Badai Matahari Sedang Menuju Bumi
Kamis, 8 Maret 2012 | 17:41 WIB
Datang dalam tiga tahap berbeda
Badai geomagnetik dasyat dari Matahari sedang menuju Bumi dan diperkirakan menghantam planet ini pada Kamis (8/3) waktu Amerika Serikat atau Jumat (9/3) waktu Indonesia. Badai itu diduga akan menyebabkan kerusakan pembangkit tenaga listrik, mengganggu rute penerbangan, dan sistem navigasi berbasis satelit.
Badai, yang merupakan awan tebal penuh partikel magnetik itu melesat dari Matahari dengan kecepatan 7,2 juta kilometer perjam, didorong oleh sepasang ledakan matahari yang terjadi Selasa (6/3).
Serangan badai itu diyakini menjadi yang terbesar dalam enam tahun terakhir dan merupakan yang paling dasyat sejak Januari, demikian keterangan Joseph Kunches, pakar cuaca antariksa dari badan nasional kelautan dan atmosfer AS (NOAA).
Menurut Kutches serangan badai Matahari itu terdiri dalam tiga tahap. Pertama adalah adalah hantaman gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan mencapai Bumi, Selasa kemarin. Gelombang pertama itu menyebabkan gangguan terhadap sinyal radio.
Kedua adalah gelombang radiasi Matahari yang menghantam Bumi Rabu 7/3), yang bisa berpengaruh pada lalu lintas udara, terutama untuk wilayah di sekitar kutub, satelit, dan para astronot yang sedang berada di luar wahana mereka. Fase ini bisa berlangsung selama berhari-hari.
Fase ketiga adalah hantaman awan plasma yang dikirim oleh coronal mass ejection, yang pada dasarnya merupakan sebagian besar dari atmosfer Matahari. Gelombang awan geomagnetik itu akan tiba di Bumi Kamis atau Jumat waktu Indonesia.
Gelombang ketiga itu bisa merusak pembangkit listrik, satelit, saluran pipa minyak, dan sistem navigasi GPS bertingkat akurasi tinggi yang biasa digunakan oleh nelayan dan perusahaan pengeboran minyak Bumi.
Menurut Kunches komponen geomagnetik dari badai itu akan tiba lebih dahulu di Bumi karena mengikuti badai sebelumnya yang meninggalkan Matahari pada Minggu (4/3) dan hingga kini sedang menghantam Bumi.
"Ketika badai coronal mass ejection telah tiba, seringkali badai coronal mass ejection berikutnya akan tiba lebih cepat," ujar Kunches.
Badai geomagnetik dasyat dari Matahari sedang menuju Bumi dan diperkirakan menghantam planet ini pada Kamis (8/3) waktu Amerika Serikat atau Jumat (9/3) waktu Indonesia. Badai itu diduga akan menyebabkan kerusakan pembangkit tenaga listrik, mengganggu rute penerbangan, dan sistem navigasi berbasis satelit.
Badai, yang merupakan awan tebal penuh partikel magnetik itu melesat dari Matahari dengan kecepatan 7,2 juta kilometer perjam, didorong oleh sepasang ledakan matahari yang terjadi Selasa (6/3).
Serangan badai itu diyakini menjadi yang terbesar dalam enam tahun terakhir dan merupakan yang paling dasyat sejak Januari, demikian keterangan Joseph Kunches, pakar cuaca antariksa dari badan nasional kelautan dan atmosfer AS (NOAA).
Menurut Kutches serangan badai Matahari itu terdiri dalam tiga tahap. Pertama adalah adalah hantaman gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan mencapai Bumi, Selasa kemarin. Gelombang pertama itu menyebabkan gangguan terhadap sinyal radio.
Kedua adalah gelombang radiasi Matahari yang menghantam Bumi Rabu 7/3), yang bisa berpengaruh pada lalu lintas udara, terutama untuk wilayah di sekitar kutub, satelit, dan para astronot yang sedang berada di luar wahana mereka. Fase ini bisa berlangsung selama berhari-hari.
Fase ketiga adalah hantaman awan plasma yang dikirim oleh coronal mass ejection, yang pada dasarnya merupakan sebagian besar dari atmosfer Matahari. Gelombang awan geomagnetik itu akan tiba di Bumi Kamis atau Jumat waktu Indonesia.
Gelombang ketiga itu bisa merusak pembangkit listrik, satelit, saluran pipa minyak, dan sistem navigasi GPS bertingkat akurasi tinggi yang biasa digunakan oleh nelayan dan perusahaan pengeboran minyak Bumi.
Menurut Kunches komponen geomagnetik dari badai itu akan tiba lebih dahulu di Bumi karena mengikuti badai sebelumnya yang meninggalkan Matahari pada Minggu (4/3) dan hingga kini sedang menghantam Bumi.
"Ketika badai coronal mass ejection telah tiba, seringkali badai coronal mass ejection berikutnya akan tiba lebih cepat," ujar Kunches.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Video: CCTV Ungkap Pembunuh Wanita dalam Koper
BERITA VIDEO
ARTIKEL TERPOPULER
1
4
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata