WONGAPAK.SUARAMERDEKA.COM-Jauh sebelum bioskop dan televisi dipenuhi cerita fiksi, masyarakat Indonesia telah lama terpesona oleh kisah Mahabharata (Mahabarata). Lahir di India sebagai wiracarita Hindu berbahasa Sanskerta, Mahabharata lebih dari sekadar cerita.
Ia adalah pusaka pengetahuan, nilai-nilai luhur, dan drama manusia yang tak lekang oleh waktu. Hebatnya, kisah ini melampaui batas geografis dan budaya, menemukan rumah barunya di Nusantara, dan berkelindan dengan seni wayang yang begitu dicintai.
Mahabharata berpusat pada perebutan tahta kerajaan Hastinapura antara dua keluarga besar: Pandawa dan Kurawa. Pandawa, yang terdiri dari lima bersaudara (Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa) dikenal dengan kebijaksanaan dan kebaikan hati mereka.
Baca Juga: Jiwa Besar Rahwana di Akhir Nafasnya,Dalam Cerita Ramayana
Sementara di pihak lain, Kurawa yang berjumlah seratus bersaudara dipimpin oleh Duryodhana yang penuh ambisi dan kelicikan. Perseteruan mereka dipicu oleh iri hati Duryodhana terhadap Pandawa, yang berhak atas tahta.
Berbagai intrik dan tipu daya dilancarkan oleh Kurawa, termasuk menjebak Pandawa dalam permainan dadu yang membuat mereka kehilangan kerajaan dan diasingkan selama 13 tahun.
Namun, masa pengasingan justru menjadi momen penting bagi Pandawa untuk menempa diri. Mereka berguru kepada para resi, memperdalam ilmu dan strategi perang. Di sisi lain, Kurawa semakin mabuk kekuasaan.
Baca Juga: Kisah Lakon Wayang Sugriwa-Subali, Perebutan Tahta dan Pengkhianatan
Dengan bantuan Krishna, dewa penjelmaan kebaikan yang senantiasa mendampingi Pandawa, mereka bangkit untuk merebut kembali hak mereka.
Puncak dari konflik tersebut adalah perang besar Bharatayuddha di Kurukshetra. Selama 18 hari, lautan api dan panah beradu. Para tokoh Mahabharata dengan segala kekuatan dan kelemahannya bertempur memperebutkan keadilan.
Pada akhirnya, dharma, yang diwakili oleh Pandawa, berhasil memenangkan peperangan. Kemenangan ini menandai tegaknya kembali keadilan dan kebenaran.
Baca Juga: Meregang Nyawa di Kurusetra, Tragis Lakon Karna Gugur Ditangan Saudara
Kisah Mahabharata tidak hanya kaya akan cerita peperangan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai moral yang masih relevan hingga saat ini.
Konsep dharma (kewajiban dan kebenaran), artha (kekayaan dan kemakmuran), kama (keinginan), dan moksha (kebebasan) menjadi benang merah yang terjalin sepanjang kisah.
Artikel Terkait
Apa itu Wayang? Berikut Pengertian Wayang, Jenis, Asal-Usul dan Fungsinya
Mengenal Wayang Kulit Penjelasan Lengkap
Kisah Lakon Wayang Sugriwa-Subali, Perebutan Tahta dan Pengkhianatan