Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
The objective of this study is to measure the persistence of inflation level in South Sulawesi. In addition, this study intends to find out the source of inflation persistence. The analysis of the regional inflation behavior developed in this paper is explored to commodities level. Using quarterly data from Bank Indonesia from 2006.I to 2015.III, this study was conducted to make estimation by applying Univariate Autoregressive (AR) Model. The empirical result indicates that the level of inflation persistence in South Sulawesi is relatively high. This result indicates that inflation requires a long time to return to its natural value after shocks. The high degree of inflation persistence reflected by the length of the time period required to absorb of 50% of shocks occurred before returning to its natural value i.e. 13 months. Using the estimation results of Partial Adjustment Model (PAM), it shows that high inflation persistence in South Sulawesi mainly caused by inflation rate of groups of prepared food as proxy of volatile foods group and housing, water, electrical, gas and fuel as proxy of administered price group. Moreover, the existence of TIPD in South Sulawesi as an effort to coordinate monetary and regional fiscal policy in order to control the regional inflation, proved has a negative effect on regional inflation in South Sulawesi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat persistensi inflasi di Sulawesi Selatan dan kontribusi persistensi inflasi sejumlah komoditas atau kelompok barang/jasa terhadap pembentukan persistensi di Sulawesi Selatan. Selain itu, penelitian ini juga akan melihat peranan TPID menjalankan fungsinya dalam pengendalian inflasi di Sulawesi Selatan. Dengan menggunakan data time series triwulanan tahun 2006.I s.d. 2016.I yang bersumber dari publikasi Bank Indonesia, penelitian ini mencoba mengestimasi dengan pendekatan Univariate Autoregressive (AR) Model. Penelitian ini membuktikan bahwa Inflasi di Sulawesi Selatan memiliki derajat persistensi yang tinggi. Persistensi inflasi yang tinggi mengindikasikan bahwa inflasi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke nilai alamiahnya setelah adanya shock. Tingginya derajat persistensi inflasi Sulawesi Selatan tercermin dari lamanya jangka waktu yang dibutuhkan oleh inflasi untuk menyerap 50% shock yang terjadi sebelum kembali kenilai alamiahnya. Jangka waktu yang dibutuhkan oleh inflasi Sulawesi Selatan untuk kembali ke nilai alamiahnya yaitu selama 13 bulan. Dengan model Partial Adjustment Model (PAM) diketahui bahwa persistensi inflasi Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh shock yang terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebagai kelompok administered price dan kelompok bahan makanan sebagai kelompok volatile foods. Selain itu, keberadaan TIPD di Sulawesi Selatan sebagai upaya untuk mengoordinasikan kebijakan moneter dan fiskal regional dalam rangka mengontrol laju inflasi, terbukti memiliki arah hubungan negatif terhadap inflasi regional di Sulawesi Selatan. KATA KUNCI: persistensi, inflasi, sulsel. KLASIFIKASI JEL: E31.
PENDAHULUAN Fatalistik penguasa pantai selatan sangat kental dengan masyarakat jawa terutama wilayah jawa tengah. Penguasa pantai selatan. Fatalistik merupakan salah satu penyakit yang dimiliki bangsa ini, yakni berupa pemikiran yang hanya di dasari oleh kesimpulan yang tampa dasar. Atau sebuah persoalan atau permasalahan hanya dilihat dari luar kejadian, tampa melalui penelahaan dan perenungan lebih mendalam. Fatalistic biasanya banyak di temukan pada masyarakat pedesaan. Karena rata-rata masyarakat pedesaan masih mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pemikiran mereka masih hanya berdasarkan kepercayaan-kepercayaan mistis yang di turunkan oleh nenek moyang mereka, sehingga untuk pembuktian secara ilmiah sendiri masih sukar di lakukan oleh masyarakat pedesaan. Ciri-ciri masyarakat yang masih mempercayai fatalistic : • Bersifat underestimed • Mempunyai sikap pesimis • Tidak dapat menmecahkan masalah atau memberikan solusi dalam menanggapi suatu masalah • Rendahnya pendidikan • Pengaruh kepercayaan nenek moyang yang masih kuat • Jauh dari perkotaan Sifat fatalistik yang dimiliki masyarakat jawa sangat beragam, seperti kepercayaan terhadap bulan Suro tidak boleh di adakan acara hajatan, adanya ratu penguasa pantai selatan, dan masih banyak lagi, namun yang paling banyak mempercayai tentang fatalistik penguasa pantai selatan di masyarakat jawa. Hampir seluruh wilayah bekas kekuasaan Mataram Islam sangat mempercayai tentang penguasa pantai selatan jawa. Fatalistik penguasa ratu selatanPage 1
Dalam berkehidupan masyarakat ini tentu terdapat kelompok dan klasifikasi tertentu yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat seni adalah salah satu klasifikasi yang memiliki banyak aspek menarik untuk diteliti lebih jauh. Mengapa penilitian mengenai masyarakat seni penting, karena dengan meneliti karakteristik masyarakat seni kita dapat mengetahui potensial suatu kelompok dalam hal ini masyarakat seni di suatu daerah. Budaya kesenian di Sulawesi Selatan memiliki sejarah yang panjang yang dapat di telusuri dari beberapa abad yang lalu. Karena kebudayaan yang bersejarah ini lah yang membawa masyarakat Sulawesi Selatan dapat berdiri dengan percaya diri di dalam bidang kesenian dan membekali masyarakat seni Sulawesi Selatan di era modern ini. Penelitian ini berfokus pada proses kehidupan masyarakat seni modern dan untuk mengklasifikasikan lebih jauh tentang jenis-jenis masyarakat seni di Sulawesi Selatan. Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan) B. Tinjauan Pustaka B.1 Masyarakat Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Ada dua syarat utama terjadinya masyarakat, yaitu terdapat dua orang atau lebih dan terdapat sifat saling mempengaruhi atau pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya. Masyarakat bukannya ada dengan hanya menjumlahkan adanya dua orang atau lebih saja, tetapi di antara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Sifat saling mempengaruhi antar anggota masyarakat setidaknya ditandai oleh adanya kesadaran dari setiap anggota terhadap adanya anggota lain. Kesadaran akan adanya orang lain menumbuhkan sikap dan perbuatan untuk memperhatikan orang lain itu dalam tiap 1 Artikel ini adalah tugas WSBM 24, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
European Transactions on Electrical Power
Energy considerations for partial discharges in voids2007 •
Journal of Neuropathology and Experimental Neurology
Interactions Between Fetal Rat Brain Cells and Mature Brain Tissue in Vivo and in Vitro1993 •
Journal of Agricultural and Environmental Ethics
Correction to: Is There a Relation Between Ecological Practices and Spirituality? The Case of Benedictine MonasteriesTURKISH JOURNAL OF MEDICAL SCIENCES
Circumcision with plastic Alisclamp technique in 4733 boys: our experiences to reduce complications2021 •
Brain Research
Functional activity of rat brainstem neurons regenerating axons along peripheral nerve grafts1985 •
Pharmacognosy Magazine
Protective effects of Aegle marmelos fruit pulp on 2,4,6-trinitrobenzene sulfonic acid-induced experimental colitis2014 •
Revista do Colégio Brasileiro de Cirurgiões
A mediastinoscopia no diagnóstico de doenças intratorácicas1998 •
Journal of the American Chemical Society
Reversible modulation of Tc in conductive polymer/high temperature superconductor assemblies1993 •
Discrete & Computational Geometry
Structure Results for Multiple Tilings in 3D2013 •
2012 •
Experimental and Molecular Pathology
African medicinal plants and their derivatives: Current efforts towards potential anti-cancer drugs2017 •
Breast Cancer Research and Treatment
Physiologic estrogen receptor alpha signaling in non-tumorigenic human mammary epithelial cells2006 •
Journal of Animal Science
Urine volume and nitrogen excretion are altered by feeding birdsfoot trefoil compared with alfalfa in lactating dairy cows12018 •
SCRIPTA. Revista Internacional de Literatura i Cultura Medieval i Moderna
Reseña a Rubio Vela, Agustín, Valencia, el príncipe de Viana y Juan II. Un patriciado ante la crisis política de la monarquía (1460-1461), Valencia, Gráficas Papallona, 20162016 •
Applied Mathematics and Computation
A reactive self-tuning scheme for multilevel graph partitioning2017 •
The Canadian Journal of Psychiatry
Medical Students' Attitude towards Psychiatry1988 •
Colombian Journal of Anesthesiology
The use of laryngeal mask in an infant with subglottic stenosis—Case report and literature review2013 •