1
Motivasi Muslim Lifestyle

Janji Adalah Hutang & Tanggung Jawab (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Mengapa masih banyak saja orang yang begitu enteng menebar janji tanpa ada rasa beban dan juga usaha untuk dapat menepatinya? Padahal janji adalah hutang. Hutang wajib dibayar. Allah SWT menegaskan:
.
Penuhilah janji kalian. Sungguh janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban (TQS al-Isra` [17]: 34).
.
Para rasul adalah orang-orang yang biasa menepati janji. Salah satunya Ibrahim as. Allah SWT berfirman:
.
Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (TQS an-Najm [53]: 37).
.
Allah SWT pun berfirman tentang Ismail as.:
Sungguh ia adalah seorang yang benar janjinya (TQS Maryam [19]: 54).
.
Tatkala Ismail as. berjanji untuk sabar jika disembelih oleh bapaknya—karena perintah Allah SWT—ia pun menepati janjinya dengan menyerahkan dirinya pada perintah Allah SWT (As-Saadi, Taysîr al-Karîm ar-Rahmân, hlm. 822).
.
Tentu demikian pula Rasulullah Muhammad saw. Bahkan sebelum diutus oleh Allah, beliau telah dijuluki sebagai orang jujur dan terpercaya. Apalagi setelah beliau menjadi nabi (Lihat: Zâd al-Ma’âd, 3/262).
.
Hal yang sama diteladani oleh para sahabat Nabi saw. Contohnya Anas bin an-Nadhr ra. Dia pernah amat menyesal karena tidak ikut dalam Perang Badar bersama Rasulullah saw. Lalu dia berjanji: Jika Allah SWT memperlihatkan kepada dia medan pertempuran bersama Rasulullah saw., niscaya Allah SWT akan melihat pengorbanan yang dia lakukan.
.
Ketika berkobar Perang Uhud, dia berangkat bersama Rasulullah saw. ke medan perang. Dalam perang ini kaum Muslim terpukul mundur. Sebagian lari dari medan pertempuran. Di sinilah Anas bin Nadhr membuktikan janjinya. Dia terus maju dengan gagah berani menerobos barisan musuh hingga terbunuh. Ketika perang telah usai dan kaum Muslim mencari para syuhada Uhud, didapati pada tubuh Anas bin an-Nadhr ada 80 lebih tusukan pedang, tombak dan panah. Akibatnya, tidak ada yang bisa mengenali jenazahnya, kecuali saudarinya. Lalu turunlah ayat al-Quran:
.
Di antara orang-orang Mukmin itu ada yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur. Di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu. Mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya) (TQS al-Ahzab [33]: 23) (Lihat: Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, 3/484).
.
Demikianlah usaha keras para Sahabat Nabi saw. dalam menepati janji. Mereka melakukan demikian karena yakin bahwa setiap janji mereka akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah SWT.
.
Hal ini sangat kontras dengan sikap banyak orang saat ini. Karena tidak jarang kita mendapati bahwa cukup banyak orang-orang dimana mereka begitu ringan mengumbar janji-janji manis tanpa pernah takut tak dapat mewujudkan janji-janji itu. Berkali-kali mereka menebar janji. Berkali-kali pula ada dari mereka yang ingkar janji. Begitulah akhlak Iblis. Semoga kita semua dijauhkan dari sikap tersebut, dan menjadi orang yang senantiasa menepati janji. Karena janji adalah tanggung jawab.