Gempa dan tsunami Jepang – Cara masyarakat belajar dari gempa satu abad lalu

gempa jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Sebuah bangunan miring akibat gempa bumi di Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, 2 Januari 2024.

Sudah hampir 13 tahun berlalu sejak gempa bumi dahsyat dan tsunami memicu insiden kebocoran di pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, Jepang.

Namun kenangan akan gempa dahsyat tersebut masih segar dalam ingatan kolektif warga Jepang.

Pada Senin (01/01/2024) jutaan warga Jepang seakan mengalami kilas balik ketika gempa berkekuatan 7,6 mengguncang Prefektur Ishikawa dan peringatan tsunami mulai berbunyi.

Peringatan tsunami ini bukanlah suatu hal yang asing di Jepang.

Ketika saya pertama kali pindah ke Jepang, saya akan melompat dari tempat tidur jika ada guncangan sekecil apa pun di gedung kami.

Namun dalam hitungan bulan, saya bisa tertidur pulas meski gempa terjadi. Dan di Jepang, gempa dengan cepat menjadi bagian dari kehidupan. Anda akan terbiasa dengannya, sampai titik tertentu.

gempa Jepang

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Bangunan rumah roboh akibat gempa di Nanao, Jepang, 2 Januari 2024.

Akan tetapi, ada rasa penasaran yang kerap mengganggu benak warga Jepang. Kapan gempa besar berikutnya akan terjadi? Apakah gedung tempat tinggal kami cukup kuat?

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Bagi generasi saat ini, ketakutan dan kekhawatiran ini menjadi nyata pada 11 Maret 2011.

Selama dua menit bumi berguncang dengan intensitas yang tak pernah dibayangkan siapa pun sebelumnya. Dan itu berlangsung terus-menerus.

Siapa pun yang selamat dari gempa itu dapat memberi kesaksian betapa takutnya mereka saat itu. Namun hal yang lebih buruk terjadi tak lama kemudian.

Dalam 40 menit, gelombang tsunami pertama menghantam pesisir dan menyapu kota-kota serta desa yang berlokasi jauh dari bibir pantai. Peristiwa itu disiarkan televisi secara langsung melalui helikopter yang mengudara di Kota Sendai.

Baca juga:

Hari-hari berikutnya kabar yang lebih buruk bermunculan – pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dalam krisis. Ratusan ribu warga Jepang diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka.

Peristiwa saat itu meninggalkan trauma kolektif yang mendalam.

Beberapa bulan berikutnya saya mencari tempat tinggal baru di Tokyo. Istri saya mempelajari peta geologi untuk memahami di mana letak batuan terkuat, di dataran tinggi yang jauh dari sungai mana pun. Dia terobsesi dengan usia bangunan.

Keinginannya sangat jelas: “Kita mencari [rumah] yang dibangun setelah 1981.”

Ketika kami akhirnya pindah ke rumah yang dibangun pada 1985, kami mulai memasok makanan dan minuman. Di bawah wastafel kamar mandi kami, berdesakan kotak-kotak karton yang sudah dikemas sebelumnya dengan umur simpan lima tahun.

Gempa 2011 Jepang

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Gempa pada 2011 silam menyapu kota-kota di pesisir Jepang

Ketakutan dan kengerian yang terjadi pada 2011 kembali pada Senin silam.

Namun gempa terbaru ini juga merupakan kisah sukses Jepang yang luar biasa.

Baca juga:

Jepang tidak melaporkan kekuatan gempa berdasar magnitudo, namun seberapa kuat tanah bergetar. Skala gempa berkisar 1 hingga 7. Gempa yang terjadi pada Senin di Ishikawa menyentuh skala maksimum, 7.

Kerusakan jalan dan jembatan dilaporkan terjadi di mana-mana. Gempa itu juga memicu tanah longsor di sejumlah wilayah. Namun mayoritas bangunan masih tegak berdiri.

Dampak gempa Jepang pada 2024

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Dua warga Jepang melintasi bangunan yang roboh akibat gempa pada 1 Januari 2024
Gempa, tsunami, Jepang

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Situasi di Prefektur Ishikawa setelah gempa terjadi pada 1 Januari 2024

Di kota-kota besar seperti Toyama dan Kanazawa, kehidupan telah kembali seperti sedia kala.

Baca juga:

Saya berbicara dengan seorang teman yang tinggal di kota terdekat, Kashiwazaki. “Itu sangat menakutkan,” ujarnya kepada saya.

“Sejauh ini itu adalah gempa terbesar yang pernah saya rasakan. Dan kami harus evakuasi dari pinggir pantai. Tapi kami sudah kembali ke rumah dan semuanya baik-baik saja.”

Pembelajaran dari gempa satu abad lalu

Walau sejumlah bangunan rusak akibat gempa terkini, mayoritas masih tegak berdiri. Bagaimana mungkin?

Jika ditarik ke belakang, keberhasilan teknik konstruksi Jepang sejatinya telah dimulai seabad lalu pada 1923, kala sebuah gempa besar mengguncang Tokyo.

gempa jepang

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Situasi di Prefektur Ishikawa setelah gempa terjadi pada 1 Januari 2024
gempa Jepang

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Situasi di Prefektur Ishikawa setelah gempa terjadi pada 1 Januari 2024

Gempa Besar Kanto, begitu gempa itu dikenal oleh masyarakat Jepang, meluluhlantakkan sejumlah kota di negara tersebut. Bangunan yang terbuat dari bata modern yang dibangun menurut standar Eropa runtuh.

Imbas dari gempa besar itu, pemerintah Jepang untuk pertama kalinya membuat peraturan tentang bangunan tahan gempa. Sejak saat itu, bangunan baru perlu diperkuat dengan baja dan beton. Bangunan kayu diharuskan memiliki balok yang lebih tebal.

Tiap kali negara ini dilanda gempa besar, pemerintah Jepang mempelajari kerusakan yang ditimbulkan dan memperbarui peraturan. Salah satu perubahan besar dilakukan pada 1981 ketika semua bangunan baru diharuskan memiliki tindakan isolasi seismik.

Dan berikutnya, setelah gempa Kobe pada 1995, lebih banyak pelajaran telah dipetik.

Ukuran keberhasilannya adalah saat gempa dahsyat berkekuatan 9,0 terjadi pada 2011, tingkat guncangan di Tokyo mencapai 5, sama seperti guncangan yang dialami ibu kota Jepang tersebut pada 1923.

Gempa 2011 Jepang

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Wilayah Yuriage terdampak oleh gempa dan tsunami yang menerjang Jepang pada 11 Maret 2011

Pada 1923, kota itu rata dengan tanah – 140.000 orang meninggal dunia. Pada 2011 bangunan pencakar langin bergoyang, jendela bergetar, tapi tak ada bangunan besar yang roboh. Korban meninggal yang berjumlah ribuan orang, disebabkan oleh tsunami bukannya guncangan di darat.

Dalam gempa yang terjadi Senin silam, ada foto-foto dari Ishikawa yang menampilkan rumah-rumah kayu tua hancur akibat gempa.

Sebuah bangunan modern roboh, meskipun media dengan cepat menyebutkan bahwa bangunan tersebut dibangun pada tahun 1971. Beberapa orang dilaporkan tewas. Banyak yang terluka.

Namun sulit membayangkan negara lain di dunia yang bisa mengalami gempa seperti itu tanpa terkena dampak yang lebih parah.