Dalam Sehari, Anak Krakatau Meletus 576 Kali

Minggu, 19 Agustus 2018 | 18:11 WIB
AP
AO
Penulis: Asni Ovier Dengen Paluin | Editor: AO
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, 19 Juli 2018. Sejak pukul Rabu (18/7) sore hingga Kamis (19/7) pagi tercatat jumlah letusan mencapai 117 kali yang disertai asap kawah dan lontaran batu.
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, 19 Juli 2018. Sejak pukul Rabu (18/7) sore hingga Kamis (19/7) pagi tercatat jumlah letusan mencapai 117 kali yang disertai asap kawah dan lontaran batu. (Antara/El Shinta)

Jakarta - Hampir setiap hari, Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, Lampung, meletus. Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG melaporkan, Gunung Anak Krakatau telah erupsi sebanyak 576 selama sehari pada Sabtu (18/8). Tinggi letusan bervariasi, antara 100 meter hingga 500 meter dari puncak kawah.

"Selama 24 jam dari pukul 00.00WIB hingga 24.00 WIB pada Sabtu kemarin, Gunung Anak Krakatau meletus 576 kali kejadian dengan amplitudo 23-44 mm dan durasi letusan 19-255 detik. Letusan disertai lontaran abu vulkanik, pasir, lontaran batu pijar, dan suara dentuman. Secara visual, pada malam hari teramati sinar api dan guguran lava pijar. Hembusan berlangsung 80 kali kejadian, amplitudo 5-30 mm dengan durasi 10-80 detik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu (19/8).

Disebutkan, pada Sabtu, pukul 18.09 WIB, terpantau di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG, terjadi letusan dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak (sekitar 805 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi sekitar 2 menit 33 detik.

Ini adalah letusan yang terbanyak kedua sejak adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau, kemarin. Letusan terbanyak adalah sebanyak 745 kali letusan pada 30 Juni 2018, kemudian letusan terbanyak kedua adalah yang terjadi pada Sabtu lalu.

Meskipun terjadi letusan sebanyak 576 kali, namun tidak ada letusan yang besar yang menimbulkan dampak merusak. Letusan yang terjadi hanya kecil, tetapi beruntun. Letusan tidak berpengaruh pada jalur penerbangan dan jalur pelayaran di Selat Sunda.

Tidak ada peningkatan status gunungapi. Status Gunung Anak Krakatau tetap waspada (level II) dengan radius zona berbahaya di dalam radius 2 km. Bahkan, status waspada (level II) itu ditetapkan sejak 26 Januari 2012 hingga sekarang. Status waspada artinya aktivitas vulkanik di atas normal, sehingga erupsi dapat terjadi kapan saja. Tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitasnya di dalam radius 2 km.

"Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa dan normal. Ibarat manusia, gunung ini masih dalam pertumbuhan. Gunung akan menambah tubuhnya untuk lebih tinggi, besar, dan lebih gagah dengan cara meletus. Gunung ini masih aktif meletus untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi. Tetapi, energi letusannya tidak besar," kata Sutopo.

Gunung Anak Krakatau baru muncul dari permukaan laut pada 1927. Rata-rata gunung itu bertambah tinggi 4-6 meter per tahun. Energi erupsi yang dikeluarkan juga tidak besar. Sangat kecil peluang terjadi letusan besar, seperti letusan ibunya, yaitu Gunung Krakatau pada 1883. Bahkan, beberapa ahli mengatakan, tidak mungkin untuk saat ini, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Masyarakat diimbau tetap tenang. BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, PVMBG, dan BKSDA telah melakukan langkah antisipasi. Yang penting, masyarakat mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dari puncak kawah. Di luar itu aman.

"Justru, sesungguhnya ini adalah peluang untuk wisata dan edukasi gunungapi. Tidak semua negara memiliki gunungapi. Indonesia memiliki 127 gunungapi aktif, di mana 13% gunungapi aktif di dunia ada di Indonesia," tuturya.

Menurutnya, selalu ada berkah di balik bahaya yang mengancam selama kita mengenali dan berada di tempat yang aman. Kita bisa mengemas paket wisata letusan Gunung Anak Krakatau sekarang. Apalagi, legenda letusan Gunung Krakatau begitu mendunia.



Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA LAINNYA

Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon