Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Building construction on the rock layer or the thicker of layer of hardened soil may be free from of foundation problems, because of the thicker of layer of hardened soils as general principle that is ideal construction foundation. The problems appear if we build construction on the soil low coefficient. To build heavy construction on the soil low coefficient we must overcome on the new plans to solve it. with load and low coefficient soils. On direct foundation systems, we have known many disadvantages which can make better from plans, efficiencies, implementations, and economics. To solve the conventional constructions are introduced to new system more simple in constructions that is " the nest spider constructions" Keywords: construction foundation, coeffisien soil, " The nest spider contruction systems " Abstrak: Mendirikan konstruksi bangunan gedung diatas lapisan batu karang atau padas yang cukup tebal, boleh dikatakan kita sudah terbebaskan dari permasalahan pondasi sebab dengan adanya lapisan batu karang atau padas yang cukup tebal itu sendiri pada prinsipnya sudah merupakan suatu konstruksi pondasi yang ideal. Permasalahan pondasi baru akan timbul, apabila kita akan mendirikan suatu konstruksi bangunan diatas tanah yang daya dukungnya rendah Mendirikan suatu konstruksi bangunan yang relati cukup berat diatas tanah yang daya dukungnya rendah, jelas akan merupakan suatu tantangan yang harus diatasi. Pada perencanaan pondasi langsung dengan sistem sistem yang lain, kesemuanya bertujuan untuk mengatasi tantangan diatas, yaitu besarnya beban disatu pihak dengan lemahnya daya dukung dilain pihak. Masing-masing sistem lahir dengan bentuk dan modifikasi sesuai dengan besar kecilnya tantangan yang harus diatasi. Pada sistem pondasi langsung yang sudah kita kenal selama ini masih terdapat berbagai kekurangan yang dapat disempurnakan, baik dari segi perencanaan, effisiensi, pelaksanaan, maupun dari segi ekonomisnya. Berbagai sistem pondasi yang selalu dianggap biasa tersebut, sebenarnya masih dapat digali hal hal yang lebih dari biasa. Sistem kombinasi yang lahir sebagai sistem baru dengan bentuknya yang sederhana tersebut, kemudian diperkenalkan dengan nama " Sistem Konstruksi sarang laba laba
semoga bermanfaat
Abstrak Dalam setiap pembangunan suatu proyek konstruksi dibutuhkan perencanaan struktur yang kuat, aman, dan nyaman. Salah satu bagian bangunan untuk mendukung hal tersebut adalah pondasi. Perencanaan pondasi tiang harus dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin. Setiap pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan pondasi tiang dari tipe pondasinya, kedalaman dan dimensi, kapasitas dukung sampai perancangan struktur pondasi dari karakteristik tanah dan beban kolom. Karakteristik jenis tanah pada proyek pembangunan apartemen Margonda Residences III ini adalah tanah butir halus, dengan kedalaman tanah keras lebih dari 12 m. Perhitungan daya dukung ujung tiang dan daya dukung selimut tiang menggunakan metode Tomlinson. Perhitungan penurunan tiang tunggal menggunakan metode semi empiris dan penurunan kelompok tiang menggunakan metode empiris yang dikeluarkan oleh Meyerhof. Penurunan pondasi tiang tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil penurunan yang diperoleh dengan menggunakan program Plaxis. Penulangan pondasi mengacu pada SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh dimensi pondasi tiang bor dengan diameter 1 serta panjang tiang 22 m. Daya dukung terbesar adalah sebesar 265,974 ton. Penurunan terbesar yang terjadi adalah sebesar 0,06 m. Sedangkan penurunan menggunakan menggunakan program Plaxis adalah sebesar 0,1 m. Terdapat perbedaan perhitungan sebesar 0,04 m antara manual dan Plaxis, dikarenakan keakuratan dalam pengolahan data. Pondasi menggunakan tulangan 25D20 untuk tulangan longitudinal dan D13 – 50 untuk tulangan geser. Tebal pile cap yang digunakan berukuran 1 m serta menggunakan tulangan antara D32 – 60 sampai D32 – 230. Kata kunci: pondasi tiang, daya dukung, penurunan pondasi.
ABSTRAK Pada penulisan tugas akhir ini penulis merencanakan gedung kantor sewa 8 lantai di Jalan Sisingamangaraja Kota Pontianak berdasarkan lokasi data tanah yang digunakan. Perencanaan gedung kantor sewa ini menggunakan spesifikasi perencanaan seperti mutu beton sebesar 25 MPa dan mutu baja sebesar 400 MPa. Standar perencanaan yang digunakan meliputi SNI 2847-2013 " Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung " dan SNI 1726-2012 " Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non gedung " dan juga PPPURG 1987 untuk pembebanan struktur. Dalam analisis, sistem pembebanan yang akan dibebankan pada gedung adalah sistem pembebanan vertikal berupa beban mati dan beban hidup serta beban horizontal berupa beban gempa dan analisis struktur dibantu dengan bantuan program komputer. Dari hasil analisis struktur diperoleh kesimpulan meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi, untuk pelat lantai 1 hingga lantai atap setebal 110 mm dan untuk pelat lantai atap penthouse setebal 100 mm, sedangkan untuk balok induk berukuran 35/70, balok anak 1 berukuran 30/60, balok anak 2 berukuran 25/50 dan balok anak 3 berukuran 20/40, untuk kolom lantai 1-3 berukuran 70/70, dan kolom lantai 4-6 berukuran 65/65, kolom 7-8 berukuran 55/55, serta untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang (pile) yang tiap titiknya berkisar dari 6 s/d 52 tiang pancang. Kata kunci : Perhitungan struktur, beton bertulang, kantor sewa 8 lantai
Abstrak — Di daerah Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar terjadi permasalahan yang terjadi di daerah ini adalah tower PLN SUTT 150 kV no.71 menghalangi jalan masuk ke lahan milik warga, sehingga harus melakukan rekayasa DPT dengan memotong sebagian tanah timbunan serta DPT tipe gravitasi yang telah ada sebelumnya tanpa mengurangi keamanan konstruksi tower SUTT dan mengganti dengan DPT dari tiang bor (bored pile). Setelah melakukan penyelidikan tanah dan diuji di laboratorium dihasilkan nilai sudut geser tanah (ϕ) = 30º dan berat volume (γ) = 1,6 gr/cm 3. Berdasarkan analisis pada DPT diperoleh nilai momen maksimum (M maks) = 2.384,248 kg.m dan gaya geser maksimum (D maks) = 1.098,952 kg. Hasil perhitungan DPT dari susunan tiang bor beton bertulang dengan diameter 40 cm diperoleh kedalaman pemancangan 4,5 m dan tinggi DPT 3,5 m diatas tanah, sehingga dibutuhkan tiang bor (bored piled) dengan panjang 8 m sebanyak 35 buah. Tiang bor (bored piled) diameter 40 cm menggunakan tulangan longitudinal 6D16 dan tulangan geser menggunakan tulangan Ø10-250. Luas lahan baru yang didapatkan akibat pengurangan eksisting di bagian utara (depan) diperoleh lahan sebesar 5,0 x 11,7 m 2 dan jalan akses di bagian timur dari 2,5 m menjadi 3,9 m. Kata kunci: dinding penahan tanah, tower SUTT, bored pile. Abstract — In area Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar there is a problem when the tower PLN SUTT 150 kV no.71 blocking the entrance to the land belonging to the people, so it must be modified of retaining wall by cutting a portion of the soil embankment and existing gravity retaining wall without decreasing safety SUTT tower construction, and replace by bored pile retaing wall. After investigating the soil and tested in the laboratory generated angle of friction (ϕ) = 30º and density (γ) = 1.6 g/cm 3. Based on the analysis obtained the maximum moment (M max) = 2,384.248 kg m and maximum shear force (D max) = 1,098.952 kg. Retaining wall calculation results the composition of bored pile of reinforced concrete with a diameter of 40 cm was installed in the ground 4.5 m and height 3.5 m above the ground, so it takes a bored piled with 8 m long by 35 pieces. Bored piled with diameter 40 cm using 6D16 main longitudinal reinforcement and shear reinforcement using Ø10-250. The new land area obtained as a result of the reduction of existing retaining wall in the north (front side) is 5.0 x 11.7 m 2 and access roads in the eastern part wider from 2.5 m to 3.9 m.
Kepadatan penduduk umumnya terjadi di kawasan perkotaan. Minimnya lahan kosong, membuat pemerintah mengadakan pembangunan masal. Pembangunan masal adalah bentuk dari mengatasi kepadatan penduduk. Cara mengatasinya dengan mendirikan rumah susun atau sejenisnya dengan tipe minimalis. Rumah susun dapat menimbulkan masalah berupa terlalu padat penghuni di dalamnya. Salah satu karakteristik kawasan perumahan tersebut padat bangunan dan sempit. Hal ini yang menyebabkan masalah tentang bidang penyerapan air dan kesegaran udara disekitar perumahan. Kedua hal tersebut sangat penting dalam unsur kesehatan penduduk perumahan. Penyerapan dan udara segar dapat tercipta jika ada taman. Taman bermanfaat sebagai penyejuk mata dan menambah kenyamanan tempat hunian. Berdasarkan Undang-undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan dan pemukiman merupakan kesatuan fungsional, sebab pembangunan perumahan harus berlandaskan suatu pola pemukiman yang menyeluruh, yaitu tidak hanya meliputi pembangunan fisik rumah saja, melainkan juga dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial, terutama di daerah perkotaan yang mempunyai permasalahan majemuk dan multidimensional. Menurut Suparno dan Marlina, (2006:29) pengertian mengenai perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Dari dua teori tersebut, jelas bahwa keberadaan taman sangat penting.Menyadari sangat pentingnya taman di kawasan perumahan yang padat penduduk, maka pengadaan sebuah taman minimalis perlu dilakukan. Tetapi, kawasan perumahan padat penduduk merupakan kawasan minim lahan kosong. Namun, untuk desain taman minimalis sebenarnya tidak memerlukan lahan yang luas, karena untuk rumah yang berkonsep minimalis tentu lahan yang tersedia juga sangat terbatas sehingga perlu adanya pengoptimalan kegunaan taman tersebut. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengenai kendala dalam membuat taman. Sebagai contoh taman bagian dalam rumah, pada umumnya bagian dalam rumah merupakan bagian yang bersih dan tidak memiliki cukup banyak cahaya yang menjadi kebutuhan tanaman hidup diruangan tersebut. Jika menemukan masalah demikian, maka pembuatan desain dan pengolahan serta pemilihan tanaman perlu disesuaikan dengan kebutuhan taman tersebut. Yang lebih menantang lagi adalah rumah yang akan dipasangkan taman ini adalah rumah minimalis , tentunya area yang tersedia pun tidak cukup luas. Terkadang masalah estimasi biaya juga bisa menjadi kendala dalam membuat taman. Meskipun demikian, pembuatan desain yang maksimal tetap diutamakan agar menghasilkan estetika seni yang tinggi.
Structure pavement in highway engineering which applicated soil stabilization method as base course, floating of water was a problem must be controlled. Lime is one of natural material could be used as additive in soil stabilization. Lime will reduce soil plasticity, increase strength and durability, decrease water absorption ang swelling soils. To design. soil lime stabilization as base course, will be used clay material in low plasticity. To know influence of durability for floating of water in laboratory test is used by cycle periodic. Based on research that bearing capacity of soil lime base, the value of CBR laboratory at fourth cycle is 98 % (less than 100 %). By this condition, if soil lime base construction wiil be floating by water every year in rainy seasion, at fourth year, soil lime base could not accomplish technical spesifications., minimize of CBR value is 100 %. The conclusion is floating of water will decrease bearing capacity of soil lime base and increase soil plasticity properties Abstrak Suatu struktur perkerasan jalan yang menggunakan metoda stabilisasi tanah sebagai lapis pondasi, maka genangan air merupakan masalah yang harus diatasi. Kapur merupakan salah satu material alam yang dapat digunakan sebagai bahan additive pada metoda stabilisasi tanah.. Kapur dapat berfungsi untuk merubah sifat plastis, meningkatkan kekuatan dan durabilitas, mengurangi resapan air dan pengembangan tanah. Untuk mendapatkan stabilisasi tanah kapur sebagai lapis pondasi, maka digunakan material tanah lempung plastisitas rendah. Pengujian terhadap pengaruh durabilitas akibat genangan air, dilaksanakan menggunakan periode siklus. Berdasarkan pengujian, ternyata bahwa nilai CBR laboratorium lapis pondasi tanah kapur, pada siklus keempat didapat nilai CBR sebesar 96 % (< 100 %). Hal ini berarti. bahwa bila konstruksi lapis pondasi tanah kapur akan tergenang air setiap tahun pada saat musim hujan, maka pada tahun keempat konstruksi lapis pondasi tanah kapur tersebut, tidak lagi memenuhi spesifikasi teknis, yaitu minimal nilai CBR sebesar 100 %. Genangan air tidak hanya menurunkan daya dukung lapis pondasi tanah kapur, tetapi akan meningkatkan sifat plastisitas tanah.
Penggunaan pondasi dangkal dengan berbagai tipe pondasi semakin sering dipilih dengan alasan lebih menghemat biaya jika dibandingkan dengan pondasi tiang, terutama bila letak lapisan tanah keras relatif dalam (>20m). Para perencana struktur sering menganggap bahwa struktur tertumpu secara sempurna baik secara terjepit maupun tersendi. Hal tersebut berarti perencana menganggap bangunan struktur terpisah dengan pondasi (tanah) padahal pada kenyataannya struktur dan pondasi merupakan satu kesatuan yang apabila dipisahkan maka terjadinya retak pada struktur tidak dapat dihindari. Adapun permasalah yang ada, sudah pernah dilakukan peninjauan bentuk pembebanan menghasilkan penurunan yang merata yang dapat mengintegrasikan tanah dan struktur serta dengan peninjauan untuk analisa 2 dimensi. Namun sampai saat ini belum pernah ditinjau bagaimana bentuk pembebanan dengan pemodelan 3 dimensi. Untuk mengetahui pengaruh tanah dan model struktur terhadap permasalahan yang ada dilakukan beberapa variasi. Terdapat 3 variasi struktur dengan perbedaan panjang dan lebar namun tidak terjadi variasi pada jenis tanahnya. Dengan variasi-variasi yang dilakukan dengan model struktur dan tumpuan diperoleh nilai perhitungan yang berbeda antara metode konvensional dan tanah-struktur. Umumnya didapatkan nilai penurunan yang merata jika rekasi tanah yang terjadi tidak merata dan penurunan tanah yang tidak merata jika reaksi tanah yang merata.selain itu rasio momen juga mengalami perbedaan hingga mencapai 7 kalinya.
Asian Journal of Interdisciplinary Research
An Evaluation of Student Discipline of Emilio Aguinaldo College – Cavite: A Basis for Continual ImprovementProceedings of the National Academy of Sciences
Detecting nanoscale vibrations as signature of lifewww.eclecticomania.net
Necessary and sufficient condition for the communicating tubes method convergence in the Hilbert space L2([a,b])2020 •
Industrial & Engineering Chemistry Research
Hydrodynamics of Sawdust and Mixtures of Wood Residues in Conical Spouted Beds1994 •
2014 •
SCIENTIFIC JOURNAL OF TAN TRAO UNIVERSITY
Nghiên Cứu Đặc Điểm Sinh Học, Khả Năng Sản Xuất Và Hiệu Quả Kinh Tế Của Vịt Trời Nuôi Tại Ninh Bình2021 •
Computers in Human Behavior
Being seen to care: The relationship between self-presentation and contributions to online pro-social crowdfunding campaigns2018 •
Journal of Medicinal Chemistry
Anti-HIV Activity of (−)-(2R,4R)-1- (2-Hydroxymethyl-1,3-dioxolan-4-yl)- thymine against Drug-Resistant HIV-1 Mutants and Studies of Its Molecular Mechanism2005 •
Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine
Learning That Leads to Action2010 •
2016 •
2008 •
Archivos de Bronconeumología
Prueba de la diferencia de potencial nasal para el diagnóstico de la fibrosis quística2006 •
Revista Produção Online
Proposta de método para a formulação de estratégia em pequenas e médias empresas2008 •
Journal of Mountain Research
Folk Culture of Garhwal Himalaya: Ethnic Food and its medicinal value - A brief analysis2021 •
1999 •
Maqrizi: Journal of Economics and Islamic Economics
Peran Fossei dalam Pengembangan Ekonomi Islam Di Provinsi Sulawesi Selatan2022 •
2017 •
Clinical Infectious Diseases
Association Between Short Leukocyte Telomere Length and HIV Infection in a Cohort Study: No Evidence of a Relationship With Antiretroviral Therapy2014 •
Tema. Journal of Land Use, Mobility and Environment
The tourist-religious mobility of the “silver-haired people”. The case of Pietrelcina (BN)2018 •