Pameran “Cerita Kaca” ulas sejarah seni lukis kaca di Indonesia

Lukisan di atas kaca merupakan salah satu karya seni yang mulai terlupakan. Kehadirannya pun kebanyakan dapat ditemukan hanya di toko barang antik maupun milik pribadi pada kolektor seni.

Minatnya yang semakin menurun inilah yang membuat pameranCerita Kaca: Perjalanan Seni Lukis Kaca di Indonesia” hadir selama dua bulan sejak Februari hingga April 2024 mendatang di Dia.lo.gue Artspace, Kemang Selatan, Jakarta.

Cerita Kaca” dalam pameran ini tak hanya ingin memperkenalkan kembali seni lukis kaca yang semakin terlupakan, tetapi juga ingin menyuarakan kembali semangat pertukaran budaya yang organik dari seni lukis kaca kepada masyarakat luas.

Menurut Chabib Duta Hapsoro, salah satu kurator di pameran ini, lukisan kaca di Indonesia banyak dihasilkan dari Cirebon dan Bali. Tema di Cirebon sendiri lebih banyak melukiskan tentang wayang, terutama wayang kulit.

“Selain di cirebon, pelukis kaca masuk ke Indonesia di Bali. Salah satu pengaruh yang masuk ke Bali Utara adalah lukisan kaca yang bertemakan Putri Tiongkok,” jelasnya. Karya-karya lukis kaca tentang Putri Tiongkok tersebut pun ditampilkan di dinding pameran “Cerita Kaca: Perjalanan Seni Lukis Kaca di Indonesia”.

Baca Juga: Yogyakarta Art Book Fair 2024: Pilot Edition hadirkan 40 penerbit buku seni

Menampilkan karya dari seniman Indonesia dan mancanegara

Di pameran “Cerita Kaca: Perjalanan Seni Lukis Kaca di Indonesia”, ada ratusan karya yang dipamerkan yang dibuat oleh seniman lukis kaca dari Indonesia hingga mancanegara.

Salah satunya yaitu ada dinding khusus yang didedikasikan untuk memberikan apresiasi terhadap maestro pelukis kaca di Indonesia, Rastika.

Chabib menjelaskan bahwa Rastika dipilih karena beliau banyak memadukan komposisi warna baru yang membedakannya dengan pelukis kaca sebelumnya.

Selain memamerkan karya-karya Rastika, pameran ini juga dibagi menjadi beberapa zona yang dibedakan dari masa, tema, hingga asalnya.

Seperti zona yang menampilkan keislaman. Salah satu yang menarik dari karya lukis kaca di zona ini yaitu karena banyaknya ulama dan pengurus masjid yang suka memesan lukisan kaca dengan tema-tema keislaman yang khas.

“Ini juga yang membuat banyak pelukis kaca membuat karya dengan tema tertentu [seperti tema keislaman]. Tema ini biasanya khas berasal dari Cirebon [juga],” tambahnya.

Beranjak sedikit ke dalam, pengunjung akan sampai ke zona yang menampilkan berbagai lukisan kaca dari seniman mancanegara, seperti India, Jepang, Myanmar, dan Tiongkok.

Tak hanya dihasilkan menjadi sebuah lukisan, karya lukis kaca di sini juga diperlihatkan dapat dibuat di atas medium lain mulai dari gelas, toples, cermin, hingga jendela.

“Yang buat saya menarik, perempuan di karya-karya ini tak hanya hadir di ruang domestik, tetapi juga di dalam perang. Jadi, di beberapa peradaban Asia pada masa itu, perempuan juga memiliki peran penting di politik dan pertahanan,” ungkap Chabib ketika menjelaskan karya di zona ini.

Pameran “Cerita Kaca: Perjalanan Seni Lukis Kaca di Indonesia” gratis dan terbuka untuk umum. Jika tertarik datang, pengunjung hanya perlu melakukan registrasi on the spot untuk bisa menikmati perjalanan seni lukis kaca di Indonesia!