Blog

Hari Santri Nasional Wujudkan Santri Adaptif dan Bermoral

Seminar CSSMoRA bersama TGB
Berita

Hari Santri Nasional Wujudkan Santri Adaptif dan Bermoral

CSSMoRA Nasional gelar Seminar Nasional dan Istighosah Bersama dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Gedung Yusuf Hasyim Pondok Putra Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (24/10/2022).

Seminar Nasional kali ini merupakan momentum yang bermanfaat agar santri dapat berkontemplasi terhadap makna hari santri dan mampu merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seminar ini adalah puncak dari sekian acara yang digelar guna meningkatkan kreatifitas dan produktifitas para santri, yang dimulai dari tanggal 15-23 Oktober 2022, seperti Lomba Hari Santri, CSSMoRA Expo, Podcast Masa Kini, dan Solawat Kebangsaan.

Seminar yang bertema “Aktualisasi Para Santri dalam Membangun Bangsa Berdaya dan Bermartabat Insani” ini diikuti oleh seluruh perwakilan anggota CSSMoRA perguruan tinggi mitra PBSB se-Indonesia dan seluruh mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Seminar ini dinarasumberi oleh dua tokoh nasional, yaitu KH. Nur Hannan, Lc., M.H.I. selaku Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia dan Dr. TGB. Zainul Majdi, Lc., MA. selaku Ketua Alumni Al-Azhar Indonesia.

Melalui tema tersebut, diharapkan para santri dapat mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengembangkan perannya sebagai santri untuk melanjutkan perjuangan para masyayikh yang telah berjuang untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Tuan Guru Bajang menjelaskan bahwa ada hal-hal penting yang perlu dipahami oleh para santri mengenai konteks mengaktualisasikan peran-peran santri untuk bergaya dan dan membangun budaya insani peradaban islami, dengan mengutip hadis pertama kitab Shohih Bukhori dan Shohih Muslim.

“Dalam konteks berbicara Indonesia ke depan, maka niat baik, motivasi yang baik, dan titik mulai yang baik itu juga sangat membantu untuk membentuk bagaimana wajah Indonesia ke depan,” tuturnya.

Mengutip dari hadis pertama dari kitab Shohih Bukhori, Zainul Majdi menjelaskan bahwa setiap santri haruslah mempunyai motivasi, yakni mereka harus menata niat dalam menuntut ilmu, karena di dalam pesantren mereka diajarkan karakter yang baik sehingga dengan ilmu dan karakter yang mereka miliki, mereka dapat mewujudkan Indonesia menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, dengan mengembangkan peran mereka sebagai santri.

Kemudian para santri diharapkan menjadi santri yang adaptif dan responsif terhadap arus globalisasi yang berkembang semakin cepat, yang mana hal itu dapat mengubah tatanan nilai moral. Dalam hal ini, beliau mengutip hadis pertama dari kitab Shohih Muslim.

Santri terdahulu untuk mencari ilmu harus melakukam safar dan ma’arif (membentuk  jejaringan kebaikan) dengan para ulama yang nantinya diharapkan suatu keberkahan di dalamnya. Akan tetapi pada zaman ini sangat mudah untuk membentuk suatu jaringan yang TBG contohkan dengan organisasi CSSMoRA dengan memanfaatkan revolusi industri, seperti adanya akses internet kemudian dibentuklah beberapa program dan komunitas kemudian bergerak bersama di dalamnya.

Kontributor : Yusi Nurlaili Khabibah

Editor : Himmayatul Husna