Pilihan Minggu, 19 Juni 2022 | 20:06

Wajah Tana Toraja dalam Deretan Rumah Adat Tongkonan

Lihat Foto Wajah Tana Toraja dalam Deretan Rumah Adat Tongkonan Tongkonan atau rumah adat orang Toraja. (Foto: Kemenparekraf)
Editor: Tigor Munte

Toraja - Desa Wisata Kole Sawangan terletak di Kecamatan Malimbong Balepe`, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. 

Desa ini masuk 50 besar anugerah desa wisata Indonesia tahun 2021 lalu yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dari bandar udara Toraja, membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di desa yang terletak di kaki Gunung Sado`ko ini. 

Kekuatan adat dan budaya menjadi daya tarik utama dari Desa Wisata Kole Sawangan. 

Seperti kawasan Toraja pada umumnya, di desa wisata ini kita bisa menemui deretan Tongkonan atau rumah adat orang Toraja yang indah nan megah. 

Tongkonan merupakan rumah panggung tradisional masyarakat Toraja berbentuk persegi empat panjang. 

Di Kole Sawangan kita dapat melihat salah satu Tongkonan tertua di Toraja. Tongkonan tersebut awalnya dibangun pada tahun 1200 dan beratap batu. 

Namun pada tahun 1939, Tongkonan tersebut terbakar dan baru dipugar tujuh tahun kemudian. 

Perempuan Tana Toraja bertenun di depan rumah adat mereka. (Foto: Kemenparekraf)

Melalui Tongkonan tersebut, kita akan mendapatkan gambaran kesahajaan masyarakat Toraja yang sangat menghormati budaya luhur. 

Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan juga memiliki peranan kuat sebagai tempat rumpun keluarga dalam melaksanakan upacara-upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, sistem kekerabatan, dan sistem kemasyarakatan. 

Di bagian depan Tongkonan, kita bisa melihat deretan tanduk kerbau yang terpajang. 

Tanduk kerbau tersebut merupakan simbol bahwa pemilik rumah adalah tuan yang sudah melakukan upacara rambu solo` yaitu sebuah upacara pemakaman secara adat atau pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.

Di halaman depan Tongkonan, kita akan disuguhkan kerajinan tenun dan manik-manik yang dikerjakan para wanita. 

Desa Wisata Kole Sawangan memang merupakan salah satu sentra kerajinan dan ekonomi kreatif. 

Selain kain tenun dan manik-manik, masyarakat di dalamnya juga mengembangkan kerajinan anyaman bambu seperti keranjang, nampan, tas, serta alat rumah tangga lainnya. 

Kuburan Tua

Di Desa Wisata Kole Sawangan juga terdapat kuburan batu Saluleang. 

Ini juga merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja, yakni sejak tahun 1215 dan masih digunakan sampai saat ini. 

Batu-batu besar yang berjejer mengikuti kontur tanah itu dilubangi dan dipahat menjadi liang kubur. 

Salah satu kuburan batu tertua di Toraja, yakni sejak tahun 1215. (Foto: Kemenparekraf)

Kuburan batu ini memiliki liang terbanyak dari semua kuburan batu yang ada di Toraja, yakni sebanyak 107 buah. 

Saluleang juga merupakan tempat pemujaan leluhur aluk todolo. Aluk Todolo sendiri merupakan agama leluhur nenek moyang suku Toraja.

Kita juga dapat melihat berbagai seni seperti tarian Pa`gellu, yakni tarian sukacita yang biasa dipentaskan pada upacara adat di Toraja, Sulawesi Selatan yang sifatnya riang gembira. 

Pa’gellu atau ma’gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk lenggak-lenggok. 

Tarian ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua’, yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya