share
Mengenal Struktur Lapisan Kulit dan Hubungannya dengan Penggunaan Skincare
31 Jan 2022
Umumnya, produk skincare selalu masuk list budget pengeluaran bulanan bagi tiap orang, baik perempuan maupun laki-laki. Hal ini tak lepas dari ungkapan bahwa skincare adalah penolong kulit berumur muda lebih panjang. Memangnya, kalau ditelaah lagi, skincare sendiri itu apa, sih?
Skincare merupakan produk perawatan kulit yang berfungsi untuk merawat kulit, baik mencegah penuaan, kusam, mencegah kulit, hingga mencerahkan kulit.
Sejak zaman dulu, baik wanita maupun pria sudah berinovasi untuk menjaga kulit tetap sehat. Selain untuk kecantikan, kulit juga menjadi penting untuk dirawat karena merupakan organ terluar dan paling besar di tubuh manusia, yang melindungi bagian dalam tubuh dari paparan luar.
Kulit harus tetap sehat, karena merupakan benteng pertahanan paling pertama bagi manusia.
FYI, ketika kulit kita dibentangkan, dari pengukuran yang ditinjau langsung oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, kulit manusia dewasa akan memiliki luas kurang lebih 2 meter persegi.
Baca Juga: Pengaruh Skin Microbiome terhadap Penuaan, Jerawat, dan Masalah Kulit Lainnya
Mengapa Skincare Dianggap Penting?
Nah, dari seluruh tubuh, kulit wajah biasanya merupakan bagian paling penting yang selalu dirawat kebanyakan orang. Kenapa? Menurut buku berjudul Ageist Ideology and Discourses of Control in Skincare Product Marketing, skincare menjadi penting bagi wajah karena wajah merupakan aset manusia.
Wajah dinilai sebagai bagian tubuh yang paling terekspos pertama kali dan menjadi fokus normatif pandangan, baik konteks pribadi maupun publik.
Skincare sendiri banyak jenisnya, mulai dari facial cleanser, facial wash, toner, essence, serum, booster, moisturizer, dan lain-lain. Dari semua produk tadi, tentu ada fungsinya masing-masing, ya. Misalnya untuk membersihkan wajah dari kotoran, mengembalikan ph kulit, hingga untuk kelembapan kulit wajah.
Tak hanya skincare-nya, kulit manusia pun ada ragam jenisnya. Mulai dari yang oily (terlalu banyak minyak), dry (kulit kering), acne (kulit berjerawat), atau normal. Sehingga, kita tidak bisa sembarangan menggunakan skincare.
Belum lagi hubungannya dengan pigmentasi kulit, nih. Penelitian berjudul Regulation of human skin pigmentation and responses to ultraviolet radiation mengungkapkan, pigmentasi kulit manusia berhubungan erat dengan perlindungan terhadap tekanan lingkungan, dalam hal ini adalah paparan sinar ultraviolet (UV). Semakin gelap warna kulit, semakin tahan dari paparan UV.
Tak hanya pigmentasi, untuk dapat menentukan produk skincare dengan tepat, kamu juga harus tahu dulu lho struktur atau lapisan kulit kamu. Kebutuhan skincare bagi kamu yang memiliki kulit tipis mungkin akan berbeda dengan mereka yang memiliki kulit tebal.
Selain itu, komposisi microbiome (kumpulan mikroorganisme terdiri dari bakteri, jamur, virus, dan archaea) kulit setiap orang pun berbeda-beda. Ada yang didominasi jamur, ada yang didominasi bakteri. Tentu saja pemilihan skincare-nya akan berbeda.
Nah, buat kamu yang mau tahu seperti apa komposisi microbiome kulit wajahmu, bisa coba cek di Nusantics lewat Biome Scan. Selain mengetahui komposisi microbiome kulit wajah, kulit wajah kamu juga akan dianalisa tingkat pH, sebum, glosiness, kelembapan, dan lain-lain.
Baca Juga: Dampak Pembersih Wajah pada Skin Microbiome
Struktur Anatomi Kulit Manusia
Sumber: courses.lumenlearning.com
Kulit bisa menjadi indikator pertama yang digunakan untuk diagnosis penyakit, lho. Dilansir dari jurnal penelitian The integumentary system: anatomy, physiology and function of skin, banyak penyakit yang dapat dideteksi dari perubahan warna dan kondisi kulit. Namun sudah tahukah kamu ada berapa lapisan kulit?
Mengutip dari tinjauan dr. Patricia Lukas Goentoro, pada dasarnya kulit manusia cukup kuat karena lapisan luarnya secara general sangat fleksibel dan tahan air. Lapisan luar atau permukaannya berpori-pori, sehingga menjadi tempat yang bisa mengeluarkan keringat, halus meski diselingi rambut-rambut.
Lapisan kulit umumnya dibagi menjadi tiga, sesuai urutan dari luar ke dalam yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau biasa disebut subkutan. Berikut penjelasannya dari ketiga lapisan kulit di atas:
1. Epidermis
Epidermis adalah kulit terluar yang langsung terkena paparan dari manapun, termasuk sinar ultraviolet. Epidermis memiliki pasukan alias lapisan sel spesial yang tersusun di dalamnya, mulai dari stratum korneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal.
Selain menjadi gerbang pertama tubuh, epidermis juga memiliki fungsi untuk memastikan tubuh tidak kekurangan air. Pada kulit epidermis, terdapat struktur bernama stratum korneum, yang menurut jurnal The importance of skin barrier function, berfungsi memberikan penghalang epidermal agar kulit tidak kekurangan air.
Konsep kerja stratum korneum mirip dengan dinding batu bata. Sedangkan corneocytes pada epidermal akan bertindak sebagai batu bata dan lipid akan bertindak sebagai semennya. Keduanya akan kokoh menjadi penghalang dari retensi air yang mungkin dihasilkan di dalam korneosit (sel utama penyusun epidermis).
Itulah mengapa penggunaan sabun yang tepat sangat dianjurkan agar tidak merusak lapisan luar kulit. Nusantics juga pernah mengimbau agar tidak menggunakan sabun antibakteri jika memiliki kulit sensitif,karena di kulit manusia juga mengandung jutaan mikroorganisme hidup (microbiome) yang keberadaannya memiliki manfaat tersendiri, seperti menghadang bakteri jahat yang menyerang.
Hmm, memangnya apa itu microbiome?
Microbiome merupakan mikroorganisme yang hidup dalam tubuh manusia dan tersebar ke berbagai organ, baik organ dalam maupun organ luar.
Selain di usus, jumlah microbiome terbanyak pun ada di kulit. Tugas microbiome kulit yang utama adalah membantu menghadang patogen (bakteri penyebab penyakit).
2. Dermis
Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang ukurannya lebih tebal daripada epidermis sendiri. Selayaknya pasukan tengah, ia akan membantu dan menyokong tugas epidermis.
Dermis harus memastikan kondisi kelenjar keringat, minyak, dan suhu tubuh dalam kondisi stabil. Hal ini karena kelenjar keringat dan pembuluh darah memiliki letah di lapisan ini.
Tak hanya menyokong epidermis, dermis juga berfungsi sekaligus sebagai pemberi nutrisi pada epidermis, membuang toksin di epidermis, hingga berkontribusi dalam memberikan warna kulit.
Penelitian Journal of Investigative Dermatology mengungkapkan, dermis kulit manusia terdiri dari dermis papiler superfisial dan dermis retikuler di lapisan bawah, yang dapat dengan mudah dibedakan secara histologis.
Sedangkan penelitian British Journal of Dermatology menambahkan bahwa dermis terdiri dari jaringan hidup, sehingga dermis bisa mengalami atrofi (gangguan) progresif dan perubahan dalam organisasi arsitekturnya sehingga dapat menyebabkan lipatan dan kerutan.
3. Hipodermis
Hipodermis biasa dikenal sebagai bantalan kulit. Kalau kamu bertanya mengapa kulit kita bergelambir, jawabannya karena lapisan hipodermis ini menyimpan sel lemak di dalamnya.
Sel lemak tidak semata-mata buruk lho keberadaannya. Sel lemak sangat berfungsi melindungi organ dalam dan tulang dari cedera yang mungkin terjadi agar tidak langsung mengenai mereka semua.
Academic Press mengungkapkan, lapisan hipodermis terbentuk dari kolagen dan pembuluh darah. Berhubung hipodermis adalah lapisan terdalam kulit, maka ia berkaitan dengan saraf.
Hipodermis yang akan mengatur sensitivitas kulit terhadap berbagai rangsangan yang ada. Hipodermis juga dikatakan sebagai gudangnya kulit karena tempat menyimpan cadangan lemak dan air.
Betul yang memastikan kita kekurangan air atau tidak adalah lapisan epidermis, namun kamu harus tahu bahwa tempat penyimpanan lemak dan air terbesar adalah hipodermis yang jumlahnya sekitar 15% cairan tubuh.
Baca Juga: Pada Usia Berapa Sebaiknya Kita Memulai Penggunaan Skincare?
Jadi, Apa Kaitan Struktur Kulit dan Penggunaan Skincare?
Lalu, apakah penggunaan skincare penting setelah kita tahu lapisan struktur kulit kita?
Tentu saja. Pada kenyataanya, lapisan kulit memang membutuhkan perlindungan, misalnya dari paparan sinar ultraviolet. Skincare juga dibutuhkan untuk membantu menjaga pH kulit dan menjaga kelembapannya agar senantiasa tidak kekurangan air. Namun product skincare apa yang tepat digunakan?
Jawabannya akan kembali ke masing-masing kondisi kulit. Namun, lebih baik gunakan skincare dengan bahan dasar air, karena lebih aman digunakan untuk semua jenis kulit.
Kamu juga bisa cari tahu seperti apa jenis kulitmu lewat Biome Scan. Setelah tahu, kamu bisa gunakan produk skincare ramah microbiome dan lingkungan dari Nusantics, yaitu Biome Beauty. Biome Beauty juga dibuat dari bahan-bahan alami, tidak mengandung bahan berpotensi berbahaya, dan tentunya berbasis air.
Referensi:
- Coupland, Justine. 2003. Ageist Ideology and Discourses of Control in Skincare Product Marketing. Springer Link. Pages pp 127-150.
- Miyamura, Yoshinori etc. 2006. Regulation of human skin pigmentation and responses to ultraviolet radiation. Wiley Online Library. Vol 20, pages 2–13.
- Cork, Mj. 2009. The importance of skin barrier function. Taylor and Francis Online. Vol 8(1) pages Pages S7-S13.
- Korosec, Ana. 2019. Lineage Identity and Location within the Dermis Determine the Function of Papillary and Reticular Fibroblasts in Human Skin. Journal of Investigative Dermatology by Elsevier. Vol 139(2) pages 342-351.
- C.M. LAPIÈRE. 1990. The ageing dermis: the main cause for the appearance of ‘old’ skin. British Journal of Dermatology by Wiley Online Library. Vol 12(s35) pages 5-11.
- McLafferty, Ella etc. 2012. The integumentary system: anatomy, physiology and function of skin. ProQuest. Vol 19(27) pages 35-42.
- Gilaberte, etc. 2016. Chapter 1 - Anatomy and Function of the Skin. Academic Press by Science Direct. Pages 1-14.
Writer: Lintang Zahrima Kalsum
Editor: Serenata Kedang