Merakit Kandang Kelinci Sedikit Bau
Minggu, 8 Januari 2012 | 21:19 WIB
Kandang kelinci ini dibuat dari bahan utama kayu sebagai rangka dasar, bambu untuk pijakan kelinci, seng sebagai laci kotoran, yang akan terhubung ke paralon pembuangan kotoran.
Peternak dan pencinta kelinci tidak perlu khawatir lagi resiko bau kandang kelinci, karena kadang kelinci dengan tingkat bau rendah telah tersedia.
Dwi Warjito (45) membuat kandang kelinci dengan tingkat bau rendah, sehingga bagi pencinta kelinci dapat memelihara hewan tersebut tanpa terganggu aroma busuk kotoran yang berasal dari kandang.
"Kadang yang saya buat ada dua jenis, satu kandang untuk dua ekor kelinci, satu lagi untuk empat ekor," katanya saat ditemui dalam Bogor Rabbit Festival 2012, di Bogor, hari ini.
Dwi menyebutkan, satu kandang dengan kapasitas dua ekor kelinci memiliki harga jual Rp1,2 juta sedangkan untuk empat ekor seharga Rp2,4 juta.
Kandang kelinci ini dibuat dari bahan utama kayu sebagai rangka dasar, bambu untuk pijakan kelinci, seng sebagai laci kotoran, yang akan terhubung ke paralon pembuangan kotoran.
Paralon pembuangan kotoran memisahkan antara cairan dan fases, sehingga kotoran kelinci dapat dikumpulkan sebagai pupuk.
Proses penemuan kandang dengan kadar bau rendah tersebut terjadi setahun lalu. Berawal dari kegemaran sang istri memelihara kelinci.
Sebagai buruh kontraktor, Dwi memiliki pengalaman dalam merancang dan membuat peralatan. Ia pun merancang sebuah kandang yang memiliki kadar bau rendah.
Selama satu tahun ia bereksperimen. Empat model kandang ia kembangkan. Kadang pertama belum mampu mengurangi bau. Lalu kandang kedua ia menemukan konsep laci sebagai penampungan kotoran, lalu pada temuan ke tiga ia menemukan paralon tempat pembuangan kotoran dari laci.
"Kadang yang keempat baru berhasil, saya merangkai dari kandang pertama, kedua hingga ke empat. Jadilah kandang konsep rumah indah kelinci atau Krik saya menyebutkannya," kata Dwi.
Dwi mengaku, dalam merancang kandang Krik tersebut ia telah menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp15 juta.
Peternak dan pencinta kelinci tidak perlu khawatir lagi resiko bau kandang kelinci, karena kadang kelinci dengan tingkat bau rendah telah tersedia.
Dwi Warjito (45) membuat kandang kelinci dengan tingkat bau rendah, sehingga bagi pencinta kelinci dapat memelihara hewan tersebut tanpa terganggu aroma busuk kotoran yang berasal dari kandang.
"Kadang yang saya buat ada dua jenis, satu kandang untuk dua ekor kelinci, satu lagi untuk empat ekor," katanya saat ditemui dalam Bogor Rabbit Festival 2012, di Bogor, hari ini.
Dwi menyebutkan, satu kandang dengan kapasitas dua ekor kelinci memiliki harga jual Rp1,2 juta sedangkan untuk empat ekor seharga Rp2,4 juta.
Kandang kelinci ini dibuat dari bahan utama kayu sebagai rangka dasar, bambu untuk pijakan kelinci, seng sebagai laci kotoran, yang akan terhubung ke paralon pembuangan kotoran.
Paralon pembuangan kotoran memisahkan antara cairan dan fases, sehingga kotoran kelinci dapat dikumpulkan sebagai pupuk.
Proses penemuan kandang dengan kadar bau rendah tersebut terjadi setahun lalu. Berawal dari kegemaran sang istri memelihara kelinci.
Sebagai buruh kontraktor, Dwi memiliki pengalaman dalam merancang dan membuat peralatan. Ia pun merancang sebuah kandang yang memiliki kadar bau rendah.
Selama satu tahun ia bereksperimen. Empat model kandang ia kembangkan. Kadang pertama belum mampu mengurangi bau. Lalu kandang kedua ia menemukan konsep laci sebagai penampungan kotoran, lalu pada temuan ke tiga ia menemukan paralon tempat pembuangan kotoran dari laci.
"Kadang yang keempat baru berhasil, saya merangkai dari kandang pertama, kedua hingga ke empat. Jadilah kandang konsep rumah indah kelinci atau Krik saya menyebutkannya," kata Dwi.
Dwi mengaku, dalam merancang kandang Krik tersebut ia telah menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp15 juta.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Video: Bos Tembaga Boyolali Tewas Bersimbah Darah
BERITA VIDEO
Video: Lagi, 2 Bocah Tewas di Bekas Galian Tambang
BERITA VIDEO
ARTIKEL TERPOPULER
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata