SIDOARJO, sport.suaramerdeka.com - Semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, tak kunjung berhenti hingga kini sejak semburan pertamanya 2006 lalu, namun kini menjadi berkah berharga. Benarkah?
Temuan peneliti Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penelitian terhadap kandungan logam lumpur Lapindo. Ternyata setelah diteliti ada kandungam logam tanah jarang (rare earth) yang diburu dunia.
Dosen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc menjelaskan Logam ini logam tanah jarang mempunyai manfaat yang signifikan terhadap perkembangan teknologi, logam ini sangat unik dan susah ditemukan.
Baca Juga: Robert Budi Hartono Kembali Naiki Takhta Orang Terkaya Indonesia
Ganden menjelaskan lebih lanjut, bahwa logam tanah jarang atau rare earth di dalam rumus kimia sistem periodik masuk ke dalam golongan lantanida dan aktanida, logam ini juga disebut sebagai logam transisi.
Sementara kegunaan dari logam tanah jarang merupakan bahan campuran pada bidang teknologi yang berkaitkan dengan meterologi seperti bahan pesawat luar angkasa, lampu energi tinggi, hingga semi konduktor.
Tak hanya itu, menurut Ganden, logam tanah jarang yang berada di lumpur Lapindo sangat berharga bahkan bisa lebih mahal dibandingkan emas, dan platina.
Baca Juga: Geopark Ijen di Banyuwangi Ditetapkan Sebagai Bagian UNESCO Global Geopark (UGG)
“Penemuan logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar karena bernilai tinggi dan sangat penting untuk teknologi tinggi ke depan,” pungkasnya.
Diketahui tujuh belas tahun yang lalu semburan muncul akibat akvitas PT. Lapindo Brantas yang memiliki sumur pengeboran gas sekitar 200 meter dari lokasi semburan lumpur. Semburan lumpur itu mengakibatkan belasan desa di sekitar lumpur Lapindo tak bisa ditinggali sehingga banyak warga yang harus pindah rumah.
Sejauh ini upaya pemerintah menghentikan semburan lumpur Lapindo sia-sia. Kendati demikian, ada secercah harapan dari hasil peneliti ini yang berhasil menemukan dugaan kandungan logam yang diburu dunia.***
Artikel Terkait
Nova Arianto Sebut Laga Lawan Argentina Untuk Mengasah Mental dan Pengalaman
Ulang Tahun ke-22, Yoyok Sukawi Puji Militansi Suporter Panser Bosnia
KONI Pusat Resmi Lantik Kepengurusan PSSI Pimpinan Erick Thohir
Mantap, Atlet Voli Indonesia Fahry Septian Direkrut Klub Bulgaria - SKV Montana
Wonderkid Manchester United Masuk Skuad Timnas Argentina Lawan Indonesia
PSIS Semarang Dikabarkan Deal dengan Mantan Kiper Persita, Ini Kata Yoyok Sukawi
Dirut PT LIB Ferry Paulus Umumkan Liga 1 Kick Off Mulai 1 Juli 2023
Erick Thohir Respons Rumor STY Lepas Jabatan Pelatih Indonesia Usai Piala Asia 2024
Tiga Wakil Indonesia Tampil di Semifinal Malaysia Masters 2023, Adinata Kuda Hitam yang Lagi "On Fire"
Robert Budi Hartono Kembali Naiki Takhta Orang Terkaya Indonesia