Bambang Pamungkas dan Kisahnya Menjadi Inspirasi di Negeri Sendiri

Bambang Pamungkas dan Kisahnya Menjadi Inspirasi di Negeri Sendiri
(c) sp.beritasatu.com

Bola.net - Bola.net - Bagi Jakmania, nama Bambang Pamungkas adalah panutan. Baik di dalam atau pun di luar lapangan. Saat merumput, lelaki yang biasa disebut Bepe ini selalu menjadi teladan. Pantang baginya untuk protes terlalu keras, atau menerjang dengan sengaja dan berusaha melukai lawan. Ia adalah contoh bagi para pesepakbola yang ingin belajar bagaimana sportivitas yang sebenarnya.

Berawal dari impian sejak kecil menjadi seorang pesepak bola lantas tak membuat Bepe sekadar jadi pemimpi. Dia berusaha menempa dirinya dengan latihan keras hingga mengikuti berbagai Sekolah Sepak Bola (SSB) sejak berusia delapan tahun. Nggak sia-sia, latihan yang dilakukan secara rutin ini membuatnya terlihat menonjol di lapangan bola bahkan sejak usia yang masih belia.

Tak mudah berpuas diri, Bepe kecil terus giat berlatih yang mengantarkannya pada berbagai turnamen di usia remaja. Memang awalnya tak semulus yang dibayangkan, tapi perjuangan terus dilakukan demi sebuah tujuan. Yaitu melampaui dirinya sendiri dan mewujudkan impiannya menjadi salah satu pesepak bola profesional yang bisa membela tim di negeri sendiri.

Meski dilahirkan di Jawa Tengah, karier Bambang Pamungkas malah besar di Jakarta. Berbekal top scorer di turnamen Piala Asia U-19 dengan torehan tujuh gol, di tahun 1999, Bepe pun mengenakan seragam oranye dengan nomor punggung 20, kesukaannya. Salah satu keunggulan Bambang Pamungkas adalah lompatannya yang sangat tinggi. Karena kemampuan inilah ia mampu melesakkan gol-gol lewat sundulan kepalanya. Padahal tinggi badannya hanya 170 sentimeter.

Salah satu momen yang melejitkan namanya adalah ketika membela tim nasional Garuda dalam laga persahabatan melawan Lithuania. Pertandingan berakhir dengan skor seri 2-2. Sebuah prestasi tersendiri bagi sepak bola Indonesia bisa menahan tim dari dataran Eropa, dan Bepe menjadi salah satu pencetak gol-nya.

Tak heran bila kemudian beberapa tawaran uji coba bermunculan dari klub-klub Eropa. Mulai dari Belanda, yaitu Roda JC Kerkrade, serta klub-klub Jerman, FC Koln dan Borussia Monchengladbach. Namun akhirnya Bepe bermain bersama EHC Norad, klub divisi tiga Belanda.

Karier luar negeri lainnya yang dimiliki Bepe adalah ketika membela panji Selangor FC, Malaysia. Bahkan ia sempat mencetak gol di debutnya, yaitu ketika melawan Malaka FC. Selama di Negeri Jiran, torehan prestasi pria berkumis tipis ini adalah Piala FA Malaysia, Piala Malaysia, Liga Utama Malaysia, serta sukses membukukan 63 gol di berbagai pertandingan resmi.

Dua tahun di Malaysia, Bepe pun memutuskan pulang ke rumah sendiri. Pilihan kembali jatuh ke Persija. Bersama Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas berhasil menyabet berbagai piala, mulai dari top scorer di musim 1999-2000, Pemain Terbaik dan Juara Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2001, pencetak gol terbanyak Piala Tiger 2002, serta Pemain Terbaik Copa Indonesia 2007.

Kenyang prestasi dan gelar, Bambang Pamungkas tetap menjadi sosok yang bijak dan sederhana. Bahkan hingga kini ia tetap setia membela tim yang membesarkannya, Persija Jakarta. Aksinya yang begitu heroik di atas lapangan hijau saat membela Persija maupun timnas membuat para penggemarnya semakin mencintai sosok yang satu ini. Segala perjuangan tak berakhir sia-sia. Perlahan tapi pasti, Bepe mulai menjadi legenda di negeri sendiri.

Kisah Bambang Pamungkas bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja kalau untuk meraih mimpi dibutuhkan usaha yang panjang, tapi selalu ada hasil yang bisa dicapai. Kini saatnya kamu yang beranikan diri mengambil langkah untuk mewujudkan impian. Let’s #PrepareToInspire bareng NIVEA MEN!

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR