Menyusuri Jejak Sangkuriang di Gunung Tangkuban Perahu

Menyusuri Jejak Sangkuriang di Gunung Tangkuban Perahu

Bukan tanpa sebab, Gunung Tangkuban Perahu atau dikenal pula dengan “Tangkuban Parahu” telah lama menjadi destinasi wisata paling populer di Kota Bandung. Eksotisme keindahan alamnya, serta paket sejarah dan budaya yang ada di dalamnya seolah menjadi primadona yang menarik, baik bagi para wisatawan berskala lokal maupun internasional.

Gunung Tangkuban Perahu dan Legenda Sangkuriang

Gunung Tangkuban Perahu merupakan destinasi wisata yang terletak di Sukajaya, Lembang, Bandung Barat. Berketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut, lokasinya sendiri tergolong mudah dijangkau, yakni berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Adapun menjadi sisa atau peninggalan dari Gunung Sunda—sebuah gunung purba di Bandung—gunung ini tergolong dalam kategori gunung aktif (stratovulcano). Beberapa tanda aktivitas gunung berapi, misalnya dapat diamati dari kemunculan gas belerang, sumber air panas di kaki gunung, serta keberadaan kawah di kawasan Gunung Tangkuban Perahu.

Gunung Tangkuban Perahu dan Legenda Sangkuriang

Gunung Tangkuban Perahu dan Legenda Sangkuriang 2

Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu terkait erat dengan legenda Sangkuriang. Secara singkat, dikisahkan, ada seorang pemuda bernama Sangkuriang yang jatuh cinta pada Dayang Sumbi, ibunya sendiri. Demi menggagalkan rencana dan niat sang anak untuk menikahinya, Dayang Sumbi memberi syarat, agar Sangkuriang membuat sebuah perahu besar dalam kurun waktu semalam.

Namun, usahanya rupanya gagal. Sangkuriang marah dan menendang perahu yang baru saja setengah jadi, yang lantas mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu yang ditendang inilah yang kemudian dipercaya membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

Sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal karena kecantikan kawahnya, setidaknya ada sembilan buah kawah aktif yang bisa Anda kunjungi. Beberapa kawah tersebut, yakni: Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Jarian, dan kawah Pangguyangan Badak. Adapun Kawah Ratu (kawah terbesar), Kawah Upas, dan Kawah Domas adalah tiga kawah yang paling populer di kawasan ini.

Bagi Anda yang ingin berkunjung, jangan khawatir. Sebab, tempat ini juga dilengkapi oleh beberapa fasilitas wisata seperti toilet, musala, lapangan parkir, hingga beragam kios yang menjual makanan juga aneka merchandise dan oleh-oleh. Setelah puas mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu, Anda mungkin bisa melanjutkan perjalanan ke beberapa destinasi wisata, seperti wahana outbond Lembang atau wahana outbond Bandung lainnya.

*Tips:

  1. Suhu di kawasan Gunung Tangkuban Perahu terbilang dingin, yakni sekitar 5⁰-2⁰C pada malam hari dan 15⁰-17⁰ C pada siang hari. Disarankan untuk membawa jaket tebal.
  2. Waktu terbaik mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu adalah pagi hari, atau setidaknya sebelum jam 12 siang. Pasalnya, semakin siang, kabut serta bau belerang akan terasa semakin menyengat.