Teknologi Irigasi Tetes, Lebih Efektif Dibandingkan Metode Konvensional

- Rabu, 9 Februari 2022 | 19:45 WIB
Paulus Mick, Divisi Jaringan dan Teknologi,  Irigasi Tetes Moeda Tani Farm, Rabu (9/2/2022) siang. (VN/Yunus Atabara)
Paulus Mick, Divisi Jaringan dan Teknologi, Irigasi Tetes Moeda Tani Farm, Rabu (9/2/2022) siang. (VN/Yunus Atabara)

VICTORY NEWS, SIKKA - Di era digitalisasi saat ini, mempermudah segala usaha dari berbagai sektor. Termasuk di sektor pertanian, khususnya pengembangan budidaya tanaman hortikultura.

Teknologi irigasi sangat menentukan tumbuh kembang tanaman. Sebab teknologi irigasi tetes, jauh lebih efektif dan efisien bila dibandingkan metode konvensional.

Baca Juga: Kasus Perdagangan Perempuan dan Anak di Sikka Meningkat

Demikian dikatakan Divisi Jaringan dan Teknologi Irigasi Tetes Moeda Tani Farm, Paulus Mick, kepada Victorynews.id, Rabu (9/2/2022) terkait pentingnya sistem jaringan irigasi tetes.

"Teknologi dan jaringan irigasi sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang tanaman. Diperlukan kajian, penelitian, ketekunan dan kerja keras," kata Mick.

Mick menjelaskan, menggunakan jaringan irigasi tetes, sedikit membutuhkan anggaran yang besar. Kendati demikian jauh lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: Terhambat Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak, Ini Kendalanya

Irigasi tetes, membutuhkan pipa dan asesoris lainnya. Termasuk teknologi asesor pendeteksi unsur hara tanah dan sistem pemupukan.

"Teknologi irigasi tetes sedikit lebih mahal. Tetapi jauh lebih untung, karena jaringan bisa dipakai hingga lebih dari 5 tahun, baru diganti," ujarnya.

Keunggulan lainnya lanjut Mick, menghemat waktu dan tenaga hingga 80 persen. Dimana 80 persen dikendalikan teknologi dan 20 tenaga manusia.

Baca Juga: Mengutamakan Pendekatan Kekeluargaan Kepada Warga Binaan, Namun Tegas Dalam Bertindak

"Semua dikendalikan teknologi. Mulai dari siram, pemupukan, mendeteksi unsur hara tanah, takaran air, takaran pupuk dan masih banyak lagi," ungkapnya.

Mick mencontohkan, apabila mengolah lahan seluas 1 hektar, apabila menggunakan sistem konvensional, penyiraman dan pemupukan makan waktu dan membutuhkan tenaga manusia.

Apabila luas lahan 1 hektar, dengan jarak tanam 40 cm, berarti terdapat 2.400 populasi tanaman. Jika disiram manual, bisa memakan waktu lama.

Baca Juga: Kendati Sudah Ditertibkan, Masih Banyak Pedagang Berjualan di Eks Pasar Geliting

Halaman:

Editor: Yunus Atabara

Tags

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X