Kamis, 16 Mei 2024

Alat Pengolah Biogas Mangkrak, Kotoran Sapi Dibiarkan Menumpuk

- Kamis, 22 September 2022 | 06:06 WIB
Alat pengolah biogas masih tergolek tak terpakai di pinggir kandang sapi BUMDesma, di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang.
Alat pengolah biogas masih tergolek tak terpakai di pinggir kandang sapi BUMDesma, di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang.

JOMBANG - Alat pengolah biogas program bantuan sapi dari Kemendes-PDTT untuk BUMDesma mangkrak. Sampai sekarang, peralatan itu tidak difungsikan sesuai rencana program, yakni mengubah energi biogas menjadi energi listrik dan perapian.

Pantauan di lokasi Rabu kemarin (21/9) siang, nyaris tak ada aktivitas mencolok di area kandang sapi, yang berada di Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Alat pengolahan biogas itu masih tetap berada di samping kandang. Kondisi saat ini ditumbuhi rumput liar karena memang peralatan tak berfungsi. ”Belum dipakai,” kata salah seorang penjaga yang enggan menyebutkan nama.

Meski saat ini sembilan ekor sapi sudah berada di kandang, namun untuk pengolahan kotoran sapi masih belum dilakukan. Semua kotoran sapi sementara dibuang di samping kandang. ”Kadang juga buat tambahan bediang,” imbuh dia.

Sebenarnya, semua kotoran itu akan diolah menjadi biogas. Namun dia tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab peralatan tersebut tak berfungsi. ”Sampai sekarang (kotoran sapi) belum pernah diolah, ya dibersihkan terus ditaruh samping itu,” ujar laki-laki itu sembari menunjuk lokasi pembuangan.

Dikonfirmasi hal ini, M Aziz pendamping program bantuan  tak menampik bila peralatan pengolahan biogas sementara belum difungsikan. Alasannya, jumlah kotoran sapi masih terbatas sehingga tak bisa disalurkan ke lingkungan sekitar kandang. ”Kendalanya ya penyaluran ke masyarakat yang belum bisa. Artinya untuk menghidupi rumah dengan kotoran yang diproses itu belum mencukupi,” katanya.

Jika dilihat dari standar pengolahan biogas, lanjut Aziz, keberadaan sembilan ekor sapi yang berada di kandang sekarang  masih kurang. ”Karena standarnya ada 20 ekor sapi baru bisa diproses maksimal. Jadi ya nunggu sampai ada tambahan sapi dulu,” imbuh dia.

Kendati begitu, Aziz mengklaim sudah melakukan percobaan beberapa waktu lalu. Di antaranya untuk perapian ke kompor sudah menyala. ”Sudah saya coba bisa nyala untuk satu kompor, sementara listriknya belum. Jadi ya, kalau satu sampai dua kompor masih bisa, lebih dari itu tidak bisa,” tuturnya.

Dia menjelaskan, rencana awal program pengolahan kotoran sapi ini untuk biogas menjadi tenaga listrik dan perapian. Jadi peta awal untuk menghidupkan listrik dan perapian di kompleks BUMDesma. "Gambaran awal program yang dimunculkan KemenDes-PDTT tidak ke masyarakat, tapi ke lingkungan BUMDesma,” lanjut dia.

Dalam rencana itu, kata dia, di sekitar BUMDesma juga bakal ada tambahan infrastruktur penunjang. ”Ada ruang kantor, kemudian ada semacam gazebo. Ini yang belum kita tahu, apakan menyalurkan biogas atau melengkapi infrastruktur dulu,” pungkas Aziz. (fid/bin/riz)

 

Editor: Achmad RW

Tags

Terkini

X