Novel Terbaru Andrea Hirata : Ayah (2015)

Setelah sukses besar menerbitkan 8 novel edisi bahasa Indonesia (Laskar Pelangi, Sang pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book), Andrea Hirata kembali menggebrak dengan novel terbarunya yang berjudul Ayah.

Novel ini menceritakan kisah cinta abadi Sabari kepada Marlena dan cinta Sabari kepada anaknya, Zorro. Dituliskan dengan gaya khas Andrea Hirata yang humoris, yang bisa membuat pembacanya terkena penyakit gila nomor 40, yaitu sindrom membaca bacaan kocak di tempat umum, tertawa atau terkekeh sambil memegang novel. Kisah ini berlatar belakang awal tahun 1990-an, salah satu di antaranya sekitar tahun 1993 ketika Lady Diana berkunjung ke Nepal. Kalau Anda pernah mendengar istilah cinta tidak harus memiliki, novel ini adalah salah satu contoh baik yang menggambarkan istilah tersebut. Cinta yang cukup dirasakan asalkan yang dicintai merasa bahagia, atau cukup bisa memandang wajahnya. Cinta yang selalu memberikan pengharapan, meski bagaikan pungguk merindukan bulan. Inilah cinta Sabari kepada Marlena. Suatu cinta yang tak bakal sanggup diriku memikulnya. Suatu perasaan yang demikian besar dan berat, hingga seolah-olah menjunjung bumi di atas kepala dan dada.

Seperti halnya Laskar Pelangi, novel ini juga terinspirasi dari kisah nyata yang diceritakan oleh seorang sahabat Andrea Hirata dan menceritakan kehidupan di Belitong. Ditulis setelah melakukan riset selama enam tahun, buku ini hampir mencapai 400 halaman yang dibagi ke dalam 67 bab. Terkadang babnya cukup pendek sehingga berkesan terlalu sedikit yang diceritakan. Saya merasakan bahwa begitu banyak yang akan dicurahkan dalam novel ini, namun ada beberapa poin penting di mana pembaca merasa suatu cerita bisa lebih menarik ketika dibuat lebih rinci, namun hanya singkat dikisahkannya. Mungkin karena ketagihan dengan cara menulis Andrea, pembaca merasa tidak puas ada bagian yang sangat rinci namun ada bagian lain yang penting dan butuh didetailkan tidak terjadi. Bagian akhir sebenarnya bisa diceritakan lebih rinci setelah pembaca bersabar mengikuti petualangan para tokoh utama dalam mengejar impiannya. Mungkin penyuntingan novel ini bisa dibuat lebih baik. Meskipun demikian, novel ini tetap menghibur pembacanya dengan humor-humor khas Andrea dan beberapa bisa membuat dada pembacanya basah karena terharu.

Kisah cinta dalam novel ini mengingatkan saya kepada film Love in the Time of Cholera yang dibintangi oleh Javier Bardem. Sedangkan kisah cinta ayah kepada anaknya mengingatkan saya pada film Kramer vs Kramer yang dibintangi oleh Dustin Hoffman dan Meryl Streep dan film The Pursuit of Happyness yang dibintangi Will Smith dan anak kandungnya.

Ayah
Ayah

Novel ini saya ganjar dengan nilai 8 / 10. Wajib baca buat penggemar tetralogi Laskar Pelangi.

Satu tanggapan untuk “Novel Terbaru Andrea Hirata : Ayah (2015)”

  1. ceritariyanti Avatar

    waduh… tunggu gajian buat ke toko buku ah… 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

I’m Wisnu Widiarta

Welcome to My Untold Contemplation blog, my cozy corner of the internet dedicated to all of my activities in social activities, outdoor sightseeing, watching movies, playing board game, and photography. If you share my interests, please connect or share your thoughts in my posting.

Let’s connect