di balik kepopulerannya saat ini, tenis meja menyimpan sejarah panjang yang menarik. Olahraga ini pertama kali dikenal di Inggris pada abad ke-19, di mana kala itu tenis meja dikenal dengan berbagai nama seperti ping pong, whiff whaff, dan gossima.

Namun, nama "ping pong" menjadi lebih populer di berbagai negara. Pada tahun 1901, perusahaan Inggris J. Jaques and Son, Ltd. bahkan mendaftarkan "ping pong" sebagai merek dagang. Kemudian, pada tahun 1920, hak nama "ping-pong" dijual kepada Parker Brother di Amerika.

Pada awalnya, tenis meja bukan merupakan kegiatan olahraga, melainkan permainan yang dimainkan oleh kalangan atas sebagai hiburan setelah makan malam di dalam ruangan tertentu. Popularitasnya terus berkembang dan menyebar ke wilayah Eropa dan Indonesia pada tahun 1918.

Menyadari potensi tenis meja, Inggris mendirikan Table Tennis Association (TTA) pada tahun 1921. Pada tanggal 15 Januari 1926, di Berlin, dibentuklah organisasi internasional untuk menaungi tenis meja, yaitu International Table Tennis Federation (ITTF), atas prakarsa Dr. George Lehmann.

Saat awal berdirinya, ITTF memiliki 8 negara anggota, yaitu Inggris, Jepang, Cekoslovakia, Polandia, Jerman, Swedia, Prancis, dan India. Pada tahun yang sama, ITTF menyelenggarakan kejuaraan tenis meja pertamanya di London, Inggris.

2 dari 4 halaman

Perkembangannya di Indonesia

Indonesia mulai mengenal olahraga tenis meja di tahun 1930, yang pada saat itu dimainkan oleh orang-orang Belanda sebagai permainan rekreasi di balai-balai pertemuan dan masyarakat pribumi tertentu.

Pada tahun 1939, para tokoh dan pecinta tenis meja Indonesia mendirikan Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia (PPS)I. Lalu pada tahun 1958, PPSI berganti nama menjadi PTMSI yaitu Persatuan tenis Meja Seluruh Indonesia pada kongres yang dilaksanakan di Surakarta.

Negara Indonesia menjadi anggota TTFA atau Table Tennis Federation of Asia pada tahun 1960. Setelah itu, olahraga ini semakin berkembang pesat dan perkumpulan tenis meja di kalangan masyarakat Indonesia semakin banyak bermunculan.

Pertandingan tenis meja pertama kali digelar di Indonesia pada ajang Pekan Olahraga Nasional atau PON yang diadakan di Solo tahun 1948. Saat ini, tenis meja dipertandingkan juga di ajang seperti PORDA, POMDA, POSENI, maupun pertandingan yang diselenggarakan pemerintah dan swasta.

3 dari 4 halaman

Teknik Dasar Tenis Meja

Teknik Dasar Tenis Meja

Bet dalam olahraga tenis meja/pingpong (c) Photo by Jenny K. on Pexels

Bagi pemula yang ingin bermain tenis meja dengan baik, menguasai teknik dasar adalah kunci utama. Berikut beberapa teknik dasar tenis meja yang wajib dikuasai:

1. Teknik Memegang Bet (Grip)

Grip atau cara memegang bet merupakan teknik dasar pertama yang harus dikuasai. Ada dua jenis grip yang umum digunakan dalam tenis meja, yaitu:

  • Shakehand Grip: Grip ini mirip dengan cara berjabat tangan, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf "V". Shakehand grip cocok untuk pemain yang ingin melakukan pukulan forehand dan backhand dengan sama baiknya.
  • Penhold Grip: Grip ini mirip dengan cara memegang pena, dengan jari telunjuk dan jari tengah menempel pada sisi bet. Penhold grip memungkinkan pemain untuk melakukan pukulan forehand dengan lebih cepat dan kuat.

2. Teknik Stance (Kuda-kuda)

Stance atau kuda-kuda merupakan posisi tubuh saat bermain tenis meja. Stance yang tepat akan membantu pemain untuk bergerak dengan lincah dan seimbang, serta siap untuk melakukan pukulan. Ada tiga jenis stance yang umum digunakan:

  • Square Stance: Stance ini dengan kedua kaki sejajar dengan bahu dan menghadap ke net. Square stance cocok untuk pemain yang ingin melakukan pukulan forehand dan backhand dengan sama baiknya.
  • Side Stance: Stance ini dengan salah satu kaki di depan dan kaki lainnya di belakang. Side stance cocok untuk pemain yang ingin fokus pada pukulan forehand atau backhand.
  • Open Stance: Stance ini dengan salah satu kaki di depan dan kaki lainnya di samping, dengan tubuh sedikit menyamping ke arah net. Open stance cocok untuk pemain yang ingin melakukan pukulan forehand dengan lebih leluasa.

3. Teknik Pukulan (Stroke)

Teknik pukulan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam tenis meja. Ada dua jenis pukulan dasar, yaitu:

  • Forehand: Pukulan forehand dilakukan dengan memukul bola di depan tubuh dengan sisi bet yang menghadap ke depan.
  • Backhand: Pukulan backhand dilakukan dengan memukul bola di belakang tubuh dengan sisi bet yang menghadap ke belakang.

Selain dua pukulan dasar tersebut, ada juga beberapa pukulan lanjutan yang perlu dikuasai, seperti:

  • Smash: Pukulan smash adalah pukulan kuat yang dilakukan dengan mengayunkan bet ke bawah ke arah bola.
  • Chop: Pukulan chop adalah pukulan dengan efek spin bawah yang digunakan untuk memberikan tekanan pada lawan.
  • Lob: Pukulan lob adalah pukulan melambung tinggi ke arah area belakang lapangan lawan.

4. Teknik Gerakan Kaki (Footwork)

Teknik gerakan kaki (footwork) sangat penting untuk menunjang kelincahan dan keseimbangan pemain dalam bergerak di lapangan. Ada beberapa gerakan kaki dasar yang perlu dikuasai, seperti:

  • Langkah Maju: Langkah maju digunakan untuk menjangkau bola yang berada di depan tubuh.
  • Langkah Mundur: Langkah mundur digunakan untuk menjangkau bola yang berada di belakang tubuh.
  • Langkah Samping: Langkah samping digunakan untuk bergerak ke samping dengan cepat.
  • Crossover: Crossover adalah gerakan menyilangkan kaki saat bergerak ke arah depan atau belakang.

5. Teknik Servis

Teknik servis adalah teknik untuk memulai permainan. Ada dua jenis servis yang umum digunakan:

  • Forehand Servis: Servis forehand dilakukan dengan memukul bola di depan tubuh dengan sisi bet yang menghadap ke depan.
  • Backhand Servis: Servis backhand dilakukan dengan memukul bola di belakang tubuh dengan sisi bet yang menghadap ke belakang.
4 dari 4 halaman

Aturan-aturan dalam Tenis Meja

Untuk memainkan tenis meja, kamu perlu mengetahui hal penting dan aturan-aturan permainan ini. Berikut hal-hal penting dalam permainan tenis meja:

  1. Bola tenis yang digunakan memiliki ukuran diameter 40 mm dengan berat 2,7 gram
  2. Bet atau alat pemukul tenis meja terbuat dari kayu yang bersetan karbon. Bet dilapisi oleh karet licin dengan ketebalan sekitar 2 mm tanpa spons dan sisi lainnya 4mm dengan spons.
  3. Ukuran lapangan tenis meja dalam standar internasional adalah lebar 152,5 cm, tinggi 274 cm , dan tinggi 76 cm.
  4. Panjang net tenis meja sekitar 183 cm, dan lebar 15,25 cm

Dikutip dari laman Pongfit, terdapat 13 peraturan resmi yang diterapkan pada kompetisi tenis meja, berikut aturan-aturannya:

  1. Permainan dimainkan dalam 11 poin. Satu kali bermain, seorang pemain mendapatkan dua poin, dan dalam satu kali putaran yang dikumpulkan adalah 11 poin.
  2. Pemain tenis meja dinyatakan menang jika mendapat 11 poin sebanyak 2 set, atau 3 set jika set sebelumnya seri.
  3. Jika poin seri dengan poin 10-10, maka pemain diharuskan untuk melakukan servis secara bergantian.
  4. Jika bola yang dipukul ke arah lawan meleset, poin akan menjadi milik lawan bermain.
  5. Ketika servis menyentuh net dan bola jatuh ke lapangan lawan maka server mendapatkan poin.
  6. Jika bola memantul 2 kali atau lebih di area lawan dan memantul di garis tepi, poin akan menjadi milik pemain.
  7. Jika terjadi rally point, lalu bola terkena jaring maka lemparan tersebut dianggap sah.
  8. Saat rally point atau melakukan service, bola memantul ke atas jaring dan mengenai area lawan dan lawan tidak memberikan serangan balik, maka akan menjadi poin tambahan bagi pemain.
  9. Untuk pertandingan kategori ganda, bola harus memantul di bagian kanan lawan serta tim servis harus bertukar tempat sebanyak 2 kali.
  10. Ketika bola memantul di meja, maka bola harus dipukul. Namun, jika pemain memukul bola sebelum memantul maka poin akan menjadi pihak lawan.
  11. Bagian tubuh yang boleh terkena bola dan meja papan adalah area di bawah pergelangan tangan dan jari.
  12. Meskipun bola memantul ke samping dan mengenai bagian tepi atas permukaan meja, poin tetap dianggap sah.
  13. Honor system diberlakukan ketika wasit tidak hadir selama pertandingan dan pemain merasa kurang setuju dengan hasil permainan. Dilakukan hingga semua pemain setuju dengan hasil pertandingan.

Itu tadi merupakan pengertian, sejarah umum, perkembangannya di Indonesia, dan aturan-aturan dalam permainan tenis meja. Semoga artikel ini menambah wawasan kamu dan bermanfaat ya Bolaneters!.

Ditulis oleh: Salsabila Kinanti (Mahasiswa Magang Universitas Brawijaya).

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR