Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Merah di Pasar Ciamis Rp 150.000 per Kg, tapi di Petani Rp 65.000 per Kg

Kompas.com - 14/07/2022, 22:22 WIB
Reni Susanti

Editor

CIAMIS, KOMPAS.com - Perbedaan harga cabai merah di pasaran Ciamis berbeda jauh dengan harga di tingkat petani. Di petani harga Rp 65.000 per kg, tapi di pasar bisa mencapai Rp 150.000 per kg.

Angka ini memperlihatkan harga cabai merah di tingkat petani tidak terpengaruh banyak harga di pasaran.

Pipin A Apilin, petani cabai di Desa Cibeureum Sukamantri Ciamis mengatakan, menjelang Idul Adha, harga cabai merah di pasaran naik dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000 per kg.

Baca juga: Cabai Merah di Magetan Masih Mahal karena Banyak Petani Gagal Panen

Sedangkan harga di tingkat petani hanya naik Rp 10.000 per kg dari Rp 55.000 per kg menjad 65.000 per kg.

“Habis hari raya kurban Idul Adha ini harga cabai merah lokal tanjung di tingkat petani masih sekitar Rp 65.000/kg. Dalam seminggu ini tidak ada kenaikan,” ujar Pipin A Apilin, petani cabai di Desa Cibeureum Sukamantri Ciamis dikutip dari Tribun, Kamis (14/7/2022).

Menjelang dan pasca hari raya kurban biasanya terjadi peningkatan permintaan. Sementara pasokan cabai sekarang menurun drastis.

“Ada penurunan produksi di tingkat petani sekitar 30 persen sampai 40 persen akibat serangan hama patek, antraksol, fusarium (layu batang layu buah), umumnya akibat pengaruh cuaca,” jelas Pipin.

Kondisi tersebut tidak hanya dialami cabai merah lokal tanjung saja, tetapi juga cabai jenis lainnya seperti cabai merah keriting, cabai besar TW, cabai rawit merah (cengek domba), serta cabai rawit ijo (cengek tahu).

Hal tersebut diperparah dengan luas areal kebun cabai yang saat ini sedang masa panen sangat terbatas.

“Di Sukamantri sekarang hanya ada 10 hektare kebun cabai siap panen. Masa panennya sudah berlangsung sejak lebaran lalu,” katanya.

Baca juga: Stok Menipis, Harga Cabai Merah di Aceh Tembus Rp 85.000 Per Kilogram

Anjloknya hasil panen di tingkat petani di sentra produksi sayur mayur kawasan agropolitan Sukamantri Ciamis tersebut, menurut Pipin, pasokan cabai asal Sukamantri ke pasar induk Caringin Bandung dan Keramat Jai Jakarta menurun drastis.

Dalam kondisi normal katanya tiap hari cabai dari Sukamantri masuk pasar Induk Caringin Bandung sekitar 2-3 ton/hari. Sekarang hanya sekitar 1 sampai 2 ton/hari.

“Itupun tidak setiap hari, melainkan 3 hingga 4 hari dalam seminggu,” jelas Pipin yang juga ketua Gapoktan “Karangsari” Desa Cibeureum Sukamantri tersebut.

Terbatasnya pasokan cabai dari petani lokal, membuat harga cabai di sejumlah daerah di Jabar bergejolak semakin pedas.

“Pasokan cabai dari Jateng maupun Jatim tidak masuk ke Jabar. Karena stok mereka habis memenuhi kebutuhan lokal setempat. Sementara cabai yang diproduksi petani di Jabar tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal Jabar tetapi juga tersedot ke Jakarta,” imbuhnya.

Untuk mengatasi langkanya stok cabai, pemerintah perlu turun tangan melakukan intervensi. Perbankan, seperti BI sebenarnya bisa turun tangan untuk menyebar CSR ke petani.

“Membantu pupuk dan benih bagi petani agar petani bergairah menanam cabai. Tidak hanya ketika cabai harganya naik membubung, petani hanya diundang rapat. Setelah itu nyaris tidak ada tindak lanjut. Ketika harga cabai naik tajam, telpon petani krang-kring. Tetapi ketika harga anjlok, petani terpuruk, nyaris tidak ada yang peduli ,” harap Pipin.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Harga Cabai di Tingkat Petani Hanya 65 Ribu/Kg, Mengapa di Pasar Ciamis Bisa Tembus 150 Ribu/Kg?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com