Academia.eduAcademia.edu
TRAKSI DEFINISI Traksi adalah suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. Traksi digunakan untuk meminimalkan spasme otot ; untuk mereduksi, mensejajarkan, dan mengimobilisasi fraktur ; untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginka untuk mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefekktifan tarikan traksi harus dihilangkan (Smeltzer & Bare, 2001 ). Traksi merupakan pemasangan pen atau kawat untuk memberikan traksi kontinu (Susan Martin, dkk, 1993).Kadang traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkangaris tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tarikan tersebut dikenalsebagai vektor gaya. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar-X, dan mungkin diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harus diganti untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa traksi adalah suatu gaya yang langsung pada daerah tertentu dan diberikan senatural mungkin untuk menarik otot. Untuk mengaplikasikan gaya tersebut dibutuhkan tali, katrol, dan dengan pemberat itu sendiri. Prinsip traksi meliputi tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik, berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan, pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus, traksi dapat bergerak bebas dengan katrol, pemberat harus cukup tinggi diatas permukaan lantai, dan traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman. TUJUAN Tujuan dari pemasangan traksi pada klien yang mengalami gangguan muskuloskeletal adalah mobilisasi tulang belakang servikal, reduksi dislokasi / subluksasi, distraksi interforamina vertebrae, mengurangi deformitas, dan mengurangi rasa nyeri. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan, untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu. Untuk meminimalkan spasme otot Untuk mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tulang yang tepat Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang Tujuan lain dari pemasangan traksi adalah untuk dapat mempertahankan panjang ekstermitas kegarisan (aligment) maupun keseimbangan (stability) pada patah tulang, memungkinkan pergerakan sendi dan mempertahankan kesegarisan fragmen- fragmen patah tulang Mencegah cedera pada jaringan lunak Untuk merawat kondisi inflamasi dengan imobilisasi sendi (mis. Arthritis atau tuberculosis KLASIFIKASI Menurut jenisnya traksi meliputi : Traksi lurus atau langsung, memberikan gaya tarikan dalam satu garis lurus dengan bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi ekstensi Buck dan traksi pelvis merupakan contoh traksi lurus. Traksi suspensi seimbang memberi dukungan pada ekstrimitas yang sakit di atas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi klien sampai batas tertentu tanpa terputusnya garis tarikan. Traksi ini memberi dukungan pada ekstremitas yang sakit di atas tempat tidur, sehingga memungkinkan mobilisasi pasien sampai batas tertentu tanpa terputusnya gaya tarikan Menurut cara pemasangan traksi Traksi dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit) atau langsung ke skelet tubuh (traksi skelet). Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual), dan merupakan traksi sementara yang bisa digunakan pada saat pemasangan gips. Traksi kulit Traksi kulit digunakan untuk mengontrol spasme kulit dan memberikan imobilisasi. Bila dibutuhkan beban traksi yang berat dan dalam waktu yang lama, sebaiknya gunakan traksi skelet. Traksi kulit terjadi akibat beban menarik tali, spon karet atau bahan kanvas yang diletakkan ke kulit. Traksi pada kulit meneruskan traksi ke struktur musculoskeletal. Beratnya beban yang dipasang sangat terbatas, tidak boleh melebihi toleransi kulit, tidak lebih dari 2-3 kg. traksi pelvis umumnya 4,5-9 kg, tergantung berat badan klien (Smeltzer, 2001). Beban tarikan pada traksi kulit tidak boleh melebihi 5 kg, karena bila beban berlebih kulit dapat mengalami nekrosis akibat tarikan yang terjadi karena iskemia kulit. Pada kulit yang tipis, beban yang diberikan lebih kecil lagi dan pada orang tua tidak boleh dilakukan traksi kulit. Traksi kulit banyak dipasang pada anak-anak karena traksi skelet pada anak dapat merusak cakram epifisis. Jadi beratnya beban traksi kulit antara 2-5 kg. dikarenakan traksi kulit diaplikasikan ke kulit kurang aman , batasi kekuatan tahanan traksi. Lama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skelet bergantung pada tujuan traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya beberapa hari, sedangkan traksi untuk reposisi beserta imobilisasi lamanya sesuai dengan lama terjadinya kalus fibrosa. Setelah terjadi kalus fibrosa, ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Traksi kulit yang berperekat digunakan untuk traksi continue, sementara yang tidak berperekat digunakan secara intermitten, traksi tersebut dapat dengan mudah dilepaskan dan dipasang kembali. Hal ini bisa dilakukan dengan cara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical. Traksi kulit apendikuler (hanya pada ekstremitas) digunakan pada orang dewasa, termasuk traksi ekstensi Buck, traksi Russel, dan traksi Dunlop. Traksi Buck, ekstensi Buck (unilateral atau bilateral) adalah bentuk traksi kulit di mana tarikan diberikan pada satu bidang bila hanya imobilisasi parsial atau temporer yang diinginkan (Smeltzer, 2001). Traksi Buck digunakan untuk memberikan rasa nyaman setelah cedera pinggul sebelum dilakukan fiksasi bedah. Sebelumnya inspeksi kulit dari adanya abrasi dan gangguan peredaran darah. Kulit dan peredaran darah harus dalam keadaan sehat agar dapat menoleransi traksi. Kulit harus bersih dan kering sebelum boot spon atau pita traksi dipasang. Traksi buck merupakan traksi kulit yang paling sederhana, dan paling tepat bila dipasang untuk anak muda dalam jangka waktu yang pendek. Traksi Russel, traksi Russel dapat digunakan untuk fraktur pada plato tibia, menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan memberikan gaya tarikan horizontal melalui pita traksi dan balutan elastis ke tungkai bawah. Bila perlu, tungkai dapat disangga dengan bantal agar lutut benar-benar fleksi dan menghindari tekanan pada tumit. Walaupun traksi rangka seimbang dapat digunakan untuk menangani hampir semua fraktur femur, reduksi untuk fraktur panggul mungkin lebih sering diperoleh dengan memakai traksi Russell dalam keadaan ini paha disokong oleh beban. Traksi ini diperuntukan 3-12 tahun. Traksi longitudinal diberikan dengan menempatkan pin dengan posisi tranversal melalui tibia dan fibula diatas lutut. Efek dari rancangan ini adalah memberikan kekuatan traksi ( berasal dari gaya tarik vertikal beban paha dan gaya tarik horizontal dari kedua tali pada kaki ) yang segaris dengan tulang yang cidera dengan kekuatan yang sesuai. Jenis traksi paling sering digunakan untuk memberi rasa nyaman pada pasien yang menderita fraktur panggul selama evaluasi sebelum operasi dan selama persiapan pembedahan. Meskipun traksi Russell dapat digunakan sebagai tindakan keperawatan yang utama dan penting untuk patah tulang panggul pada penderita tertentu tetapi pada penderita usia lanjut dan lemah biasanya tidak dapat mengatasi bahya yang akan timbul karena berbaring terlalu lama ditempat tidur seperti dekubitus, pneumonia, dan tromboplebitis (Smeltzer, 2001). Traksi Dunlop adalah traksi yang digunakan pada ekstremitas atas. Traksi horizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertikal diberikan pada lengan bawah dalam posisi fleksi. Untuk menjamin traksi kulit tetap efektif, harus dihindari adanya lipatan dan lepasnya balutan traksi dan kontraksi harus tetap terjaga. Posisi yang benar harus dipertahankan agar tungkai atau lengan tetap dalam posisi netral. Untuk mencegah pergerakan fragmen tulang satu sama lain, klien dilarang memiringkan badannya namun hanya boleh bergeser sedikit. Traksi kulit dapat menimbulkan masalah risiko, seperti kerusakan kulit, tekanan saraf dan kerusakan sirkulasi. Traksi Kulit Bryant Disebut juga Gallow’s traction. Traksi bryan merupakan adaptasi dari Buck ekstention untuk menstabilkan fraktur femur atau memperbaiki dislokasi pinggul congenital pada anak yang masih muda dengan berat dibawah 1,7 kg. Traksi ini sering digunakan untuk merawat anak kecil yang umurnya < 1 tahun yang mengalami patah tulang paha (dislokasi sendi panggul). Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak yang berat badannya lebih dari 30 kg. kalau batas ini dilampaui maka kulit dapat mengalami kerusakan berat. Traksi Skeletal Metode ini sering digunakan untuk menangani fraktur femur, tibia humerus, dan tulang leher. Traksi dipasang langsung ke tulang dengan menggunakan pin metal atau kawat (missal Steinman’s pin, Kirchner wire) yang dimasukkan ke dalam tulang di sebelah distal garis fraktur, menghindari saraf, pembuluh darah, otot, tendon, dan sendi. Tong yang dipasang di kepala (missal Gardner-Wells tong) difiksasi di kepala untuk memberikan traksi yang mengimobilisasi fraktur leher (Smeltzer, 2001). Traksi skelet biasanya menggunakan beban 7-12 kg untuk mencapai efek terapi. Beban yang dipasang biasanya harus dapat melawan daya pemendekan akibat spasme otot yang cedera. Ketika otot rileks, beban traksi dapat dikurangi untuk mencegah terjadinya dislokasi garis fraktur dan untuk mencapai penyembuhan fraktur. Beban traksi untuk reposisi tulang femur dewasa biasanya 5-7 kg, pada dislokasi lama panggul bisa sampai 15-20 kg. Kadang-kadang traksi skelet bersifat seimbang, yang menyokong ekstremitas terkena, memungkinkan klien dapat bergerak sampai batas-batas tertentu, dan memungkinkan kemandirian klien maupun asuhan keperawatan, sementara traksi yang efektif tetap dipertahankan. Bebat Thomas dengan pengait Pearson sering digunakan dengan traksi kulit dan aparatus suspense seimbang lainnya. Traksi Rangka Seimbang Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus femoralis orang dewasa. Sekilas pandangan traksi ini tampak komplek, tetapi sesunguhnya hanyalah satu pin rangka yang ditempatkan tranversal melalui femur distal atau tibia proksimal. Dipasang pancang traksi dan tali traksi utama dipasang pada pancang tersebut Traksi 90-90-90 Traksi 90-90-90 sangat berguna untuk merawat anak- anak usia 3 tahun sampai dewasa muda. kontrol terhadap fragmen – fragmen pada fraktur tulang femur hamper selalu memuaskan dengan traksi 90-90-90 penderita masih dapat bergerak dengan cukup bebas diatas tempat tidur. Traksi manual Traksi manual menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka. Dorongan ini harus constant dan gentle. Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plester atau selamapembedahan. Hal ini juga digunakan selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporall melepaskan berat traksi. Jenis-jenis traksi tulang Traksi pada tulang biasanya menggunakan kawat Krischner (K-wire) atau batang dari Steinmann lokasi-lokasi tertentu, yaitu : a. Proksimal tibia. b. Kondilus femur. c. Olekranon. d. Kalkaneus (jarang dilakukan karena komplikasinya). e. Traksi pada tengkorak. f. Trokanter mayor. g. Bagian distal metakarpal. Jenis- Jenis Traksi dalam Oterpedi Jenis traksi Kegunaan Weber Extensionsapparat Traksi kulit dan traksi skeletal Fraktur batang femur pada anak-anak. Cotrel traction Untuk terapi skoliosis (kelainan tulang punggung) Tindakan pendahuluan sebelum operasi dan pemasangan gips. Ducroquet extension Pada skoliosis Sebagai persiapan untuk operasi Cervical traction Untuk traksi leher Pada pasien duduk atau tiduran Secara continous atau secara intermittent Halo-Femoral traction Traksi berlawanan pada kepala dan femur Digunakan alat Crutchfield Tongs Well-Leg traction Gips pada kedua kaki dengan batang yang menghubungkan keduanya. Digunakan pada fraktur femur Fisk traction Digunakan pada fraktur supracondylair femur Dengan bantuan Thomas Splint yang dimodifikasi Traksi skeletal Traksi Manual Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang dengan kawat atau pins. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka. Dorongan ini harus constant. Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan. Hal ini juga digunakan selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporal melepaskan berat traksi INDIKASI Nyeri dan spasme otot Hipermobilitas yang reversible : keterbatasan gerak yang progresif Imobilitas yang fungsional : traksi yang digunakan pada berbagai macam fraktur, indikasi traksi antara lain adalah: Traksi rusell : digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia Traksi buck : indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan diperbaiki lebih lanjut Traksi Dunlop : merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertical diberikan pada lengan bawah dalm posisi flexsi. Traksi kulit Bryani : sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus pemoralis orang dewasa Traksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 tahun sampai dewasa muda Untuk traksi pada kelainan-kelainan tulang belakang seperti hernia nukleus pulposus (HNP) atau spasme otot-otot tulang belakang. Indikasi Traksi Kulit Anak-anak Traksi temporer- hanya untuk beberapa hari, missal pre operasi Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5kg Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebut Traksi kulit merupakan terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler humeri anak-anak. Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya fraktur suprakondiler humeri pada anak-anak. Indikasi Traksi Skeletal Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi Kerusakan kulit membutuhkan dressings Jangka panjang Indikasi Traksi Tulang Indikasi penggunaan traksi tulang : Apabila diperlukan traksi yang lebih berat dari 5 kg pada orang dewasa. Traksi pada anak-anak yang lebih besar. Pada fraktur yang bersifat tidak stabil, oblik atau komunitif. Fraktur-faktur tertentu pada daerah sendi. Fraktur terbuka dengan luka yang sangat jelek dimana fiksasi eksterna tidak dapat dilakukan. Jangka panjang desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi lokal Dipergunakan sebagai traksi langsung pada traksi yang sangat berat misalnya dislokasi panggul yang lama sebagai persiapan terapi definitive KONTRAINDIKASI Hipermobilitas Efusi Sendi Inflamasi Fraktur humeri dan osteoporosis Kontraksi pada traksi kulit meliputi: Nekrosis kulit, Obstruksi vaskuler, Oedem distal, Serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Kontraindikasi pada traksi tulang : anak PENATALAKSANAAN Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan definitive, prinsip pengobatan fraktur ada empat (4R), yaitu: Recognition Prinsip pertama adalah diagnosis dan menilai keadaan fraktur, dilakukan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis. Pada awal pengobatan Perlu diperhatikan lokalisasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan Reduction Reduksi fraktur apabila perlu.Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.Pada fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi serta kekauan, deformitas, serta perubahan osteoarthritis dikemudian hari. Posisi yang baik adalah alignment yang sempurna dan aposisi yang sempurna.Fraktur seperti fraktu klavikula, iga, dan fraktur impaksi humerus tidak memerlukan reduksu.Angulasi <5% pada tulang panjang anggota gerak bawah dan lengan atas dan angulasi sampai 10% pada humerus dapat diterima. Terdapat kontak sekurang-kurangnya 50% dan over-riding tidak melebihi 0,5 inchi pada fraktur femur. Adanya rotasi tidak dapt diterima dimanapun lokalisasi fraktur. Retention : Imobilisasi fraktur Rehabilitation : Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin Waktu penyembuhan fraktur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan beberapa factor penting pada penderita, antara lain: Umur Waktu penyembuhan tulang pada anak jauh lebih cepat daripada orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan oleh aktifitas proses osteogenesis pada periosteum dan endosteum dam juga berhubungan dengan proses remodeling tulang bayi yang sangat aktif dan makin berkurang apabila umur bertambah. Lokalisasi dan penyembuhan fraktur Fraktur metafisis penyembuhannya lebih cepat daripada diafisis. Disamping itu konfigurasi fraktur seperti fraktur tranversal lebih lambat penyembuhannya dibandingkan fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak. Pergeseran awal fraktur Pada fraktur yang tidak bergeser dimana periosteum intak, maka penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser. Vaskularisasi pada kedua fragmen Bila salah satu sisi fraktur vaskularisasinya jelek sehingga mengalami kematoan, maka akan menghambat terjadinya union atau bahkan non union. Reduksi serta imobilisasi Reposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilsasi yang sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu penyembuhan fraktur. Waktu imobilisasi Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum terjadi union, maka kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat besar. Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak Bila ditemukan interposisi jaringan baik berupa periost, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur. Faktor adanya infeksi Bila terjadi infeksi pada daerah fraktur, misalnya pada operasi terbuka fraktur tertutup atau terbuka, maka akan mengganggu terjadinya proses penyembuhan. Cairan synovial Pada persendian dimana terdapat cairan synovia merupakan hambatan dalam penyembuhan fraktur. Gerakana aktif dan pasif pada anggota gerak Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur, tetapi gerakan yang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan mengganggu vaskularisasi. KOMPLIKASI Komplikasi Traksi secara umum: Dekubitus Periksa kulit dari adanya tanda tekanan dan lecet, kemudian berikan intervensi awal untuk mengurangi tekanan. Perubahan posisi dengan sering dan memakai alat pelindung kulit (misal pelindung siku) sangat membantu perubahan posisi. Konsultasikan penggunaan tempat tidur khusus untuk mencegah kerusakan kulit. Bila sudah ada ulkus akibat tekanan, perawat harus konsultasi dengan dokter atau ahli terapi enterostomal, mengenai penanganannya. Kongesti Paru dan Pneumonia Auskultasi paru untuk mengetahui status pernapasan klien. Ajarkan klien untuk napas dalam dan batuk efektif. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan terapi khusus, misalnya spirometri insentif, bila riwayat klien dan data dasar menunjukkan klien berisiko tinggi mengalami komplikasi pernapasan. Bila telah terjadi masalah pernapasan, perlu diberikan terapi sesuai indikasi. Konstipasi dan Anoreksia Diet tinggi serat dan tinggi cairan dapat membantu merangsang motilitas gaster. Bila telah terjadi konstipasi, konsutasikan dengan dokter mengenai penggunaan pelunak tinja, laksatif, supposituria, dan enema. Kaji dan catat makanan yang disukai klien dan masukan dalam program diet sesuai kebutuhan. Stasis dan Infeksi Saluran Kemih Pantau masukan dan keluaran berkemih. Anjurkan dan ajarkan klien untuk minum dalam jumlah yang cukup, dan berkemih setiap 2-3 jam sekali. Bila tampak tanda dan gejala terjadi infeksi saluran kemih, konsultasikan dengan dokter untuk menanganinya Trombosis Vena Profunda Ajarkan klien untuk latihan tumit dan kaki dalam batas traksi. Dorong untuk minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang menyertainya, yang akan menyebabkan stasis. Pantau klien dari adanya tanda-tanda trombosis vena dalam dan melaporkannya ke dokter untuk menentukan evaluasi dan terapi. Pressure Ulcer Konstipasi Infeksi, misalnya infekis melalui kawat/pin yang digunakan. Kegagalan penyambungan tulang (nonunion) akibat traksi yang berlebihan. Luka akibat tekanan misalnya Thomas splint pada tuberositas tibia Parese saraf akibat traksi yang berlebihan (overtraksi) atau bila pin mengenai saraf. Komplikasi traksi menurut jenis: Traksi kulit yaitu : Penyakit trombo emboli , abersi, infeksi, alergi pada kulit, perban elastic dapat menggangu ssirkulasi, timbul ulserasi akibat tekanan pada maleolus, pada lansia , traksi yang berlebihan dapat merusak kulit yang rapuh. Traksi Russell’s yaitu: Perlu bedrest yang mengakibatkan dekubitus dan pneumoni, penderita bergerak akibatnya beban turun sehingga traksi tidak adekuat,dan infeksi. Cervical Traksin yaitu : Ganggguan integritas kulit, alergi, dan klien tidak nyaman dan melelahkan. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Yang perlu dikaji pada klien dengan traksi, yaitu : Dampak psikologik dan fisiologik masalah muskuloskeletal dengan terpasangnya traksi. Adanya tanda-tanda disorientasi, kebingungan, dan masalah perilaku klien akibat terkungkung pada tempat terbatas dalam waktu yang cukup lama. Tingkat ansietas klien dan respon psikologis terhadap traksi. Status neurovaskuler, meliputi suhu, warna, dan pengisian kapiler. Integritas kulit. Sistem integumen perlu dikaji adanya ulkus akibat tekanan. Dekubitus. Sistem respirasi perlu dikaji adanya kongesti paru, stasis pneumonia. Sistem gastrointestinal perlu dikaji adanya konstipasi, kehilangan nafsu makan (anoreksia). Sistem perkemihan perlu dikaji adanya stasis kemih, dan ISK. Sistem kardiovaskuler perlu dikaji adanya perubahan dan gangguan pada kardiovaskuler. Adanya nyeri tekan betis, hangat, kemerahan, bengkak, atau tanda Homan positif (tidak nyaman ketika kaki didorsofleksi dengan kuat) mengarahkan adanya trombosis vena dalam. Sedangkan pengkajian secara umum pada pasien traksi, meliputi : Status neurology. Kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit). Fungsi respirasi (frekuensi, regular/ irregular). Fungsi gastrointestinal (konstipasi, dullness). Fungsi perkemihan (retensi urine, ISK). Fungsi cardiovaskuler (nadi, tekanan darah, perfusi ke daerah traksi, akral dingin). Status nutrisi (anoreksia). Nyeri. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul : Kurang pengetahuan mengenai program terapi. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi. Nyeri berhubungan dengan traksi dan imobilisasi. Kurang perawatan diri (makan, higiene, atau toileting) berhubungan dengan traksi. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan proses penyakit dan traksi. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pertahanan primer tidak efektif, pembedahan. Evaluasi Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai tujuan dan kriteria hasil. Klien mengerti dengan program terapi, klien menunjukkan pemahaman terhadap program terapi (menjelaskan tujuan traksi, berpartisipasi dalam rencana perawatan. Klien berpartisipasi aktif dalam perawatan, mengekspresikan perasaan dengan aktif, dan tingkat ansietas klien menurun. Nyeri berkurang, klien mampu mengubah posisi sendiri sesering mungkin sesuai kemampuan traksi, klien dapat beristirahat nyenyak. Klien hanya memerlukan sedikit bantuan pada saat makan, mandi, berpakaian, dan toileting. Mobilitas klien meningkat, klien melakukan latihan yang dianjurkan, menggunakan alat bantu yang aman. Tidak ditemukan adanya dekubitus dan nyeri tekan. Kulit tetap utuh, atau tidak terjadi luka tekan lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Ningsih, Nurma & Lukman. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Sjamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2001. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Susan, Martin. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.