Sejarah Bulu Tangkis di Dunia dan Indonesia: Berasal dari Negara Mana?

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia dan Indonesia: Berasal dari Negara Mana?
Ilustrasi raket dan shuttlecock dalam permainan bulu tangkis atau badminton. (c) shutterstock

Bola.net - Sejarah permainan bulu tangkis di dunia dan Indonesia yang kamu harus tahu. Bulu tangkis atau badminton saat ini menjadi salah satu olahraga populer yang banyak digemari dan dimainkan masyarakat Indonesia. Tahukah kamu berasal dari mana permainan bulu tangkis itu?

Salah satu alasan kenapa permainan bulu tangkis populer di indonesia, karena banyak atlet Indonesia yang berprestasi di kejuaraan bergengsi dan mencetak sejarah bulu tangkis di dunia dan Indonesia. Seperti yang dilakukan Greysia Polii dan Apriani pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 saat berhasil meraih medali emas dari nomor ganda putri.

Namun sejauh ini, apakah Bolaneters mengetahui sejarah permainan bulu tangkis di dunia dan juga di Indonesia? Sebelum itu, kita kenalan lebih jauh yuk pengertian dari bulu tangkis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bulu tangkis adalah permainan dengan memakai raket dengan kok yang dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan.

Sementara menurut Muhammad Kharis Fajar, dkk dalam buku Sarana dan Prasarana Olahraga (2021), bulu tangkis adalah olahraga yang menggunakan raket dan kok sebagai alatnya, yang dapat dimainkan secara perseorangan (single) atau ganda (double).

Nah, setelah Bolaneters mengetahui pengertian dari bulu tangkis. Yuk mengenal sejarah bulu tangkis di dunia dan Indonesia!.

1 dari 4 halaman

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia

Sejarah Bulu Tangkis di Dunia

Ilustrasi bermain badminton. (c) Shutterstock

Sejarah permainan bulu tangkis di dunia berawal dari negara Mesir sekitar 2000 tahun yang lalu. Akan tetapi ada beberapa pendapat bahwa bulu tangkis berasal dari China maupun India.

Bukti bahwa bulu tangkis berasal dari India berawal pada tahun 1870-an. Pada masa itu negara India telah membuat peraturan-peraturan mengenai permainan olahraga ini. Permainan bulu tangkis di India disebut dengan battledore, yang pada saat itu dimainkan dengan menggunakan bat atau penepak kayu dan bola kecil.

Sementara pendapat bahwa bulu tangkis dari China ini diyakini dari permainan yang bernama Jianzi. Permainan Jianzi ini menggunakan kok namun tidak menggunakan raket dalam permainan tersebut, justru menggunakan kaki agar kok tidak jatuh ke tanah.

Tak hanya itu, perkembangan bulu tangkis juga dipandang berasal dari negara Inggris yang disebut dengan shuttlecocks pada saat itu. Permainan shuttlecocks populer pada tahun 1850-an, dengan menggunakan tongkat atau dayung sebagai alat memukul kok.

Pada tahun 1877 sebuah klub bernama Klub Badminton Bath membuat peraturan bulu tangkis dan di Inggris dibuatlah asosiasi bulu tangkis pertama pada tahun 1893. Perkembangannya yang pesat tersebut menjadi faktornya kejuaraan internasional pertama digelar pada tahun 1899 bernama kejuaraan All England.

Setelah itu, permainan bulu tangkis menyebar ke pinggiran kota Inggris pada abad ke-19 dan pada tahun 1907 berkembang ke Afrika Selatan, New York, dan Kanada. Bulu tangkis semakin populer ke daerah Asia dan memasuki negara Thailand, Jepang, hingga Indonesia.

Pada tahun 1934 didirikan International Badminton Federation (IBF) yang beranggotakan negara Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai negara pelopor. Lalu pada 1936 India bergabung sebagai anggota.

Pada pertemuan general meeting yang dilaksanakan di Madrid, Spanyol di September 2006, terdapat usulan untuk mengubah nama IBF atau International Badminton Federation. Usulan nama tersebut menjadi Badminton World Federation atau BWF dan disetujui oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.

2 dari 4 halaman

Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia

Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat melawan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan di Indonesia Masters 2023. (c) Bola.net/Muhammad Iqbal Ichsan

Bulu tangkis datang ke Indonesia pada tahun 1930 pada masa penjajahan Inggris. Setelah itu bulu tangkis kerap dimainkan oleh masyarakat Indonesia dan didirikan organisasi bulu tangkis pertama bernama Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League pada tahun 1933.

Penyelenggaraan kejuaraan pertama di Indonesia berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1934. Hal ini membuktikan bahwa bulu tangkis cukup populer sebelum kemerdekaan Indonesia.

Pada 5 Mei 1951 dilaksanakan pertemuan di Bandung yang diprakarsai oleh Dick Sudirman dan kemudian sepakat untuk mendirikan organisasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Pertemuan ini juga dicatat sebagai kongres pertama PBSI.

Susunan pengurus PBSI yang pertama diketuai oleh A. Rochdi Partaatmadja, dengan ketua I oleh Soedirman, ketua II oleh Tri Tjondrokoesoemo, sekretaris I oleh Amir, sekretaris II oleh E. Soemantri, bendahara I oleh Rachim, dan bendahara II oleh Liem Sioe Liong.

Bulu tangkis makin digemari masyarakat, memunculkan atlet-atlet yang berbakat dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Susi Susanti, Taufik Hidayat, Greysia Polii, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Putri Kusuma Wardani, dan lainnya.

Setelah kita mengetahui sejarah permainan bulu tangkis, yuk ketahui apa saja kejuaraan bergengsi bulu tangkis di dunia dan Indonesia Bolaneters!

3 dari 4 halaman

5 Kejuaraan Bulu Tangkis Tingkat Dunia dan Indonesia

5 Kejuaraan Bulu Tangkis Tingkat Dunia dan Indonesia

Anthony Ginting dan Viktor Axelsen masing-masih menjadi runner up dan juara tunggal putra Indonesia Open 2023. (c) Bola.net/M Iqbal Ichsan

Tingginya peminat dan gemarnya masyarakat dunia maupun Indonesia terhadap olahraga bulu tangkis melahirkan banyaknya kejuaraan bergengsi, beberapa diantaranya:

  • All England: Kejuaraan All England merupakan kejuaraan tertua di dunia. Pertama kali digelar pada tahun 1899 yang dikenal dengan The Open English Championships pada saat itu. Kejuaraan terdiri dari 5 kategori, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
  • Piala Thomas: Nama kejuaraan ini berasal dari nama pebulu tangkis yang bernama Sir George Alan Thomas. Ia merupakan atlet berkebangsaan Inggris. Kejuaraan ini dilakukan setiap 2 tahun sekali semenjak tahun 1982.
  • Piala Uber: Kejuaraan yang pertama kali digelar pada tahun 1957 di Inggris. Nama kejuaraan ini berasal dari nama atlet HS Betty Uber. Kejuaraan ini juga diadakan 2 tahun sekali bersamaan dengan piala thomas. Susi Susanti merupakan atlet Indonesia yang berhasil memenangkan kejuaraan pada tahun 1994 dan 1996.
  • Piala Sudirman: Kejuaraan ini merupakan kejuaraan internasional yang berasal dari negara Indonesia. Nama kejuaraan ini berasal dari Dick Sudirman, ia merupakan bapak bulu tangkis di Indonesia. Kejuaraan yang pertama kali digelar pada tahun 1989 di jakarta, dan digelar setiap 2 tahun sekali.
  • Indonesia Open: Pertama kali digelar pada tahun 1982. Nama kejuaraan ini sempat berganti menjadi Indonesia Super Series hingga tahun 2017. Ajang ini tak kalah prestisius dengan kejuaraan yang lainnya. Bahkan, Indonesia Open sempat menawarkan hadiah lebih tinggi dibanding All England pada tahun 2019 sejumlah 1.250.000 dollar AS.
4 dari 4 halaman

Perbedaan Permainan Bulu Tangkis Dulu dan Sekarang

Perbedaan Permainan Bulu Tangkis Dulu dan Sekarang

Jonatan Christie saat berlatih di Axiata Arena, jelang Malaysia Open 2024. (c) PBSI

Dalam permainan bulu tangkis terdapat perbedaan antara permainan dahulu serta sekarang, berikut beberapa di antaranya:

  • Dahulu shuttlecock atau kok yang digunakan berukuran lebih besar dua kali lipat dibanding dengan kok pada umumnya saat ini.
  • Raket yang digunakan dahulu berasal dari kayu penepak dan ditutup oleh kertas kulit. Saat memukul kok terdengar suara seperti memukul tambur.
  • Panjang raket berukuran setengah meter, tanpa senar, dan kepala raket berbentuk bulat.

Itulah beberapa penjelasan dari pengertian, sejarah bulu tangkis di dunia dan Indonesia, nama kejuaraan, serta perbedaan permainan dahulu dan sekarang bulu tangkis. Semoga bermanfaat Bolaneters!.

Ditulis oleh: Salsabila Kinanti (Mahasiswa Magang Universitas Brawijaya).

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR