Regional

TNI AL: Kapal perang AS dan China melintas di perairan Indonesia

TNI AL menjelaskan, kapal perang AS berkomunikasi dengan pihak Indonesia sebelum melintas menuju Laut China Selatan, sedangkan kapal China tidak berkomunikasi dengan otoritas Indonesia dengan alasan berada di luar wilayah kontinen Indonesia

Erric Permana  | 08.02.2021 - Update : 09.02.2021
TNI AL: Kapal perang AS dan China melintas di perairan Indonesia Ilustrasi. Kapal angkatan laut AS. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

TNI Angkatan Laut pada Senin membenarkan kapal perang Amerika Serikat (AS) dan kapal perang China melintas di dalam perairan Indonesia.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Julius Widjojono mengatakan sebanyak tiga Kapal perang AS, salah satunya kapal Induk USS Nimitz (CVN-68), sempat memasuki dan melintas di perairan Indonesia.

Julius Widjojono mengatakan ketiga kapal perang milik AS tersebut melintas Indonesia dengan damai.

Dia menyatakan kapal perang itu juga telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Indonesia.

"Sudah [berkoordinasi]," kata Julius, kepada Anadolu Agency pada Senin.

Pada saat itu, kapal TNI AL sedang berpatroli rutin seperti biasa, tambah Julius.

Berdasarkan keterangan resmi Komando Armada I TNI Angkatan Laut yang diterima Anadolu Agency pada Senin, kapal induk USS Nimitz (CVN-68) melakukan konvoi dengan dua kapal perang lainnya yakni USS Princeton (CG-59) dan USS Sterett (DDG-104) pada 5 Februari lalu.

Berdasarkan informasi yang diterima Anadolu Agency, kapal AS itu melintas untuk menuju Laut China Selatan.

TNI AL pun menugaskan lima Kapal Perang Indonesia (KRI) yakni KRI Todak-631, KRI Halasan-630, KRI Krait-827, KRI Pari-849 dan KRI Sikuda-863, serta Pesawat Udara Patmar Cassa P-8203 untuk melakukan pemantauan saat kapal milik AS itu melintas di sepanjang Selat Malaka.

Pada akhir pelaksanaan pemantauan, kapal Indonesia melakukan komunikasi dengan konvoi kapal AS menggunakan lampu dan disampaikan pesan “Bon Voyage” sebagai bentuk diplomasi Angkatan Laut.

Selain kapal milik AS, Kadispen Koarmada I Letkol Laut (P) Fajar Tri Rohadi mengakui pada 4 Februari lalu, atau sehari sebelum kapal perang AS melintas, sebuah kapal perang jenis fregat milik China Xuchang 536 memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.

Kadispen Koarmada I Letkol Laut (P) Fajar Tri Rohadi menambahkan kapal itu berada di luar kontinen Indonesia, namun masih dalam wilayah ZEE Indonesia.

"Selama mereka bernavigasi untuk melintas tidak masalah," kata Fajar kepada Anadolu Agency pada Senin. Kapal China tersebut kata dia tidak berkomunikasi dengan pihak Indonesia.

Fajar mengatakan kehadiran KRI di Laut Natuna Utara saat ini tetap normal, tanpa ada peningkatan aktivitas menyusul kejadian itu.

Sebelum peristiwa tersebut, rombongan kapal induk AS yang dipimpin USS Theodore Roosevelt juga memasuki Laut China Selatan pada 24 Januari lalu, seperti dikutip dari Reuters.

Kedatangan kapal tersebut merupakan bentuk dari mempromosikan kebebasan bernavigasi.

Lalu, dua hari setelah kedatangan kapal induk tersebut, China menggelar latihan perang, seperti dilansir Reuters.

Namun militer China menyatakan latihan tersebut hanya bersifat rutin dan tidak terkait dengan kedatangan kapal induk milik AS, menurut laporan Global Times.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.