AKURAT.CO Jarang tampil di depan publik, aktris, penulis, dan sutradara Djenar Maesa Ayu tiba-tiba muncul di Toko Buku Gramedia Central Park Mall, Slipi, Jakarta Barat, dalam acara peluncuran buku Kumpulan Cerita Pendek (cerpen) Korea bertajuk New York Bakery, Kamis (29/9).
Berbusana santai minimalis dengan celana jeans buntung di atas lutur dipadu dengan t-shirt berwarna hitam dan switer yang diikatkan di pinggang, ibu dua anak itu didaulat membaca salah satu cerpen bertema seks.
Dalam buku yang diterbitkan atas kerjasama penerbit Gramedia dan Korea Foundation dengan penerjemah Prof Koh Young Hun dan dosen Fakultas Ilmu Budaya UI Maman S Mahayana itu, termuat 14 cerpen dengan berbagai tema.
Penampilan Djenar yang nyantai juga dibarengi dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos. Misalnya, sebelum mulai membaca cuplikan cerpen berjudul Metamorfosis yang menggambarkan suasana adegan mesra di ranjang, dia meminta maaf kalau membacanya tidak terlalu jelas karena sedang sakit gigi.
“Kalau menurut Mirna , editor di Gramedia yang juga sahabat saya dan paling tahu saya, begitu tahu saya sakit gigi dia bilang, pasti kurang seks,” guraunya yang disambut tawa pengunjung. Mirna Yulistianti yang disebut namanya hanya senyum-senyum di jajaran bangku belakang.
Di tengah asyik membaca, tiba-tiba mikrofon yang digunakan Maesa tak mengeluarkan suara. Setelah diotak-atik beberapa saat dan berbunyi kembali, Djenar nyeletuk,”kayaknya miknya juga kurang sex.” Kali ini tawa pengunjung lebih keras.
Itulah gaya Djenar agaknya tak asing di mata penggemarnya. Beberapa karyanya dinilai kontroversial karena tak tabu untuk melukiskan adegan intim di ranjang atau alat vital perempuan.
Bagi Djenar, karya-karyanya itu –antara lain “Satu Perempuan 14 Laki-laki” dan “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu”, adalah sebagai media menyatakan kejujuran terhadap diri sendiri atas apa yang ia alami dan rasakan.
Sedang sibuk apa nih sekarang? “Saya sedang menyiapkan film “Aku” yang skenarionya digarap ayah saya,” kata putri almarhum Sjumandjaja kelahiran 1973 itu kepada Akurat.co.
Sjumandjaja adalah sutradara film kenamaan di era ‘70-an. Buku skenario “Aku” pernah diterbitkan oleh Gramedia. Judulnya dipetik dari salah satu puisi karya penyair Puisi Chairil Anwar. Skenario ini memang menyingkap kehidupan penyair “binatang jalang” itu yang masa hidupnya cukup singkat, 26 tahun, namun penuh warna.
“Saya sedang sedang terus membaca ulang skenario itu dan melakukan berbagai persiapan sampai tahun 2020. Mulai syuting pada 2021. Jalannya masih panjang jadi saya belum bisa ngomong banyak,” pungkas pemain sejumlah film dan peraih Piala Citra untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik tersebut.[]