Tsunami Pantai Anyer

Mbah Rono: Gunung Anak Krakatau Meletus Sehebat Apapun, Kecil Kemungkinan Bisa Timbulkan Tsunami

AHLI vulkanologi Surono mengatakan, potensi terjadi tsunami besar akibat letusan Gunung Anak Krakatau sangat kecil kemungkinan bisa terjadi

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Anggota TNI memantau aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dari KRI Torani 860, di perairan Selat Sunda, Banten, Kamis (27/12/2018). 

AHLI vulkanologi Surono mengatakan, potensi terjadi tsunami besar akibat letusan Gunung Anak Krakatau sangat kecil kemungkinan bisa terjadi.

Hal itu, kata pria yang akrab disapa Mbah Rono ini, sekaligus menjawab peryataan sejumlah pihak yang menyebut tsunami yang melanda kawasan Selat Sunda bulan lalu, disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau.

"Saya kaget, saya dulu pernah urus Anak Krakatau loh, sekarang seperti dikriminalisasi. Karena dari hasil penelitian apa pun, Gunung Anak Krakatau itu seperti anak muda sedang membangun tubuhnya," kata Mbah Rono dalam sebuah diskusi bertema 'Mitigasi bencana masih menjadi PR', di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (3/1/2019).

Mendagri Temukan Indikasi Kesamaan Modus Temuan KTP Elektronik di Bogor dan Duren Sawit

"Dan letusan sehebat apa pun juga, Anak Krakatau itu kecil kemungkinan bisa menimbulkan tsunami," sambungnya.

Mbah Rono juga menyebut beberapa faktor yang bisa mengakibatkan tsunami yang berkaitan dengan gunung api, salah satunya karena letusannya.

Namun, ada pula karena guguran lava yang masuk ke laut dalam jumlah besar, maupun longsoran gunung api tersebut.

Kasus Penyerangan Novel Baswedan Tak Alami Kemajuan, KPK Pilih Bekerja Senyap

Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini meyakini, tsunami yang menerjang kawasan Selat Sunda tak ada kaitannya dengan letusan Gunung Anak Krakatau.

"Begitu banyak orang (menyebut) ini letusan (Anak Krakatau), ini bukan, ini (karena) longsoran. Karena apa? Kalau Anak Krakatau letusannya menimbulkan tsunami, ini letusannya Jakarta pasti dengar," ulas Mbah Rono.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau agar alat di Gunung Anak Krakatau tidak boleh mati. Sebab, hal itu bisa berakibat fatal terhadap wilayah terdekatnya, yakni Lampung dan Banten, yang menjadi pusat wisata dan industri.

"Nah, untuk Anak Krakatau jangan pernah alat di Anak Krakatau itu mati, walaupun sering mati karena kejatuhan letusan, ganti lagi. Kenapa enggak boleh mati? Dua pulau, Sumatera Selatan dan Banten itu tempat wisata strategis, terus bergeser sedikit Cilegon itu industri, ini wilayah vital, enggak boleh lengah (mantau) Anak Krakatau," papar Mbah Rono.

Waspada dengan Retakan 

Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan retakan baru di badan Gunung Anak Krakatau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.

"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut. Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," kata Dwikorita di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019).

Kisah Ade Jigo Temukan Istrinya Meninggal karena Tsunami, Ada Sekuriti yang Bilang Anaknya Mirip

Kesaksian Jimmy, Korban Aksi Brutal KKB Papua: Kembali ke Pos TNI Mbua Dihadang KKB (8)

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved