Nilai dan Kearifan Lokal dari Rumah Tongkonan Tana Toraja oleh mahasiswa KKN Nusantara moderasi beragama UIN Sumatera Utara Medan

Rumah tongkonan merupakan rumah adat yang berada di Tana Toraja, Rumah Tongkonan ini merupakan rumah pemersatu bagi masyarakat Tana Toraja yang mana rumah ini berfungsi sebagai tempat pertemuan dan diskusi bagi masyarakat sekitar. 

Uniknya rumah ini bisa menyatukan masyarakat disekitar baik diskusi mengenai rambu tukak (kebahagiaan) dan rambu solok (kesedihan) dan diskusi mengenai pemerintahan dst. Rumah Tongkonan ini pada awal nya banyak terbuat dari kayu dengan relief yang unik akan tetapi seiring berkembangnya zaman rumah Tongkonan ini  terbuat dari beton yang mana ini menjadi perubahan zaman pada rumah Tongkonan. 

Rumah Tongkonan ini dapat menghabiskan biaya yang fantastis satu Tongkonan bisa menghabiskan dana sekitar 50 sampai 600 juta tergantung relief dan besarnya rumah yang akan dibangun. Biasanya Tongkonan ini mempunyai bentuk yang unik dan relief yang unik dengan pahatan-pahatan yang dibuat oleh pemahat yang ada di sekitar Tana Toraja ini menjadikan rumah Tongkonan menjadi satu hal yang diperhatikan oleh masyarakat sekitar.

Relief yang dibuat dapat menghabiskan uang sekitar 25 juta bahkan lebih, dari wawancara yang saya lakukan terhadap salah satu tokoh masyarakat yang ada di Tana Toraja yaitu bapak Drs sampe baralangi M.Sc. selaku sekretaris MUI Kabupaten Tana Toraja beliau mengatakan “bahwasanya rumah Tongkonan merupakan harga diri bagi masyarakat yang ada di Tana Toraja”.

Logika sederhananya untuk menentukan strata sosial salah satunya dengan mempunyai rumah Tongkonan. Jadi ketika masyarakat di Tana Toraja mempunyai rumah Tongkonan berarti strata sosialnya termasuk strata yang tinggi akan tetapi seiring berkembangnya zaman pendidikan di Tana Toraja juga berpengaruh terhadap strata sosial tersebut.

Akan tetapi karena adat yang ada disini dijunjung tinggi dan berdampingan dengan agama,  masyarakat yang ada di Tana Toraja harus menyesuaikan terhadapnya supaya bisa beradaptasi dan bersosialisasi terhadap orang-orang yang ada di Tanah Toraja. 

Rumah Tongkonan ini tidak sembarang orang untuk duduk di dalamnya karena, rumah ini termasuk rumah yang dijaga. Ketika kita ingin memasukinya atau sekedar berfoto kita harus izin terlebih dahulu kepada orang yang mempunyai rumah tersebut. 

Alhamdulillah saya bersama teman-teman yang lain pernah disuruh untuk menduduki rumah Tongkonan ini, artinya kami mahasiswa KKN Nusantara moderasi beragama yang terdiri dari 11 orang dan dari 10 provinsi yang berbeda serta dari 10 kampus Islam yang berbeda yang ada di Indonesia sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat tana Toraja.

Di rumah Tongkonan ini ternyata ada tempat istirahat yang mana ini menjadi tempat yang nyaman karena di bagian atas rumah Tongkonan terdapat kamar yang biasanya difasilitasi dengan kasur bantal selimut dan lain-lain. 

Warna yang sering digunakan di rumah Tongkonan ini yaitu warna merah kuning putih dan lainnya ini menunjukkan makna yang dalam terhadap rumah Tongkonan yang menjadi iconic dari Kabupaten Tana Toraja yang mempunyai banyak adat dan menjunjung tinggi nilai moderasi di dalamnya.

Tana Toraja menjadi recommend untuk tempat berlibur karena di sini sangat banyak wisata-wisata yang panoramanya indah. Salah satunya wisata patung Yesus di buntu burake yang mana mata kita akan dimanjakan dengan panorama kota Makale serta awan-awan dan langit yang dekat dengan kita sehingga untuk orang-orang yang senang dengan dunia traveling dan fotografi ini sangat cocok untuk mereka.