Sejarah Bukit Shafa dan Marwah yang Jadi Tempat Sa'i Jemaah Haji
Rabu, 24 Mei 2023 | 14:26 WIBJakarta, Beritasatu.com - Bukit Shafa dan Marwah merupakan dua bukit yang memiliki sejarah panjang dalam peradaban Islam. Intip sejarah bukit Shafa dan Marwah di bawah ini!
Bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah haji, bukit Shafa dan bukit Marwah merupakan tempat yang penting. Pasalnya kedua bukit ini pernah menjadi saksi dari pengorbanan seorang ibu untuk menyelamatkan anaknya ditengah situasi kehausan, yakni kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail
Bukit Shafa dan Marwah adalah tempat dimana para jemaah haji melakukan sa’i. Sa'i sendiri termasuk salah satu rukun haji yang harus dijalankan oleh orang-orang yang tengah menjalankan ibadah haji.
Sa’i merupakan kegiatan berlari-lari kecil mengelilingi bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali seperti halnya yang dilakukan oleh Siti Hajar ketika dirinya bersama Nabi Ismail ketika ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim ditengah gurun.
Kedua bukit ini bukan saja penting karena merupakan tempat dalam kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail, tetapi bukit Shafa dan Marwah juga jadi tempat diturunkannya Nabi Adam ke dunia pada saat dirinya melanggar perintah Allah karena memakan buah khuldi.
Sejarah Bukit Shafa dan Marwah
Sejarah bukit Shafa dan Marwah tidak bisa lepas dari apa yang dilakukan oleh Siti Hajar ketika dirinya bersama Nabi Ismail kehabisan stok makanan dan minuman di tengah gurun. Karena tidak ada lagi stok makanan dan minuman, Siti Hajar pun tidak bisa menyusui Nabi Ismail yang pada saat itu masih bayi, sehingga Nabi Ismail pun terus menangis karena kelaparan.
Siti Hajar kemudian berinisiatif untuk berlari-lari kecil mengitari Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari sumber air yang bisa diminum, sambil berteriak barangkali ada orang di tengah gurun tersebut yang bisa membantu mereka untuk mendapatkan asupan makanan ataupun minuman.
Usaha yang dilakukan okeh Siti Hajar pun tidak mendapatkan hasil apa-apa. Kemudian Siti Hajar bergegas untuk kembali untuk melihat kondisi Nabi Ismail yang ditinggalkannya di tengah gurun. Setelah Siti Hajar kembali dari usaha mencari air dan makanan, dirinya dikejutkan oleh munculnya sebuah pancuran air dari dalam tanah di dekat tempat Nabi Ismail berada.
Pancuran air itu mengalir cukup deras hingga menggenangi lahan tandus disekitarnya. Siti Hajar pun akhirnya langsung meminum air tersebut untuk mneghilangkan dahaga dan laparnya, dan setelah meminum air itu dirinya bisa kembali menyusui Nabi Ismail.
Tidak hanya itu, pancuran air tersebut tidak pernah mengering meskipun air tersebut terus digunakan oleh para pengunjung yang datang ke Kota Makkah, dan hingga saat ini air itu dikenal dengan sebutan ar zamzam.
Itulah sekilas tentang sejarah bukit Shafa dan Marwah yang merupakan tempat dilaksanakannya sa’i.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Dubes Palestina: Bu Retno Lebih Palestina daripada Saya
B-FILES
Usaha Pencegahan Stunting dari Hulu ke Hilir Melalui Penetrasi Teknologi Akuakultur pada Budidaya Ikan
Luciana Dita Chandra MurniAnak Blasteran
Paschasius HOSTI PrasetyadjiMengatasi Masalah Kesehatan Wanita Buka Peluang Tingkatkan Kehidupan dan Perekonomian
Raymond R. Tjandrawinata