Di antara jajanan pasar yang sering jadi isian snack box, lemper adalah salah satu favorit saya selain risoles dan pie buah. Alasannya tentu saja karena lemper enak dan kenyang.
Dibungkus daun pisang yang mengeluarkan aroma earthy, tersembunyi gurihnya beras ketan yang dimasak dengan santan dan suwiran ayam. Perpaduan rasa gurih, manis, dan (kadang) pedas ini menjadikan lemper jadi camilan favorit banyak orang.
Sejarah lemper
Lemper bukan hanya lezat, tetapi juga sarat makna sejarah. Konon, jajanan ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Tertulis pada Serat Centhini (ensiklopedi budaya Jawa), pada masa itu lemper disajikan dalam berbagai acara kerajaan sebagai simbol persaudaraan dan rezeki.
Berikut adalah beberapa kutipan dari Serat Centhini tentang lemper:
Bagian 12, Pupuh 132:
“Jajan pasar jajan pasar. Ada lemper ada jadah. Ada wajik ada jenang. Ada lopis ada klepon.”
Bagian 14, Pupuh 28:
“Lemper jajanan pasar. Isinya suwiran ayam. Dibalut daun pisang. Dikukus hingga matang.”
Bagian 15, Pupuh 10:
“Lemper disajikan dalam kenduri. Sebagai simbol persaudaraan. Dan doa untuk rezeki yang berlimpah.”
Bagian 20, Pupuh 17:
“Lemper digemari semua orang. Dari anak-anak hingga orang dewasa. Rasanya yang gurih dan lezat. Membuatnya selalu dirindukan.”
Bagian 25, Pupuh 14:
“Lemper adalah bagian dari budaya Jawa. Yang patut dilestarikan. Sebagai warisan kuliner yang berharga.”
Serat Centhini tidak hanya menceritakan tentang lemper sebagai jajanan, tetapi juga maknanya dalam budaya Jawa. Beras ketan yang saling menempel pada lemper menggambarkan simbol persaudaraan, doa untuk rezeki, dan bagian dari budaya yang patut dilestarikan.
Hingga saat ini, lemper terus berkembang. Berbagai variasi lemper modern hadir dengan isian yang berbeda-beda, seperti abon sapi, sosis, telur asin, dan mozzarella. Lemper juga menjadi inspirasi bagi berbagai kreasi kuliner modern, seperti lemper bakar, lemper goreng, dan lemper mini.
Namun, lebih dari sekadar camilan, lemper adalah bagian dari budaya kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Rasanya yang lezat dan sejarahnya yang panjang menjadikan lemper jajanan istimewa yang selalu dirindukan.
Saat saya ubek-ubek foto kreasi masakan beberapa tahun yang lalu, menemukan foto lemper ini ada di gallery dengan kurang lebihnya. Belum selazis lemper Holland Bakery yang 9000-an itu memang, tapi seenggaknya 6 biji lemper holland setara satu lusin lemper bikinan sendiri, bisa ngasih makan orang seisi rumah, mwahahahaa.
Resep lemper
Nah, ayo kita coba aja bikin lemper sendiri dijamin puas dan bahagia karena bisa mencocokkan sendiri ukuran dan isiannya. Cek resep lemper di bawah ini.
Bahan-bahan
500 gr beras ketan putih
500 ml santan
1 sdt garam
2 lembar daun pandan, potong-potong
Daun pisang secukupnya.
Isian:
2 sdm minyak sayur
300 gr daging ayam rebus, suwir halus
1 lembar daun salam
3 lembar daun jeruk, iris halus
1 cm lengkuas, memarkan
1 batang serai, memarkan
250 ml santan segar
Bumbu halus:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
2 butir kemiri
1/2 sdt merica
1 sdt ketumbar
1/2 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
Cara membuat
Cuci beras ketan hingga bersih
Rendam beras ketan dalam air dingin selama 3 jam, tiriskan
Kukus selama 30 menit, angkat.
Didihkan santan bersama garam dan daun pandan.
Tuangkan santan ke dalam ketan, aduk sampai santan terserap habis oleh ketan.
Kukus kembali ketan selama 30 menit sampai matang dan beraroma gurih
Isian:
Tumis bumbu hingga wangi.
Tambahkan salam, lengkuas, dan serai.
Aduk rata dan masukkan ayam dan santan, aduk-aduk sampai mendidih dan santan habis
Membuat lemper;
Ratakan setengah bagian ketan di atas loyang datar yang sudah diolesi minyak.
Ratakan adonan ayam di atasnya. Taruh sisa ketan di atas adonan ayam dan ratakan kembali.
Potong-potong lemper ukuran 4×7 cm lalu bungkus tiap potongan dengan daun pisang.
*atau bisa juga bikin seperti nasi kepal, tergantung bentuk lempernya mau seperti apa.
Nggak susah kan sebetulnya bikin lemper sendiri dengan resep lemper ini insyaallah mudaah. Makan lemper paling enak sambil menyeruput teh anget dibarengi kroket kentang atau risoles dan cabe rawit. Jangan lupa view-nya alam yaa, jangan seminar hahaha :))