Selasa, 7 Mei 2024

Komisioner Bawaslu Kab Pasuruan Ini Juga Kolektor Barang Antik

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 18:51 WIB
SUKA BARANG ANTIK: Puji Mulyono menunjukkan sejumlah barang antik koleksinya.
SUKA BARANG ANTIK: Puji Mulyono menunjukkan sejumlah barang antik koleksinya.

Puji Mulyono dikenal sebagai komisioner Bawaslu Kabupaten Pasuruan. Di luar profesinya itu, dia juga seorang kolektor barang antik. Koleksinya bahkan mencapai puluhan dari beragam jenis barang.

 -----------------------------------------------------------------------------------------------

RIZAL FAHMI SYATORI, Sukorejo, Radar Bromo

------------------------------------------------------------------------------------------------------

SEBUAH rumah bercat putih dengan ornamen tembok batu bata tanpa plester berdiri di Dusun Klanting, RT 01/RW 07, Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. Dari luar bentuknya sederhana, namun terlihat nyeni.

Begitu masuk ke dalam rumah, sejumlah barang antik berjejer di rumah itu. Terutama di ruang tamu dan ruang tengah.

Barang-barang itu dipajang di bufet, lemari, di atas meja, digantung di tembok, dan di sejumlah tempat lain. Jenisnya beragam. Ada aneka televisi tabung hitam putih, radio tabung dan transistor, lampu hias atau gantung, tape dan proyektor.

Ada juga beragam lampu templek, pesawat telepon, kaset pita, lukisan, mebeler, dan masih banyak lainnya. Bahkan, undangan pernikahannya dengan sang istri Siti Yulaikah pada 1996 masih tersimpan dengan baik.

“Ini semua koleksi barang antik milik saya. Alhamdulillah kondisinya masih bagus dan terawat dengan baik,” terang Puji Mulyono, 53, pemilih rumah.

Alumni SMAN 1 Pandaan ini menuturkan, dirinya memang menyukai barang antik atau barang kuno. Bahkan, sejak remaja dia berkeinginan mengoleksi barang antik.

Namun, keinginan itu tidak mudah terwujud rupanya. Puji baru bisa mengoleksi barang antik sejak 2015. Dan hal itu berlanjut hingga saat ini.

Dari sekian banyaknya barang antik koleksinya, barang yang paling awal dikumpulkannya adalah televisi tabung. Juga ada radio tabung dan transistor, serta proyektor.

“Ini semua barang elektronik yang bukan sekadar barang displai. Semuanya masih bisa digunakan atau berfungsi,” ujar bapak tiga anak ini.

Setelah itu, koleksi barang antiknya merambah ke lampu hias atau gantung, lukisan lama, dan beragam mebeler. Juga ada kaset pita, kotak telepon rumah, sendok dan garpu kuningan, serta masih banyak lainnya.

Saking banyak jumlahnya, sebagian barang antik miliknya disimpan di gudang yang ada di belakang rumahnya. Dekat dengan garasi mobil.

Puji sendiri tidak dengan mudah mengumpulkan barang antik itu. Dia harus berburu ke sejumlah daerah. Mulai sekitar Pasuruan, Malang, dan Surabaya. Juga sampai ke daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, termasuk Jakarta. Bahkan, juga Lampung.

“Saya dapatnya dengan berburu di pasar loak. Juga dapat dari komunitas,” terangnya.

Proses untuk mendapatkan barang-barang antik itu, juga butuh perjuangan. Sebab, kondisinya tidak bisa ditebak atau diprediksi.

“Keberuntungan serta jodoh itu juga memengaruhi lho. Karena yang saya alami seperti itu,” bebernya tersenyum.

Dari sekian banyak koleksi barang antik miliknya, yang paling mahal berharga Rp 23 juta. Bentuknya sebuah radio tabung, masih bisa dipakai dan kondisi bagus. Radio itu diproduksi di awal kemerdekaan.

“Ada juga yang harganya puluhan ribu, ratusan, dan jutaan. Mahal atau tidaknya tergantung kondisi barang. Saya sendiri membelinya tergantung budget,” ujar pria berkacamata ini.

Para pemilik barang-barang antik itu juga beragam. Mebeler antik seperti bufet, lemari, dan yang lain kebanyakan peninggalan dari orang tua. Yang lain berasal dari warga umum.

“Untuk lampu gantung jadul, ada yang saya dapat dari Wak Modin. Juga ada lampu hias kamar milik mantan duta besar RI di Belanda yang tinggal di Malang,” katanya.

Meskipun kini sibuk dengan aktivitas atau pekerjaannya sebagai komisioner Bawaslu Kabupaten Pasuruan, Puji tetap menyempatkan diri berburu barang antik. Dan dari sekian barang antik miliknya, ada pula yang dijual atau dibeli oleh sesama kolektor.

“Ada kepuasan tersendiri dengan memiliki barang antik ini. Juga bisa usir penat dengan santai di rumah melihat-melihat barang sambil menyalakkan radio atau tape,” terangnya.

Ke depan, Puji ingin memiliki galeri barang antik sendiri. Apalagi hobinya itu didukung sepenuhnya oleh istri dan anak-anaknya. Bahkan, seringkali mereka ikut saat berburu barang antik. Terutama sang istri.

“Sebagai kolektor, cita-cita saya ingin punya galeri barang antik sendiri. Doakan saja, mudah-mudahan bisa terealisasi,” cetusnya. (hn)

Editor: Ronald Fernando

Tags

Terkini

X