Setelah bisa membuat pupuk padat dan cair dari eceng gondok, Pokmas Ngudi Tirto Lestari juga mencoba untuk pembuatan biogas. Di mana prosesnya proses pupuk ini dimasukkan dalam tong digester.
Ketika proses fermentasi di tong digester, juga menghasilkan gas yang disalurkan melalui ban bekas hingga penuh. Hanya saja tidak bisa langsung dipakai sebagai biogas.
“Gas yang masuk ke ban hingga penuh, perlu dikeluarkan sebanyak tiga kali dan baru bisa dipakai untuk memasak. Gas di dalam ban disalurkan melalui selang ke kompor. Biogas yang dihasilkan sejauh ini baru bisa dipakai memasak selama 1 minggu. Namun demikian, keberadaannya tetap membantu karena pemakaian gas elpiji menjadi lebih irit," ujarnya.
Baca Juga: Polemik Limbah Kotoran Sapi di Desa Sruni Boyolali Tuntas dengan Biogas, Tak Perlu Beli Elpiji Lagi
Dijelaskan Dalmanto, saat ini hampir seluruh warga telah memanfaatkan metode ini. Di mana mereka memasak menggunakan biogas. Jadi selain memproduksi pupuk, bisa juga untuk menghemat pengeluaran rumah tangga.
"Bahkan kami saat ini sedang proses pembuatan tong untuk dikirim ke daerah Jawa Timur. Alhamdulillah, ternyata dari sebelumnya tak berguna bisa jadi ladang rezeki untuk masyarakat," ujar dia. (atn/bun)