Gunung Anak Krakatau Akan Meletus dan Gempa 8 SR Ternyata Hoaks, Ini Sejarahnya

- Rabu, 30 September 2020 | 12:38 WIB
Infografis Gunung Krakatau.
Infografis Gunung Krakatau.

BANTENG, AYOBANDUNG.COM -- Warga Banten dihebohkan dengan voice note di grup WhatsApp yang menyebutkan akan ada letusan di Gunung Anak Krakatau dan gempa 8 skala richter. Hingga saat ini, seseorang yang bicara dan menyebarkan hal itu belum diketahui.

Namun, dalam pesan suara 1.34 menit tersebut terdengar suara seorang pria yang mengaku bernama Andre mendapat info resmi dari BMKG melalui Sekda terkait Gunung Anak Krakatau yang akan meletus dalam waktu dekat. Namun, tidak disebutkan Sekda mana yang dimaksud.

Berikut isi pesan suara tersebut:

Assalamualaikum saudara-saudaraku, ini Andre. Aku baru dapat kabar dari Sekda Provinsi beliau dapat data resmi dari BMKG yang memperkirakan kalau Gunung Krakatu itu akan ada letusan yang mengakibatkan gempa dalam waktu dekat. Belum tau apakah hari ini atau dalam beberapa hari atau beberapa minggu ke depan. Besarnya gempa itu di atas 8 skala richter.

Yang perlu diingat, bahwa gempa di Liwa itu 6,5 (skala richter). Nah yang ini di atas 8. Artinya keluarga-keluarga kita yang ada di dekat sekitaran pantai diingatkan. Karena sekarang ini Sekda sudah memperingatkan instansi terkait di Badan Penanggulangan Bencana untuk menentukan titik-titik koordinat, titik-titik penyelamatan.

Jadi, tolong untuk disampaikan ke keluarga-keluarga kita yang ada di bawah, kalau di atas 8 (skala richter) itu, kalau dulu 6,5 Liwa hancur, kalau di atas 8 itu mungkin ada yang retak-retak bangunan.

Jadi mohon untuk ditindaklanjuti karena ini bukan hoax tapi data resmi. Mudah-mudahan perkiraannya salah, tapi ini perkiraan resmi dari BMKG, informasinya dari Sekda Provinsi hari ini sore ini.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati menegaskan, pesan suara tersebut adalah hoaks.

Bahkan, pesan suara tersebut pernah beredar pula usai tsunami Selat Sunda di akhir 2018.

"Rekaman itu pernah beredar usai terjadi tsunami akhir tahun 2018. Tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau yang menerjang pesisir pantai barat Banten," ucapnya kepada awak media, Selasa (29/9/2020) malam.

Bahkan, menurutnya, pesan suara yang beredar tersebut justru tidak berdasar pada sumber yang jelas. Lantaran hanya menyebut nama BMKG dan Sekda Provinsi, tanpa menyebutkan nama daerahnya.

Dia pun meminta agar masyarakat Banten khususnya yang berada di wilayah pesisir untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang tidak jelas sumbernya.

Menurutnya, jika kabar tersebut berasal dari BMKG, justru BMKG akan lebih dulu memperingatkan semua pihak terkait, termasuk kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi jika ada hal-hal yang bersifat urgensi.

"Semoga masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya alias hoaks," ungkapnya.

Halaman:

Editor: M. Naufal Hafizh

Tags

Rekomendasi

Terkini

X