Teknik cetak tinggi: Pengertian, cara kerja, hingga penerapannya

Teknik cetak tinggi adalah salah satu bagian dari seni rupa, dikenal juga sebagai seni grafis. Ini merupakan satu dari beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis selain teknik intaglio, teknik etsa, dan teknik cetak saring.

Sama seperti karya seni para umumnya, teknik cetak tinggi juga bisa menampilkan ekspresi dari seniman yang membuatnya.

Lantas, apa pengertian cetak tinggi? Apa saja macam-macam teknik dalam cetak tinggi? Selengkapnya tentang pengertian sampai penerapan cetak tinggi di Indonesia dapat kamu baca di bawah ini!

Pengertian cetak tinggi

Teknik cetak tinggi merupakan teknik yang menghasilkan gambar atau tulisan melalui proses pencetakan. Proses pembuatan karya menggunakan teknik ini dapat dilakukan di atas permukaan lembar kayu, linoleum, ataupun karet vinyl.

Cara penerapannya ialah dengan dipahat atau dicukil sebagai acuan cetaknya. Maka dari itu, cetak tinggi dikenal juga dalam sejumlah variasi, yakni woodcut atau cukil pada permukaan kayu, linocut atau cukil pada permukaan linoleum, dan metalcut atau cukil pada permukaan logam.

Woodcut merupakan teknik seni grafis cetak tinggi yang paling awal muncul. Teknik yang dikenal juga dengan istilah xilografi (xylography) ini adalah satu-satunya teknik yang dipakai secara tradisional di Asia Timur.

Adapun istilah lain dalam pengertian cetak tinggi adalah relief print, sebab teknik ini memiliki sifat khusus, yang mana jika acuan cetaknya diamati, maka permukaannya akan terlihat seperti permukaan berukir atau berelief.

Melansir binus.ac.id, cetak tinggi kerap digunakan lantaran proses cetaknya memakan biaya yang jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karya lukisan.

Makanya, tak heran apabila teknik ini banyak digunakan untuk memproduksi gambar dengan citra yang sama dalam jumlah banyak.

Baca juga: Seni rupa dua dimensi: Pengertian dan teknik cetak karya seni grafis

Kelebihan teknik cetak tinggi

Salah satu keunggulan dari teknik cetak tinggi ialah kesederhanaannya. Selain itu, seni grafis cetak tinggi juga relatif mudah dilakukan apabila dibandingkan dengan teknik cetak lainnya seperti cetak dalam atau datar.

Hal ini dikarenakan cukil tidak membutuhkan peralatan studio lengkap, melainkan hanya menggunakan material atau bidang yang mudah diperoleh, seperti papan kayu, hardboard, karet vinyl, dan sebagainya.

Peralatan serta tinta cetaknya pun mudah didapat. Hasil dari seni grafis cetak tinggi juga tak kalah bernilai dengan karya seni lainnya, termasuk seni lukis sekali pun.

Bahkan dengan menerapkan teknik cetak tinggi, seniman dapat dengan bebas berekspresi dan melakukan eksperimen visual melalui eksplorasi teknik serta pemanfaatan warna-warna tinta.

Baca juga: Andy Warhol dinyatakan bersalah atas pelanggaran hak cipta dalam karya cetak saring “Prince Series”

Cara kerja teknik cetak tinggi

Seperti telah dijelaskan secara umum di awal, tulisan atau gambar cetak tinggi dihasilkan melalui proses pencetakan menggunakan permukaan datar, seperti kayu, linoleum, dan lainnya.

Permukaan tersebut dipahat atau dicukil untuk dijadikan sebagai acuan cetak atau pelat. Kemudian, bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak dicukil, sedangkan bagian yang dibiarkan akan tetap sejajar dengan permukaan pelat.

Pelat tersebut lalu dibubuhi cat atau pewarna untuk kemudian dicetak ke kertas dengan cara digosok menggunakan bantuan sendok atau alat press.

Seniman juga bisa menggunakan acuan cetak atau pelat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan apabila ingin menggunakan kombinasi warna.

Teknik cetak tinggi memiliki prinsip untuk mendapatkan bagian positif (permukaan timbul) yang terkena warna, serta bagian negatif  (permukaan cekung) yang tidak terkena warna.

Bagian yang timbul lalu dapat diolesi tinta dengan menggunakan roller, lalu dicetak di atas permukaan bidang cetak.

Inilah yang membedakan teknik cetak tinggi dengan cetak itaglio dan etsa (etching), di mana bagian yang menampung tintalah yang dicetak pada kertas.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa meskipun gambar cetak tinggi dilakukan secara manual, tak menutup kemungkinan sketsa gambar di awal dibuat dengan cara dicetak otomatis.

Penerapan seni grafis cetak tinggi di Indonesia

Teknik cetak tinggi sendiri banyak digunakan di Indonesia sejak zaman dahulu, tepatnya sejak masa perjuangan.

Dahulu, media cukil kayulah yang menjadi pilihan banyak masyarakat, utamanya untuk membuat poster-poster perjuangan sampai selebaran propaganda.

Walaupun saat ini sudah banyak teknik-teknik lain yang diterapkan, namun di Indonesia teknik cetak tinggi masih menjadi seni grafis yang paling populer.

Di samping banyaknya bermunculan inovasi baru berupa mesin cetak berteknologi canggih, tetapi teknik cetak tinggi tak bisa dimungkiri masih terus digemari.

Tidak heran, pasalnya, cetak tinggi memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh teknologi tersebut.

Baca juga: Antara media dan medium seni rupa, ini penjelasan dan berbagai contohnya!