Macam-macam Pakaian Adat Jawa Tengah

17 October 2022 - 14:02 WIB
cleanipedia.com

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki kekayaan budaya. Karena, wilayah itu, dulunya termasuk dalam Kerajaan Mataram Islam dan sebagai pusat peradaban Jawa masa lalu. Salah satu bukti kekayaan budaya Jawa Tengah tercermin dalam pakaian adatnya yang beraneka ragam. Seperti dirangkum, Senin (17/10/22).

Berikut beberapa pakaian adat Jawa Tengah

1. Baju Surjan

Baju surjan adalah pakaian untuk kaum pria kerabat kerajaan di masa lalu. Dulunya, baju surjan ini hanya dikenakan oleh kalangan bangsawan pada acara-acara resmi saja. Baju surjan memiliki motif lurik berwarna cokelat dan hitam. Bagian depan baju ini terdapat saku, dan bagian lehernya berpola shanghai.

Penggunaan baju surjan biasanya dipadukan dengan kain jarik bermotif batik yang dililitkan di pinggang dengan panjang hingga mata kaki. Di bagian belakang akan diselipkan senjata berupa keris sebagai simbol ksatria.

2. Baju Jawi Jangkep

Baju Jawi Jangkep dikenakan oleh kaum pria. Bedanya baju jawi jangkep ini polos berwarna gelap, seperti hitam, biru tua, merah bata, dan sebagainya. Baju jawi jangkep terdiri dari atasan dengan motif bunga di bagian tengah dan beskap di bagian dalam. Namun saat ini, beskap biasanya digunakan secara terpisah.

Sebagai bawahan baju jawi jangkep adalah kain jarik panjang hingga mata kaki. Bagian belakang juga diselipkan keris. Selain itu, pria yang menggunakan baju jawi jangkep juga mengenakan blangkon atau penutup kepala.

3. Kebaya

Jika kaum pria menggunakan baju surjan atau baju jawi jangkep, maka kaum wanitanya akan menggunakan kebaya. Baju kebaya ini berbentuk blus sederhana berlengan panjang. Berbeda dengan kebaya di daerah lain, kebaya Jawa Tengah sedikit menyimpan kesan misteris.

Bahan yang digunakan untuk kebaya ini adalah beludru atau kain sutera. Umumnya kebaya Jawa Tengah berwarna hitam. Wanita Jawa Tengah akan menggunakan kemben sebagai dalaman kebaya.

Sementara bagian perut akan dililitkan stagen untuk memperkuat kemben. Kain jarik panjang bermotif batik akan dipakai sebagai bawahan kebaya. Untuk menambah keanggunan, rambut wanita berkebaya akan disanggul.

4. Kanigaran

Baju kanigaran ini adalah pakaian para raja di masa lalu. Saat ini, baju kanigaran ini sering dikenakan untuk mempelai pada acara pernikahan. Mempelai pria mengenakan baju beskap berkerah, berbahan beludru halus.

Di bagian dada dan lengan ada hiasan berwarna emas untuk menambah kemewahan. Sementara mempelai wanita juga mengenakan baju berwarna senada dengan mempelai pria namun tidak berkerah.

Untuk bawahan, mempelai pria menggunakan kain dodoran atau kampuh, yang berbeda dengan kain jarik biasa. Di bagian belakang juga diselipkan keris sebagai mana pakaian yang lain.

5. Basahan

Selain kanigaran, ada pula pakaian basahan yang saat ini juga digunakan untuk acara pernikahan. Bedanya, Basahan tidak mengenakan atasan. Bagian dada mempelai pria dibiarkan terbuka. Sebagai gantinya, mempelai pria akan menggunakan kalung yang melambangkan kemewahan.

Sementara mempelai wanita juga mengenakan kain hingga menutupi bagian dada. Sementara bagian dada atas dibiarkan terbuka, dan dihiasi dengan kalung yang senada dengan kalung mempelai pria.

Untuk bawahan, mempelai pria menggunakan kain dodoran atau kampuh, yang berbeda dengan kain jarik biasa. Di bagian belakang juga diselipkan keris sebagai mana pakaian yang lain.

Sumber : regional.kompas.com

(ek/hn/um)

Share this post

Sign in to leave a comment