Ratusan orang meninggal, puluhan WNI mengungsi akibat gempa Jepang

korban gempa jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Sejumlah polisi mencari para korban gempa yang masih tertimbun reruntuhan banguan di Wajima, Prefektur Ishikawa, 7 Januari 2024.

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat pada 1 Januari 2024 di Jepang telah meningkat hingga mencapai 161 orang, kata pihak berwenang. Sebelumnya, pada Minggu (07/01), jumlah korban meninggal dilaporkan sebanyak 120 orang.

Upaya terus dilakukan untuk menemukan orang-orang yang masih hilang seminggu setelah gempa melanda. Per Senin (08/01), jumlah orang hilang telah menurun dari 195 orang menjadi sedikitnya 100 orang.

Namun cuaca buruk berupa hujan lebat dan salju - yang memicu peringatan akan tanah longsor dan runtuhnya bangunan - menghambat kinerja tim penyelamat.

Gempa Jepang

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar, Tim penyelamat mengevakuasi korban gempa.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Semenanjung Noto yang merobohkan bangunan dan memicu kebakaran besar.

Mayoritas korban berada di Kota Wajima dan Suzu yang terkena dampak paling parah.

Struktur rumah yang terbuat dari kayu tidak dibangun untuk tahan gempa bumi besar yang acap melanda negara tersebut.

"Kami tidak akan menyerah," kata Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida setelah pertemuan dengan para pejabat terkait pada Jumat.

Kishida mendesak para tim penyelamat dan orang-orang yang terlibat untuk menolong masyarakat yang terdampak.

Gempa pada Senin (01/01) malam juga memicu tsunami kecil yang membanjiri setidaknya 120 hektare lahan, ungkap Kementerian Pertanahan Jepang.

Jepang mengatakan akan menghabiskan 4,74 miliar yen sebagai cadangan anggaran untuk membantu para korban.

Elsa, si anjing penyelamat, membantu petugas pemadam kebakaran mencari orang-orang yang diduga berada di reruntuhan rumah di Kota Wajima, Prefektur Ishikawa pada Kamis, 4 Januari 2024.

Sumber gambar, KAZUHIRO NOGI/AFP

Keterangan gambar, Elsa, si anjing penyelamat, membantu petugas pemadam kebakaran mencari orang-orang yang diduga berada di reruntuhan rumah di Kota Wajima, Prefektur Ishikawa pada Kamis, 4 Januari 2024.

51 WNI di Prefektur Ishikawa masih mengungsi

KBRI Tokyo menyampaikan sebanyak 51 WNI masih mengungsi dari kediaman mereka di Prefektur Ishikawa pascagempa berkekuatan 7,6 atau 7 dalam skala intensitas seismik Jepang. Sebelumnya ada 183 WNI yang tinggal di sejumlah lokasi pengungsian yang tersebar di Kota Ogi, Suzu, Saikai, Wajima, Nanao, Anamizu, Uchinada, Nakanoto, dan Naomi.

Salah satunya Indria Fukuda, yang tinggal di Kota Noto, yang tak jauh dari pusat gempa di Semenanjung Noto di pesisir Laut Jepang.

Ia tinggal di pengungsian yang bertempat di kantor RW sejak hari pertama gempa pada 1 Januari lalu. Pasokan listrik dan gas masih lancar tetapi aliran air terputus.

“Air minum dari pemerintah ada bantuan…alhamdulillah untuk minum dan wudhu.. Kalau untuk (menyiram) di WC ketika buang air itu mengambil air dari sungai yang ada di dekat sini,” jelas Indria, seraya menambahkan bahwa ketersediaan makanan bagi warga cukup banyak.

Wajima

Sumber gambar, REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Keterangan gambar, Seorang warga Jepang bersiap mengumpulkan air dari selokan untuk digunakan di toilet, pasca gempa bumi, di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, 6 Januari 2024

Indria mengaku rumahnya hanya mengalami kerusakan ringan pada dinding, tetapi memilih tinggal di pengungsian bersama dengan keluarga lainnya yang seluruhnya adalah orang Jepang, termasuk dua anak, ibu mertua, dan saudara mendiang suaminya.

Kepada wartawan Sri Lestari di Jepang yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Indria mengatakan belum memastikan kapan akan kembali tinggal di rumahnya.

Sementara itu, Bambang Irawan, pekerja Indonesia yang tinggal di Kota Wajima terpaksa mengungsi di sebuah SMP setelah gempa terjadi pada Senin (01/01) lalu hingga Jumat (05/01).

Apartemen yang ditinggalinya bersama enam rekannya lantainya miring dan dindingnya retak di lantai dua, sementara di lantai satu temboknya sudah jembol karena guncangan gempa.

Wajima

Sumber gambar, REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Keterangan gambar, Seorang perempuan yang rumahnya rusak akibat gempa membawa barang-barangnya saat menuju ke pusat evakuasi, di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, 5 Januari 2024. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Saat gempa terjadi ada lima WNI di apartemen tersebut, sementara dua lainnya tengah berada di Kanazawa untuk liburan tahun baru.

Tak lama setelah gempa kedua, ia dan rekannya menuju ke sekolah terdekat yang ditetapkan pemerintah Jepang sebagai lokasi pengungsian. Pada malam pertama, mereka harus melewati malam yang dingin karena keterbatasan fasilitas di lokasi pengungsian.

“Waktu hari pertama cuma dapat tiga selimut untuk lima orang, hari kedua nekat ke apato (apartemen) ambil selimut walaupun masih ada gempa susulan,” jelas Bambang kepada wartawan Sri Lestari di Jepang.

Apartemen tempat Bambang dan rekan-rekannya tinggal berada tak jauh dari lokasi kebakaran yang menghanguskan ratusan bangunan.

Media NHK melaporkan sekitar 100 bangunan hancur akibat kebakaran besar yang terjadi setelah gempa. Guncangan gempa di kota itu mencapai 6 kuat dalam skala intensitas seismik Jepang.

Baca juga:

Sementara untuk bantuan makanan di lokasi pengungsian, menurut Bambang, pasokan terbatas hingga hari ketiga setelah bencana, yaitu berupa makanan kecil dan roti. Mulai Kamis (04/01) hingga Jumat (05/01) bantuan makanan yang tersedia di lokasi pengungsian mulai berlimpah.

Ketika wawancara dilakukan pada Jumat (05/01) malam waktu Jepang, Bambang dan rekan-rekannya dipindahkan ke Kota Kanazawa oleh Perusahaan tempatnya bekerja.

Aliran listrik, gas, dan air pascagempa belum sepenuhnya pulih di sejumlah kota yang terdampak.

Di Kota Suzu, pada malam pertama setelah gempa 1 Januari lalu sebanyak 18 WNI terpaksa bermalam di tengah udara yang dingin dan bersalju.

Pada hari berikutnya mereka sudah kembali ke asrama tetapi masih mengalami pemadaman listrik, seperti disampaikan Rizal Sokobiki.

Wajima

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Sejumlah warga yang datang dari Prefektur Okayama secara sukarela memasak makanan untuk para pengungsi di pusat evakuasi, setelah gempa bumi, di Wajima, Prefektur Ishikawa,

“(Listrik) belum nyala, gas juga belum ada, sementara ini teman-teman masak pakai kayu bakar,” jelas Rizal yang bekerja di kapal penangkap ikan.

Ia mengatakan telah mendapatkan bantuan makanan dari pos pengungsian berupa roti dan air sebanyak tujuh kardus. “Itu untuk kita semua disini, untuk tiga hari ke depan, tetapi tinggal di asrama dan hanya ke tempat pengungsian untuk men-charge hp,” kata Rizal.

KBRI Tokyo memberikan bantuan melalui perwakilan WNI di Prefektur Ishikawa sejak hari kedua pascagempa dan pada Jumat (05/01) tim KBRI Tokyo baru dapat menyerahkan bantuan dan pendataan WNI di wilayah yang terdampak gempa secara langsung.

Duta besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, meminta WNI untuk memberikan informasi jika ada kerabat atau rekan yang tinggal di Ishikawa dan sekitarnya yang belum dapat dihubungi ke nomor hotline KBRI Tokyo yaitu +818035068612, KJRI Osaka: +818031131003.

Pasukan Bela Diri Jepang berjalan dengan seekor anjing untuk mencari korban gempa di kota Wajima, Prefektur Ishikawa, pada Jumat, 5 Januari 2024.

Sumber gambar, TOSHIFUMI KITAMURA/AFP

Keterangan gambar, Pasukan Pertahanan Jepang berjalan dengan seekor anjing untuk mencari korban gempa di kota Wajima, Prefektur Ishikawa, pada Jumat, 5 Januari 2024.

Foto-foto yang diunggah oleh Pasukan Pertahanan Jepang menunjukkan pasukan memuat makanan, air minum, dan perlengkapan mandi ke truk yang berjejer di jalan. Pasukan juga terlihat membersihkan lumpur dan puing-puing dari jalan yang terkena longsor.

Dalam foto lain, tentara terlihat membawa korban selamat dengan tandu melewati jalan yang tertutup salju.

BBC melihat kerusakan parah saat berkunjung ke Wajima pada hari Rabu, di mana beberapa rumah dan kendaraan hancur tertimpa beton yang runtuh. Banyak rumah kayu tradisional tua di kota itu runtuh.

Kota berpenduduk 23.000 jiwa ini kini menyerupai kota hantu karena sebagian besar orang mengindahkan peringatan evakuasi dini, ketika diperkirakan akan terjadi tsunami.

Perempuan berusia 80-an tahun ditemukan selamat di bawah reruntuhan rumah

Seorang perempuan berusia 80-an tahun berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang runtuh di Kota Wajima, Jepang, 72 jam setelah gempa dahsyat meluluhlantakan kawasan itu pada 1 Januari 2024.

Stasiun publik NHK menayangkan video perempuan tersebut diangkat dari reruntuhan rumahnya.

Tim penyelamat berpacu dengan waktu dalam upaya mencari korban selamat, karena masa kritis tiga hari kini telah terlampaui.

Banyak orang diperkirakan terjebak di bawah rumah mereka yang runtuh - kebanyakan di kota Suzu dan Wajima.

Seorang pria berjalan di sepanjang bagian Rute 249 yang rusak di tengah tiang listrik yang tumbang pada Kamis, 4 Januari 2024 di Kota Wajima, Jepang.

Sumber gambar, Buddhika Weerasinghe/Getty

Keterangan gambar, Seorang pria berjalan di sepanjang bagian Rute 249 yang rusak di tengah tiang listrik yang tumbang pada Kamis, 4 Januari 2024 di Kota Wajima, Jepang.

Perempuan berusia 80-an tahun itu dilaporkan terjebak di lantai dasar rumahnya sejak gempa terjadi.

Setelah 72 jam, peluang menemukan orang dalam keadaan hidup menurun drastis.

PM Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Kamis (04/01) bahwa 150 orang telah berhasil diselamatkan sejauh ini, dan menurutnya tim penyelamat akan melanjutkannya guna menyelamatkan sebanyak mungkin orang.

Gempa pada Senin (01/01), yang diikuti oleh serangkaian gempa susulan, melukai sedikitnya 330 orang, menurut Kantor berita AFP.

Lebih dari 30.000 orang di daerah yang terdampak gempa masih berada di tempat penampungan, dan beberapa kota dilaporkan kekurangan air, listrik dan koneksi internet.

Berkunjung ke kota 'hantu' Wajima yang luluh lantak akibat gempa dan tsunami

Di pusat kota Wajima, sisa-sisa dari pasar lama masih membara, seolah-olah baru saja terjadi ledakan, menyapu bersih area seluas lapangan sepak bola tersebut.

Kebakaran berlangsung ketika gempa terjadi pada 1 Januari 2024 atau persis di hari Tahun Baru dan langsung menyebar, membakar kios-kios kayu dan beberapa rumah di sekitarnya.

Pecahan-pecahan besi berserakan di antara hamparan abu.

Petugas pemadam kebakaran masih menyisir puing-puing yang mengeluarkan asap, memeriksa api yang belum padam.

Di seluruh kota, rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu tradisional retak bahkan ada yang runtuh lantaran tidak dibuat untuk tahan terhadap gempa bumi yang kerap terjadi di Jepang.

BBC News membutuhkan waktu dua hari untuk bisa sedekat ini ke pusat gempa, yang merupakan gempa terkuat dalam 12 tahun terakhir.

Kami sudah tidak bisa menghitung berapa kali kami terpaksa berputar karena kondisi jalan yang rusak parah.

Kota Wajima

Sumber gambar, Getty

Keterangan gambar, Seorang pria berjalan di dekat banyak bangunan yang hancur di Kota Wajima, Rabu (03/01) akibat kebakaran setelah gempa.
Asap mengepul setelah kebakaran berskala besar di satu kawasan di Wajima, Prefektur Ishikawa pada 2 Januari 2024, sehari setelah gempa besar berkekuatan 7,5 skala Richter melanda wilayah Noto di Prefektur Ishikawa.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Asap mengepul setelah kebakaran berskala besar di satu kawasan di Wajima, Prefektur Ishikawa pada 2 Januari 2024, sehari setelah gempa besar berkekuatan 7,5 skala Richter melanda wilayah Noto di Prefektur Ishikawa.
Kota Wajima

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Seorang perempuan mengambil foto di dekat bangunan di Kota Wajima yang hancur akibat gempa, Rabu (03/01).
Anjing pelacak digunakan untuk menemukan orang yang hilang.

Sumber gambar, JIRO AKIBA/BBC

Keterangan gambar, Anjing pelacak digunakan untuk menemukan orang yang hilang.

Hal ini menghambat upaya penyelamatan. Tim pencari dengan anjing pelacak tiba di Kota Wajima hanya beberapa jam sebelum kami.

Mereka menghabiskan siang hari mencari rumah-rumah yang roboh, satu per satu, tidak tahu apakah ada orang di dalam rumah atau ada yang selamat.

Kurangnya informasi memperlambat kerja mereka untuk menemukan penyintas.

Salah satu warga, Keiko Kato, berlari menyambut tim penyelamat. Kerabat suaminya terperangkap di salah satu rumah bersama bibinya yang berusia 95 tahun, keponakan, dan putrinya.

Gempa Jepang

Dia berkata belum mendengar kabar dari mereka sejak gempa terjadi dan telah mencari di sebagian besar pusat tempat evakuasi, namun sia-sia.

Sementara rumah kerabatnya itu telah hancur, anjing pelacak tidak bisa masuk ke dalam, dan tim harus melanjutkan pencarian.

"Setidaknya mereka tidak menemukan mayat," katanya seraya menambahkan: "Masih ada harapan."

Warga lain juga berdatangan, memohon kepada para pekerja untuk memeriksa rumah keluarga mereka.

Kota Wajima

Sumber gambar, Gettty

Keterangan gambar, Petugas pemadam kebakaran melarikan diri dari gedung yang tiba-tiba runtuh akibat gempa susulan di Wajima, Jepang, Rabu (03/01).

Wajima kini menyerupai kota hantu.

Kebanyakan dari mereka mengindahkan peringatan dini untuk melakukan evakuasi dan kini rumah mereka rusak parah atau tidak aman untuk ditinggali.

Tak ada orang, mobil dan alarm rumah, kehancuran yang diakibatkan oleh gempa, menjadi satu-satunya pemandangan di sini.

Meskipun di ujung salah satu jalan, mesin penjual otomatis yang masih hidup memainkan musik riang berulang-ulang.

Kota Wajima memiliki angka kematian terbesar sejauh ini, dengan lebih dari 30-an kematian terkonfirmasi, namun jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat.

Beberapa bagian di kota ini masih terputus akibat jalan rusak dan tanah longsor sehingga bantuan tidak bisa menjangkau masyarakat.

Daerah lain di Semenanjung Noto yang terpencil di pantai barat Jepang – lokasi gempa – juga terisolasi. Lebih jauh ke wilayah utara, Kota Suzu tidak dapat diakses melalui jalan darat dan skala kerusakannya belum diketahui pasti.

Menurut walikota baru tersebut, Masuhiro Izumiya, hampir tidak ada rumah yang utuh. Sekitar 90% atau seluruhnya roboh, katanya. Tsunami kecil melanda kota ini satu menit setelah gempa.

Toshio Iwahama takut akan gempa susulan

Sumber gambar, BBC

Keterangan gambar, Toshio Iwahama takut akan gempa susulan.

Makanan dan bantuan tiba dengan perahu, tetapi pejabat setempat mengatakan kepada BBC News bahwa mereka harus pergi dari rumah ke rumah untuk mengecek korban yang selamat.

Lebih dari 30.000 orang masih berada di tempat penampungan dan beberapa kota kekurangan air, listrik, dan koneksi internet.

Seorang perempuan berlindung di pusat evakuasi di Kota Wajima bersama suaminya yang menderita luka bercerita kepada BBC News bahwa di sini tidak terdapat cukup makanan serta air. Antrean di satu-satunya toko yang buka mengular hingga ke jalanan.

Pada Rabu (03/01), Perdana Menteri Fumiko Kishida mengumumkan rencana untuk melipatgandakan jumlah personel militer dan penyelamat yang memberikan bantuan.

Dia mengakui upaya penyelamatan terhambat oleh jalan yang rusak parah.

Jepang adalah salah satu negara paling aktif secara seismik di dunia dan aktivitas di sekitar Semenanjung Noto telah meningkat sejak akhir tahun 2020.

Telah terjadi lebih dari 500 gempa kecil dan menengah di sini selama tiga tahun terakhir. Hal ini menimbulkan rasa aman yang palsu di antara sebagian orang yang tinggal di sini.

"Kami selalu mengalami gempa bumi di sini, tapi saya tidak mengira akan terjadi gempa sebesar ini," ujar Toshio Iwahama, yang rumahnya rusak parah. "Saya tidak menganggapnya serius. Saya kira kita aman."

Toshio berusia 82 tahun dan baru saja menjanda, dia khawatir tentang bagaimana dia akan membayar biaya perbaikan rumahnya.

Sekarang yang menjadi perhatiannya adalah gempa susulan. Sudah terjadi lebih dari 200 gempa susulan sejak gempa terjadi pada Senin kemarin.

Alarm peringatan berbunyi dari ponselnya tepat sebelum tanah berguncang dan memaksa orang keluar rumah. Beberapa merasa khawatir untuk bersembunyi di dalam rumah.

Banyak rumah dari kayu tradisional hancur dan bangunan bertingkat juga roboh di Wajima.
Keterangan gambar, Banyak rumah dari kayu tradisional hancur dan bangunan bertingkat juga roboh di Wajima.

Namun kenangan akan gempa bumi besar di masa lalulah yang menghidupkan kembali trauma masyarakat, terutama gempa besar dan tsunami pada tahun 2011 yang memicu bencana nuklir Fukushima dan menewaskan hampir 20.000 orang.

Jepang telah menjadikan dirinya lebih tahan terhadap gempa bumi dan tsunami selama bertahun-tahun, begitu pula masyarakatnya.

Rumah, jalan, dan pembangkit listrik tenaga nuklir lebih aman, sementara warga lebih waspada dan sigap menghadapi gempa.

Akan tetapi gempa bumi yang terjadi pada Senin (01/01) menunjukkan gempa tersebut memiliki kekuatan yang mengejutkan dan menghancurkan negara tersebut.

Peristiwa ini menghancurkan harapan masyarakat di Semenanjung Noto bahwa mereka akan terhindar dari bencana besar, sehingga menimbulkan ketakutan terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.

Toshio Iwahama tahu sekarang dia berada di bawah kekuasaan Bumi, dan sayangnya dia tinggal di puncak Lingkar Api Pasifik.

Banyak rumah di Prefektur Ishikawa luluh lantak

Di kota pesisir Suzu di Prefektur Ishikawa, sekitar 90% rumah di kota itu "seluruhnya luluh lantak atau nyaris semuanya", kata Wali Kota Masushiro Izumiya kepada Kantor berita Kyodo.

Pasukan militer Jepang telah membagikan perbekalan, termasuk makanan, air dan selimut bagi mereka yang harus meninggalkan rumah mereka.

Pemerintah Jepang mengatakan bahwa 57.360 orang harus dievakuasi.

Sejauh ini puluhan ribu makanan sudah dikirimkan ke seluruh wilayah yang terdampak.

Dan gempa susulan masih berlanjut hingga Selasa.

Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi, memperingatkan masyarakat agar "waspada" terhadap gempa yang lebih besar lagi "dengan intensitas hingga 7 skala Richter", setidaknya dalam tujuh hari mendatang.

Kota Wajima

Sumber gambar, Getty

Keterangan gambar, Seorang pria menyeberang jalan di depan bangunan yang runtuh di Kota Wajima, Jepang, Rabu (03/01).

Pada Selasa (02/01) sore, Prefektur Ishikawa, yang berjarak 155km dari selatan Semenanjung Noto, mengalami gempa berkekuatan 4,9.

Peringatan gelombang tsunami yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang pada Senin kemudian diturunkan peringkatnya.

Pada Selasa, semua peringatan tsunami di sepanjang Laut Jepang telah dicabut, yang berarti tidak ada lagi risiko adanya kejadian serupa.

Warga Jepang yang terkena dampak gempa membagikan pengalamannya saat gempa mengguncang dalam beberapa menit.

Seorang warga Nanao berusia 82 tahun, Toshio Iwahama, mengatakan kepada BBC bahwa sebagian rumah kayunya runtuh.

Ia mengatakan, meski telah berkali-kali mengalami gempa, ia belum pernah mengalami guncangan sebesar ini.

Warga Inggris Emma Ward, 41, yang sedang berlibur bermain ski di desa resor Hakuba, mengatakan gempa terjadi "tanpa peringatan", sehingga kelompoknya berlindung di bawah meja di sebuah kafe.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa intensitas gempa telah menyebabkan orang-orang meninggalkan gedung tersebut.

“Bagian terburuk dari gempa adalah kita tidak mengetahui seberapa kuat gempa yang akan terjadi. Ini adalah pengalaman yang sangat menakutkan,” kata Ward.

Gempa Jepang

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar, Seorang warga berjalan di depan bangunan rumah yang roboh akibat gempa.

'Upaya penyelamatan terkendala jalan-jalan yang rusak'

Upaya penyelamatan masih berlangsung di Jepang setelah sedikitnya 77 orang meninggal akibat gempa dahsyat yang melanda negara itu, Kamis (04/01). Rumah-rumah roboh, gedung-gedung terbakar dan jalan-jalan yang rusak parah, menghambat upaya penyelamatan korban.

Pusat gempa berkekuatan 7,6 SR di semenanjung Noto, di wilayah Jepang tengah.

Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, mengatakan upaya penyelamatan darurat saat ini "berpacu dengan waktu" guna menyelamatkan para korban.

Dia juga mengatakan sekitar 3.000 orang tim penyelamat berusaha mencapai bagian Semenanjung Noto.

Pantauan pesawat helikopter memperlihatkan banyak terjadi kebakaran dan kerusakan dalam skala luas pada bangunan dan infrastruktur.

Gempa Jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Warga Jepang berjalan melintasi bangunan rumah yang roboh akibat gempa di Nanao, Prefektur Ishikawa, pada Selasa (02/01)

Korban jiwa akibat gempa besar yang memicu peringatan tsunami di Semenanjung Noto di dekat Prefektur Ishikawa, Jepang, terus bertambah.

Semua korban meninggal ditemukan di Prefektur Ishikawa, di pantai barat Honshu, pulau utama Jepang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan sekitar 1.000 anggota pasukan pertahanan Jepang kini berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan di wilayah terdampak gempa.

"Pasukan pertahanan akan menghadapi banyak kendala untuk mencapai area terdampak bencana karena ruas jalan rusak, tapi orang-orang yang terjebak di bawah bangunan harus diselamatkan sesegera mungkin sebelum bangunan roboh," ujar Kishida, Selasa (02/01).

"Saya telah memerintahkan pejabat pasukan pertahanan untuk melakukan apa yang dia bisa untuk mencapai area terdampak bencana," lanjutnya.

Kepala sekretaris kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengimbau rakyat Jepang agar waspada lantaran rentetan gempa ditengarai masih akan berlangsung hingga sepekan mendatang.

Keterangan video, Gempa Jepang: Cerita WNI di Jepang yang berlindung dan bertahan di tengah salju

Pasukan pertahanan Jepang kini sedang berupaya menjangkau Semenanjung Noto yang terisolasi akibat gempa melalui jalur laut.

Nobuko Sugimori, warga Jepang berusia 74 tahun di Kota Nanao berkata bahwa dia belum pernah merasakan gempa dengan kekuatan sebesar ini sepanjang hidupnya.

"Saya berusaha memegangi televisi supaya tidak terjatuh, tapi saya bahkan tidak bisa mempertahankan diri saya yang berayun kuat [akibat getaran gempa]," tutur Nobuko Sugimori kepada kantor berita Reuters.

Sampai Selasa (02/01), tidak ada lagi peringatan tsunami, dan statusnya diturunkan menjadi “imbauan”.

Ribuan orang yang tinggal di wilayah pesisir memilih bermalam di pusat evakuasi setelah diminta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi

Sebanyak 18 WNI yang tinggal di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa terpaksa bermalam di luar ruangan di atas bukit setelah gempa besar tersebut.

Bersama warga Jepang, mereka membuat api unggun untuk menghangatkan diri dari suhu musim dingin yang mencapai 0 derajat Celsius. Suhu diperkirakan akan lebih dingin lepas tengah malam waktu setempat.

Foto ini memperlihatkan jalan yang runtuh di dekat kota Shika, Prefektur Ishikawa, sehari setelah gempa besar.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Foto ini memperlihatkan jalan yang runtuh di dekat kota Shika, Prefektur Ishikawa, sehari setelah gempa besar.
Sebuah bangunan runtuh akibat gempa di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Sebuah bangunan runtuh akibat gempa di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang.
Bangunan rumah roboh akibat gempa di Nanao, Jepang, 2 Januari 2024.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Bangunan rumah roboh akibat gempa di Nanao, Jepang, 2 Januari 2024.

Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter.

Sejauh ini, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa pada Senin (01/01) pukul 16.21 waktu setempat, menurut kantor berita nasional NHK.

Kota Toyama di Prefektur Toyama juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 0,8 meter.

Sebelumnya, pemerintah Jepang sudah meminta agar para penduduk di wilayah pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar “evakuasi secepatnya ke dataran tinggi,” demikian dilansir NHK.

gempa, jepang,

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Bangunan rumah yang rubuh dan ruas jalan ruas jalan yang rusak di Kanazawa, Prefektur Ishikawa pada Selasa (02/01)
gempa, tsunami, Jepang

Sumber gambar, EPA-EFE/REX/Shutterstock

Keterangan gambar, Pemandangan setelah gempa di Kanazawa, Prefektur Jepang, Selasa (02/01).
gempa, tsunami, jepang

Sumber gambar, Reuters

'Ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit'

Rizal Sokobiki, salah satu dari 18 WNI yang terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengatakan listrik padam dan masih ada gempa susulan sehingga mereka memilih bertahan di luar ruangan.

Belasan WNI itu bekerja di kapal perikanan dan tinggal di asrama yang terletak di tepi pantai.

“Jaraknya dari laut itu dekat sekali, cuma 200 meter keliatan laut dari asrama menuju bukit. Karena ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit,” jelas Rizal Sokobiki, WNI asal Tuban, Jawa Timur kepada wartawan Sri Lestari yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Rizal menyebutkan lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Rizal Sokobiki, WNI di Jepang

Sumber gambar, Rizal Sokobiki

Keterangan gambar, Rizal Sokobiki, salah satu dari 18 WNI yang terpaksa bermalam di di atas bukit setelah gempa

Ia mengatakan hanya membawa sedikit air minum dan jajanan untuk bekal bermalam. Hingga wawancara dilakukan pada Senin (01/01) pukul 22.20 waktu setempat, ia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah Jepang.

Ketika gempa terjadi ia bersama rekan-rekannya tengah beristirahat di asrama karena tidak bertugas di laut.

“Semua anak-anak sedang istirahat di kamar masing-masing, ada yang sedang makan berhamburan lari semua.”

Selama dua tahun bekerja di Ishikawa, ia mengatakan baru kali ini merasakan gempa yang cukup besar.

gempa, jepang, tsunami

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Pengunjung supermarkert di Toyama berlindung saat gempa melanda wilayah tersebut

Sementara itu, Wawan Supriyanto, WNI yang tinggal di Kota Kahoku di Prefektur Ishikawa merasakan guncangan gempa ketika tengah berbelanja di toko peralatan rumah tangga.

Pria berusia 41 tahun ini mengatakan guncangan gempa itu membuat rangka baja di toko tersebut jatuh.

Baca juga:

Kahoku berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Noto. Ia mengatakan selama lima tahun tinggal di Ishikawa baru merasakan gempa sebesar ini.

“Kaget sekali…Baru hari ini saya merasakan gempa yang cukup besar sekali, sudah terbiasa, tapi kok makin kencang dan makin menakutkan," jelas Wawan.

"Gedung dirancang sedemikian rupa, akhirnya kita stay di sana, dan luar biasa gedenya sampai besi di atas saya itu jatuh. Kalau barang-barang sudah jatuh semua,” ujarnya kemudian.

Wawan Supriyanto
Keterangan gambar, Wawan dan keluarganya bermalam di mobil yang diparkir di service area

Wawan mengatakan setelah gempa, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami melalui email, sehingga ia dan keluarganya memilih tidak kembali ke apartemen dan menuju tempat yang lebih tinggi serta menjauh dari pantai.

Ia mengatakan apartemennya terletak dekat dengan pantai sehingga berisiko tinggi.

“Kita enggak berani balik ke apartemen karena kebetulan apartemennya itu dekat dengan pantai dan kita dapat peringatan dari pemerintah kota lewat email agar mengungsi, jangan kembali ke apartemen.”

Ketika wawancara dilakukan, Wawan dan keluarganya berada di mobil yang diparkir di service area bersama dengan warga Jepang lainnya. Ia mengatakan terus memantau situasi terkini melalui radio.

gempa, Jepang, tsunami

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Warga Jepang di Wajima beristirahat di aera terbuka setelah gempa bumi melanda wilayah tersebut

Hikmah Balbeid, WNI yang tinggal di Kota Kanazawa di Prefektur Ishikawa, mengatakan merasakan guncangan gempa yang sangat besar.

“Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya.

"Sofa bergeser tempatnya, cucian piring yang sudah kami cuci itu bergeser ke tempat cucian lagi, banyak yang jatuh, dan kami merasa ini gempa tidak sama dengan kayak biasanya,” jelas Hikmah.

Ia mengatakan listrik dan gas di rumahnya masih mengalir, tetapi terjadi pemadaman listrik dan gas di rumah tetangganya. Beberapa jam setelah gempa besar, gempa susulan masih dirasakan.

gempa, jepang, tsunami

Sumber gambar, Sri lestari

Keterangan gambar, “Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya," ujar Hikmah Balbeid

Hikmah mengatakan belum akan mengungsi, tetapi malam ini tengah berada di tempat pengungsian di sebuah banguan sekolah untuk mengunjungi temannya warga negara Mesir, Nagwa Fekri.

Nagwa yang tinggal di tepi sungai merasa khawatir dan memilih menginap di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah karena rumahnya hanya 2 lantai.

“Sejumlah orang akan pulang tapi kami akan menginap karena kami tidak yakin apa yang akan terjadi, karena setidaknya hingga 2 jam lalu masih ada gempa yang cukup kuat.

"Bahkan atap kami terbuat dari baja dan masih goyang. Saya tinggal selama 20 tahun di Ishikawa dan baru mengalami yang seperti ini.”

Hikmah Balbeid

Sumber gambar, Hikmah Balbeid

Keterangan gambar, Hikmah bersama warga lain yang bermalam di tempat pengungsian di sebuah banguan sekolah

WNI lain yang tinggal di Prefektur Tottori, Melli Suryanty mengatakan sempat ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah bersama dengan keluarganya.

“Ketika bunyi sirene/alarm kami sekeluarga langsung turun bersama tetangga yang dari Ethiopia.

"Peringatan tsunami disampaikan melalui pengeras suara dan diminta menjauh dari bibir pantai, mencari tempat yang aman. Alhamdulillah kami aman dan selamat.”

Melly dan keluarga kembali ke apartemen setelah gempa susulan mereda.

Tsunami Jepang

Sumber gambar, NHK

Keterangan gambar, Peringatan resmi mengatakan gelombang di beberapa tempat bisa mencapai 5 meter

Adapun saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia sedang berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk mengetahui dampak gempa dan tsunami di Jepang.

KBRI Tokyo mencatat terdapat 1.315 warga negara Indonesia yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Prefektur Toyama dan 1.132 di Prefektur Niigata, menurut Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Tokyo, Meinarti Fauzie.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan agar warga negara Indonesia tetap waspada atas gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat.

gempa, tsunami, jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Warga di Wajima mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di setelah peringatan tsunami dikeluarkan

Kebakaran besar dan orang-orang terjebak reruntuhan

Kebakaran besar terlihat terjadi di Wajima di Ishikawa pada Senin malam setelah gempa terjadi.

Departemen Pemadam Kebakaran Kota Wajima di Ishikawa mengatakan telah menerima sedikitnya 30 laporan tentang bangunan yang runtuh, lapor lembaga penyiaran publik Jepang NHK.

Sekretaris kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa.

Ia menegaskan, pihak berwenang masih mengumpulkan informasi mengenai kerusakan tersebut.

gempa, Jepang, tsunami

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Pemandangan yang diambil dari udara menunjukkan kebakaran di Wajima pada Senin (01/01) setelah gempa terjadi

Hingga saat ini, belum ada kabar mengenai jumlah korban secara keseluruhan.

Namun, juru bicara pemerintah mengatakan ada enam laporan kasus orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang runtuh.

Sejauh ini gempa tersebut telah mengakibatkan pembatalan jadwal perjalanan dan keberangkatan seluruh Shinkansen, pembatalan pendaratan di Bandara Niigata, dan terdapat sejumlah kerusakan di beberapa ruas jalan di Ishikawa.

gempa, jepang

Sumber gambar, Reuters

Gempa juga menyebabkan putusnya hubungan listrik dan berdampak pada sekitar 35.000 rumah tangga di ketiga prefektur tersebut.

Laporan dari kota Suzu, dekat pusat gempa di wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, menyebutkan banyak bangunan runtuh.

Foto-foto yang diambil usai gempa menggambarkan kerusakan pada bangunan Kuil Onohiyoshi dan sekitarnya di Kanazawa, Prefektur Ishikawa.

gempa, tsunami, jepang

Sumber gambar, Reuters

Sejumlah pejabat menambahkan bahwa banyak rumah di beberapa bagian prefektur telah runtuh.

Perusahaan kereta api milik negara, Japan Railways, juga telah menghentikan sementara jalur kereta cepat shinkansen antara Tokyo dan pusat gempa yakni daerah administrasi Ishikawa.

Serangkaian gempa melanda wilayah Noto pada Senin sore, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,7 pada pukul 16:06 waktu setempat, kata Badan Meteorologi Jepang.

Guncangan ini diikuti oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,6 dan setidaknya lima gempa susulan dalam waktu satu jam.

Gempa, tsunami, Jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Jalan raya yang rusak akibat gempa di Wajima, prefektur Ishikawa

'Seperti bencana di tengah makan malam Natal'

Jeffrey Hall, dosen di Universitas Kanda di Jepang, mengatakan dia merasakan getaran akibat gempa sekitar dua menit, meskipun gempa terjadi di wilayah lain di Yokohama.

Kepada BBC, dia mengatakan gempa bumi adalah “hal yang sangat, sangat serius” bagi Jepang dan “orang-orang sangat ketakutan”.

“Ini setara dengan gempa bumi besar dan tsunami yang terjadi di tengah jamuan makan malam Natal bagi masyarakat Inggris,” katanya.

Gempa, Jepang, tsunami

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Sebuah bangungan fasilitas komersial runtuh karena gempa di Kaga, prefektur Ishikawa

“Bagi orang Jepang, Tahun Baru adalah hari dimana semua orang berkumpul di rumah keluarga besarnya dan makan bersama.

"Pada pukul 16.30, hal ini terjadi. Ini merupakan gangguan besar. Di seluruh negeri, orang-orang melihat hal ini di TV bersama keluarga mereka. Ini sangat menakutkan."

Gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto

Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 ini merupakan gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto di prefektur Ishikawa sejak pencatatan dimulai pada tahun 1885, kata Badan Meteorologi Jepang.

Seorang pejabat badan tersebut juga mengatakan bahwa peringatan tsunami yang dikeluarkan sebelumnya adalah peringatan besar pertama sejak Maret 2011, ketika Jepang dilanda salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat.

Dia menambahkan, ada peningkatan risiko tanah longsor dan kebakaran di daerah yang terkena dampak.

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, telah memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi gempa susulan.

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di negara itu, Kansai Electric, mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah yang terkena dampak masih berfungsi normal.

gempa, jepang, tsunami

Sumber gambar, Reuters

Otoritas Regulasi Nuklir Jepang melaporkan tak ada penyimpangan dalam operasional pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang. Ini termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.

Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku di Ishikawa, yang terletak paling dekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa untuk pemeriksaan rutin dan sejauh ini tak ada dampak apa pun dari gempa tersebut, kata badan tersebut.

peta tsunami

Badan meteorologi Korea Selatan telah memperingatkan bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 m dapat melanda pantai timur negara itu antara pukul 18:29 hingga 19:17 waktu setempat.

Rusia telah mengeluarkan peringatan tsunami di kota pelabuhan timur jauh Vladivostok dan Nakhodka, kantor berita negara TASS melaporkan.

Pada tahun 2011, Jepang dilanda gempa berkekuatan 9,0 magnitudo dan tsunami yang melanda pesisir timur laut negara itu, menewaskan hampir 18.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Hal ini juga menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, di sisi timur pulau tersebut, yang dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Berita ini akan terus diperbarui.