Mengenal Baju Adat Jawa Tengah, Biasa dipakai Pengantin saat Pernikahan
Bio One memakai baju adat Jawa Tengah (Foto: IG @bojvoyej)

YOGYAKARTA - Setiap suku daerah di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang istimewa, salah satunya adalah baju adat. Di Jawa Tengah sendiri terdapat sejumlah baju adat yang memiliki desain dan aksesoris yang berbeda.

Ada lima baju adat Jawa Tengah yang dikenal masyarakat. Baju adat biasanya sudah dipakai oleh suku Jawa sejak zaman dahulu dan masih terus dikenakan hingga saat ini. Baju adat biasanya dipakai pada momen-momen tertentu, seperti upacara budaya, pernikahan, dan sebagainya.

Baju Adat Jawa Tengah

Baju adat dari Jawa Tengah yang populer diketahui adalah kebaya dan surjan. Artikel kali ini akan menyajikan informasi baju adat yang lain dari daerah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kebaya

Kebaya merupakan baju adat Jawa Tengah yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat umum. Baju ini diperuntukkan untuk dipakai oleh kaum wanita. Baju kebaya berbentuk blus sederhana berlengan panjang.

Kebaya asal Jawa Tengah disebut berbeda dengan kebaya dari daerah lain. Kebaya ini mengandung nuansa misteri atau sakral. Kebaya ini dibuat dengan bahan beludru dan kain sutera. Kebaya ini umumnya berawarna hitam

Wanita Jawa yang memakai kebaya akan selalu mengenakan kemben sebagai dalamannya. Tidak lupa di bagian perut biasanya dililit dengan tagen di dalam kebaya. Sementara itu bawahannya memakai kain jarik panjang bermotif batik. 

Surjan

Jika kaum wanita mengenakan kebaya, para laki-laki di Jawa menggunakan pakaian surjan. Surjan dulunya menjadi baju untuk kaum pria kerabat kerajaan di zaman dulu. Baju ini pada masa itu hanya dipakai oleh kalangan bangsawan saat menghadiri acara-acara resmi. 

Surjan memiliki motif lurik berwarna cokelat dan hitam. Pada bagian depannya terdapat saku, dan kerah lehernya berbentuk pola sanghai. Baju ini biasanya dipakai bersama dengan bawahan jarik bermotif batik. Kain jarik dililitkan dari pinggang sampai mata kaki. Para laki-laki juga memakai keris di bagian punggung punggung yang diselipkan di jariknya. 

Jawi Jangkep

Baju adat jawi jangkep memang tidak terlalu dikenal jika dibandingkan dengan dua pakaian sebelumnya. Memiliki fungsi yang sama dengan surjan, baju adat ini juga menjadi pakaian kaum laki-laki Jawa. 

Baju jawi jangkep berwarna gelap polos, baik hitam, merah bata, atau biru tua. Atasan baju ini bermotif bunga di bagian tengah dan mengenakan beskap di bagian dalamnya. Namun sekarang pemakaiannya berbeda, di mana beskapnya digunakan secara terpisah. 

Penglengkap baju jawi jangkep adalah kain jaring panjang yang dikenakan sebagai bawahan. Jarik tersebut dipakai dari pinggang hingga mata kaki. Di bagian belakang punggung pemakainya terselip sebuah keris. Tak lupa, pemakain baju ini juga ditambah dengan aksesoris blangkon. 

Kanigaran

Baju adat Jawa Tengah selanjutnya yang istimewa adalah Kanigaran. Baju ini merupakan pakaian para raja-raja zaman dahulu. Saat ini baju kanigaran sering digunakan sebagai busana mempelai dalam acara pernikahan. 

Pengantin pria akan memakai baju beskap berkerah yang terbuat dari beludru halus. Di bagian dada dan lengan terdapat hiasan berwarna emas yang menampakkan kesan mewah. Lalu pada bagian bawahnya memakai jarik biasa dan di belakang punggung membawa keris terselip. Sementara pengantin wanita memakai baju berwarna senada dengan penganten pria. Bedanya pakaian wanita tidak berkerah. 

Basahan

Baju adat Jawa Tengah yang juga sering dijadikan pakaian pengantin adalah basahan. Baju basahan mempunyai perbedaan dengan kanigaran, yaitu tidak mengenakan atasan. Pada mempelai pria, bagian dadanya dibiarkan terbuka. Namun mempelai pria akan mengenakan kalung sebagai simbol kemewahan. 

Sementara itu pada mempelai wanita, pakaian yang digunakan adalah kain yang menurupi bagian dada. Bagian dada atas sampai leher dibiarkan terbuka tanpa penutup. Terdapat hiasan kalung juga yang senada dengan pengantin pria. 

Pada bagian bawahan, mempelai pria memakai dodoran atau kampuh, berbeda dari jarik biasa. Pria juga menyematkan keris di bagian belakang seperti baju adat lainnya. 

Itulah baju adat Jawa Tengah dari yang sudah populer hingga yang belum dikenali. Baju adat tersebut sudah menjadi pakaian oleh masyarakat Jawa di masa lalu. Namun saat ini eksistensinya masih dipertahankan dan sering dikenakan pada acara-acara resmi. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)