Istimewanya Keris, Dibuat oleh 7 Orang

Istimewanya Keris, Dibuat oleh 7 Orang

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 11:40 WIB
Keris
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Bantul -

Keris telah lama dikenal sebagai senjata tradisional yang berasal dari tanah Jawa. Bentuknya yang unik dengan lekuk dan guratan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan senjata adat dari daerah lain.

Pembuatan keris pun tak bisa sembarangan. Diperlukan cara dan perhitungan tertentu, serta dilakukan oleh perajin yang menguasai teknik pembuatannya. Tidak hanya itu, rupanya keris tidak bisa dibuat oleh satu orang, melainkan perlu 7 orang. Apa sebabnya?

Aladin (52), salah seorang perajin keris asal Bantul, Yogyakarta menjelaskan, proses pembuatan keris harus dilakukan oleh 7 orang. Sebab, tidak semua orang punya keahlian untuk menyelesaikan seluruh bagian pada keris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, setiap komponen keris memerlukan keahlian tersendiri sehingga perlu ditangani oleh orang yang berbeda. Ada meranggi yang merupakan tukang kayu, dan bertanggung jawab untuk mengolah warangka atau sarung keris yang terbuat dari kayu berkualitas, seperti kayu timoho.

Lalu, ada empu yang menempa dan mengikir logam untuk dijadikan wilah atau bilah keris. Ia menyebut, proses pembuatan wilah menjadi yang terlama, bahkan bisa memakan waktu 1 bulan tergantung dari tingkat kehalusannya.

ADVERTISEMENT

"Keris itu memerlukan minimal 7 orang. Tidak bisa 1 orang. Karena keahliannya sendiri-sendiri," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

"Nggak bisa, 1 orang nggak bisa bikin semuanya. Kan namanya orangnya sendiri-sendiri. Meranggi (tukang kayu) itu kan yang bikin ini (warangka). Terus ada empu pembuat besi, pisau. Terus nanti yang memasukkannya sudah orang lain," lanjutnya.

Selain keistimewaan pada pembuatannya, keris juga memiliki jumlah lekukan atau luk yang bermakna sesuatu. Jumlah luk mulai dari 3 sampai 15. Bahkan, ada juga keris yang mempunyai jumlah luk 21. Menurutnya, luk harus berjumlah ganjil. Hal ini mengingat sifat manusia yang tidak sempurna, dan pasti ada kurangnya.

KerisKeris Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

"Luknya beda-beda. Dari luk 3 sampai lok 13, 15 juga ada. Bengkok-bengkoknya ini. Ada pakemnya. Kalau luk 3 itu jawanya jangkung, menjangkau cita-citanya. Luk 5 itu pandawa, itu kan bisa ngayomi. Luk 7 itu pitulungan (pertolongan). Luk 13 sengkelat, kalau di Indonesiakan (artinya) itu banyak relasi, mudah adaptasi," terangnya.

Diungkapkan Aladin, hampir seluruh proses pembuatan keris dikerjakan oleh pria, namun ada juga peran para wanita. Mereka biasanya membuat ukiran pada pendhok. Ini merupakan lapisan selongsong dari emas, perak, tembaga atau kuningan, yang diukir dengan motif ukiran tertentu.

"Yo kebanyakan cowok kalau bikin keris. Kalau finishing putri-putri, yang ngukir putri. Kalau bikin bilah mesti laki-laki, kan (butuh) tenaga kuat," tuturnya.

Aladin telah mempelajari cara membuat keris sejak masih duduk di bangku SMP. Namun, dirinya baru menekuni usaha kerajinan keris di tahun 1997. Dalam sebulan, ia biasa memproduksi ratusan keris.

KerisKeris Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

"Kita kategorikan kalau keris. Untuk rias kita bisa 200, 300 (pcs) per bulan. Nanti yang agak halus sekitar 50 sampai 60 biji per bulan. Nanti yang (lebih) halus lagi kadang 10 biji," tambahnya.

Dari usaha kerajinan keris tersebut, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per minggu. Namun, karena pandemi Corona omzetnya turun drastis. Meski kini perlahan sudah berangsur membaik.

"Penjualan menurun. Mau pergi juga takut. 10 bulan yang lalu. Terus sekarang sudah mulai bangkit sedikit," imbuhnya.

Adapun untuk pembuatan satu buah keris, Aladin mematok harga yang bervariasi. Harga keris rias berada pada kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu. Sementara untuk keris yang mahal bisa mencapai Rp 2 juta, bahkan Rp 100 juta sesuai dengan permintaan.

Dalam merintis usahanya, Aladin mendapat pinjaman modal dari BRI. Pinjaman tersebut juga ia gunakan untuk mendorong usahanya agar semakin maju.

"Setelah SMA terus saya menekuni ini. Mulai pinjam bank aja (untuk) modal. Dulu Rp 5 juta. Kita mengajukan lagi, buat nambah. Kalau nggak gitu nggak maju," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.



Simak Video "Gerabah Blitar Warisan Majapahit"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)