Kontroversi Film  Karena Sebab Poster dan Judul
Ilustrasi Foto Karya Andry WinARKO

Bagikan:

JAKARTA - Media sosial terutama X sedang ramai dengan kontroversi kemunculan sebuaH film bergenre horor berjudul Kiblat yang sedianya tayang di tahun ini. Namun rencana penayangan film yang muncul dengan trilernya ini disoal masyarakat.

Sejumlah pihak menolak penayang film itu karena dianggap melecehkan simbol agama tertentu. Mereka menolak pemutaran film itu di bioskop umum. Bahkan MUI akhirnya dilarang penayangannya di bioskop karena poster dan judul filmnya dinilai memprovokasi. Film horor yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo ini juga dianggap telah merendahkan agama Islam.

Film Kiblat yang dibintangi sejumlah artis seperti Arbani Yasiz, Yasmin Napper, Youtube Ria ricis, Hana Saraswati, dan Dennis Adhiswara terpaksa ditunda penayangannya. Salah satu komentar di medsos diungkapkan oleh Ustadz Hilmi Firdausi melalui unggahan di akun X @hilmi28, ia mendesak film horor yang mengaitkan ibadah umat muslim itu sebaiknya dihentikan. Menurutnya film horor Kiblat yang tampil dengan brosur seperti itu justru tidaklah mendidik banyak orang. Selain tidak mendidik, film Kiblat justru malah membuat orang takut untuk mengerjakan ibadah sholat

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz juga mengomentari film tersebut sebagai film yang kurang mendidik, ”Film horor ini menurut saya kurang dari sisi pendidikan. Anak-anak harus menguasai dan memahami keilmuan, sehingga bisa memilih film yang punya misi pendidikan,” saran KH Abdul Hakim Mahfudz yang biasa disapa Gus Kikin tersebut, seperti dikutip Antara, Kamis 28 Maret.

Ia menilai film ini yang lebih mengutamakan kepentingan komersial dan mengabaikan sisi pendidikan. Dia juga mengomentari soal pembuatan poster film Kiblat, yang memuat gambar orang yang sedang rukuk namun wajahnya menengadah ke atas. Gus Kikin mengaku tidak paham apa maksud dari pembuatnya poster itu. ”Kami tidak tahu apa dasarnya membuat adegan itu. Mungkin bercanda atau apa. Tapi jika betul melecehkan harus ditindak,” katanyanya.

Adanya kehebohan itu membuat pihak rumah produksi film tersebut Leo Pictures harus mendatangi MUI untuk mengklarifikasi, pada 27 Maret 2024. Pihak Leo Pictures akhirnya mengakui poster dan judulnya tidak tepat, mereka berjanji akan mengganti dan mengoreksinya kembali.

"Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Setelah kegaduhan beberapa hari ini, kami pun melakukan tabayyun bersama Majelis Ulama Indonesia. Pihak MUI dengan sangat rendah hati memberikan banyak saran positif kepada karya kami," ujar Agung Saputra selaku produser film itu, setelah pertemuan dengan MUI beberapa waktu lalu.

Agung berdalih jika isi dari film mereka bernilai baik untuk masyarakat. Namun, memang judul dan poster mereka membuat publik salah paham. "Mengingat isi film ini sebenarnya merupakan syiar yang baik untuk masyarakat, namun poster dan judulnya menciptakan salah paham kepada berbagai pihak," katanya.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, dalam satu kesempatan wawancara di televisi mengatakan dari melihat bentuk dan poster telah menimbulkan kesalahpahaman. Untuk itu Mui sempat melarang penayangannya. Film tersebut tidak boleh tayang karena dianggap kampanye hitam bagi Islam.

Cholil Nafis lebih lanjut menjelaskan meski belum menonton filmnya, dengan judul dan poster yang menggambarkan orang sujud menghadap ke atas itu jelas melukai umat Islam. " Itu bentuk ketidak sopanan. Selain kata kiblat mengarah pada arah sholat umat Islam bukan pengertian lain. Saya bilang konten dan judul tidak ketemu," ujarnya.

Sementara kalau dari sisi konten, ia mengaku malah mendukung. Lalu ia pun menjelaskan konten film tersebut ada sebuah syiar tentang agama jadi ada sebuah kampung mistis, mejik lalu ada anak yang ingin membawa kebaikan dengan adzan ditempat itu. "Jadi skenarionya kita baca cukup baik, jadi protes dan keberatan kami hanya dari aspek judul dan posternya tidak ketemu, " katanya dalam dialog itu. "Kekeliruan membuat poster dan judul itu sudah mengakui mereka ke saya. " tambahnya.

LSF Bicara Kiblat

Film 'Kiblat' bercerita tentang Ainun diperankan Yasmine Napper yang harus mendatangi kampung tempat ayahnya tinggal bernam Bumi Suwung. Ayahn Ainul dikenal disegani penduduk kampung itu. Setahu Ainun ayahnya Abah Mulya adalah tokoh ulama yang sangat idolakan. Suatu hari Ayahnya dikabarkan meninggal dengan sebab meninggal yang misteri, karena itu Ainun merasa perlu mengunjungi desa tempat tinggal ayahnya.

Ainun ditemani kawannya Rini diperankan Ria Ricis menyusul ke desa sang ayah. Namun ketika mereka sampai disana, mereka justru merasakan dan melihat keganjilan terutama tentang ajaran agama yang dibawakan ayahnya. Warga disana terkesan mistis dan ganjil. Merekapun mengalami banyak hal ganjil dan misterius, termasuk desa yang tak pernah terdengar adzan dan arah kiblat yang bisa beruba -ubah.

Perlahan terkuak kejanggalan tentang ajarkan sang Ayahnya ternyata ajaran sesat dan menyimpang dari ajaran Islam pada umumnya. Ia pun sempat mengalami berbagai kejadian mistis dan menemukan berbagai fakta yang sebelumnya tidak pernah ia duga, setelah mempelajari kondisi itu ia bersama 3 remaja disana berusaha memperbaiki keadaan.

Menyikapi kehebohan film garapan Bobby Prasetyo yang kontroversi itu, Wakil Ketua LSF, Ervan Ismail, mengaku sudah memeriksa film tersebut. Sekarang ini dalam tahap peninjauan. Namun ia mengakui proses di LSF baru sebagian, karena pihaknya mendapatkan film belum utuh tapi pihaknya sudah memberikan catatan-catatan perbaikannya.

Ervan menjelaskan diera Demokrasi ini kita bisa berdialog, kita bisa berdiksi membicara mana-mana saja yang kira-kira menjadi ganjalan dan berpotensi melanggar regulasi. Atau hal hal sensitif di masyarakat yang kemungkinan bisa menimbulkan protes."Kami tidak bertendensi mengekang kebebasan berekspresi. Kepada produser film ini, kita sudah beri catatan-catatan, "ujarnya.

Namun menurut Ervan, secara sinematik belum utuh film yang diberikan. Memang secara film belum utuh diberikan kepadanya, kami belum bisa melihat apakah bisa disebut adegan kekerasan berlebihan, karena datanya belum lengkap. Soal adegan sholat itu ada 4 kali adegan sholat, kami sudah memeriksa, gerakan sholat, doa sholat, surah yang dibacakan.

Ia menjamin tidak ada gerakan yang dianggap melecehkan, atau sholat yang digambarkan main- main. Di ujung cerita ini ingin menggambarkan ada orang yang berjuang untuk membebaskan kampung itu dari kesesatan. Karena di kampung itu tidak ada adzan dan tidak ada orang sholat dan itu ingin dibebaskan oleh 3 orang yang datang ke kampung itu

Banyaknya kritik dan protes terhadap munculnya film Kiblat, meski Film -nya masih dalam bentuk trailer film yang dirilis pada 21 Maret 2021. Masyarakat menilai film tersebut tidak layak untuk ditayangkan karena dapat membuat seseorang takut dalam menjalankan ibadah salat. Beberapa tanggapan juga dianggap sejumlah orang di dunia maya terkait kesan terhadap film itu