Dark/Light Mode

Gobar Gas: Biogas dari Kotoran Sapi Sebuah Langkah ke Depan Ramah Lingkungan

Selasa, 16 April 2024 22:43 WIB
Sendawa, kentut, dan kotoran sapi menghasilkan gas metana. (Foto: Kompas.id)
Sendawa, kentut, dan kotoran sapi menghasilkan gas metana. (Foto: Kompas.id)

Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara penghasil emisi metana antropogenik terbesar dengan sektor pertanian menduduki posisi pertama (International Energy Agency, 2022).  Walaupun belum dijelaskan secara rinci oleh IEA, pertanian biasanya juga mencakup peternakan. Kementerian Pertanian mencatat, produksi daging sapi nasional pada tahun 2018 sebesar 403.668 ton. Seperti yang telah diketahui Ruminansia merupakan kelompok hewan penghasil utama CH4. Sapi adalah hewan ternak menghasilkan metana terbesar melalui sendawa, kentut, dan kotorannya.

Sapi memiliki 4 lambung yaitu  rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Rumen merupakan ruang pencernaan khusus yang dipenuhi dengan mikroorganisme. Mikroorganisme ini membantu sapi mengolah makanannya sehingga dapat menghasilkan metana sebagai produk sampingan. Ini merupakan bagian normal dalam pencernaan sapi. Kita tidak dapat mengatur sapi kapan dia waktunya untuk sendawa, kentut, dan membuang kotorannya. Oleh karena itu, para Ilmuwan sedang menelusuri alternatif pakan sapi untuk mengurangi metana.

Pengurangan Konsumsi Daging Sapi 

Mengurangi konsumsi daging sapi merupakan cara yang cukup efektif untuk diterapkan. Perkembangbiakan sapi akan menurun dan gas metana yang dihasilkan oleh sapi ikut berkurang. Akan tetapi akan menyebabkan masalah baru, yang mana para peternak sapi akan merasa kehilangan lapangan pekerjaan mereka. Meskipun kita telah mengurangi konsumsi daging sapi tidak berarti kita dapat meninggalkan daging sapi sepenuhnya, yang mana daging sapi merupakan sumber protein untuk kita. Terutama di Indonesia tingkat konsumsi daging sapi terus menerus digencarkan untuk memenuhi kebutuhan akan protein.

Baca juga : Pesan Menteri PAN-RB Di Hari Lebaran: Jalin Silaturahmi, PNS Jangan Tambah Libur

Penggunaan Teknologi Natural Methane Reducing

(Lies Mira, 2019) memaparkan bahwa ada inovasi kreatif yang bisa dilakukan peternak untuk mengurangi gas metana pada hewan ruminansia. Penggunaan teknologi Natural Methane Reducing (NMR) dari dedauan yang mengandung kandungan tannin. Tannin dapat menekan gas metana yang keluar dari sapi. Dedaunan yang digunakan meliputi daun jati (Tectona grandis), kaliandra (Calliandra calothyrsus), dan mahoni (Swietenia mahagoni) (Liputan6.com). Cara ini juga mempunyai kekurangan, Dimana para peternak tidak semua memiliki mesin untuk menghasilkan teknologi NMR dan juga dibutuhkan pengajaran akan inovasi baru tersebut kepada peternak yang belum tentu akan mereka pahami dan terapkan dengan baik.

Gobar Gas

Menyelisik permasalahan akan kotoran sapi yang mengandung gas metana yang cukup banyak, saya memaparkan akan penggunaan gobar gas. Gobar gas adalah penguraian kotoran sapi secara anaerobic di suatu tempat yang berbentuk tabung dan rapat. Kita dapat menggunakan galon sebagai wadah.

Baca juga : Kolaborasi Dettol dan Alfamart Kampanyekan Tambah Kebaikan di Bulan Ramadan

 

https://www.youtube.com/watch?time_continue=269&v=5jXx-2BCrM8&embeds_referring_euri=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2Fsearch%3Fq%3Dgobar%2Bgas%26oq%3Dgobar%2Bgas%26gs_lcrp%3DEgZjaHJvbWUyCQgAEEUYORiABDIHCAEQABiABDIHCAIQABiABDIHCAMQABiABDIHC&source_ve_path=MzY4NDIsMzY4NDIsMTM5MTE3LDEzOTExNywxMzkxMTcsMTM5MTE3LDEzOTExNywyMzg1MQ&feature=emb_title

Mengumpulkan kotoran sapi dan mencampurkannya dengan air, lalu terjadi proses pengendapan selama 7 hari. Gobar gas dapat beroperasi. Sisa pengolahan bahan biogas tersebut dapat dijadikan pupuk organik karena gas yang terkandung di dalamnya sudah hilang. 

Memang sangat dibutuhkan kesabaran melakukan hal ini, dan hasilnya tidak secanggih dengan gas elpiji yang digunakan untuk memasak. Tetapi jika dapat diterapkan, hal ini dapat membantu untuk mengurangi krisis iklim.

Baca juga : APP Group Berdayakan Ibu-Ibu Produksi Kantong Kertas Ramah Lingkungan

Penutup 

Gobar Gas adalah alat alternatif untuk mengurangi gas metana di bumi. Dengan alat dan bahan mudah didapat, diharapkan penggunaan Gobar Gas dapat diterapkan masyarakat. Untuk terwujudnya penerapan ini membutuhkan kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk mengajarkan dan memfasilitasi penggunaan gobar gas. Tujuan dari Gobar Gas adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kotoran sapi yang mengandung gas metana.

Nopriyanti Octavia Simbolon
Nopriyanti Octavia Simbolon
Mahasiswi Uiversitas HKBP Nommensen Medan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.