Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Ini Fakta-faktanya

Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Ini Fakta-faktanya

Niken Widya Yunita - detikNews
Sabtu, 11 Apr 2020 14:13 WIB
Letusan Gunung Anak Krakatau, Jumat (10/4)
Foto: dok. PVMBG/Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Ini Fakta-faktanya
Jakarta -

Gunung Anak Krakatau meletus Jumat (10/4/2020). Tidak lama setelah Gunung Krakatau meletus, terdengar dentuman keras.

Dentuman menggetarkan jendela dan daun pintu di Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat pun kaget dan menjadi perbincangan netizen di Twitter. Namun BMKG memastikan dentuman tersebut tidak terkait dengan aktifitas Gunung Anak Krakatau.


Berikut fakta-fakta Gunung Anak Krakatau meletus lagi:

1. Meletus Dua Kali

Gunung Anak Krakatau meletus lagi. Letusan terjadi dua kali Jumat (10/4/2020) malam. Berdasarkan informasi dari situs Magma Kementerian ESDM, letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB. Letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tinggi kolom abu mencapai 200 meter pada erupsi pertama dan 500 meter pada erupsi kedua.

ADVERTISEMENT

2. Terdengar Dentuman

Dentuman terdengar di Jakarta, Depok, hingga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Dentuman terjadi dini hari usai Gunung Anak Krakatau erupsi.

Suara dentuman terdengar beberapa kali dengan selang waktu. Di beberapa lokasi, dentuman berfrekuensi rendah itu mampu menggetarkan daun pintu rumah.

3. Tak Ada Kaitan dengan Dentuman

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan suara dentuman yang terdengar di Jakarta hingga Bogor bukan berasal dari aktivitas gempa tektonik Gunung Anak Krakatau. BMKG mencatat ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda saat erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi malam tadi.

"Terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).

Namun, Ahli vulkanologi sekaligus mantan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menyatakan dentuman dan gemuruh yang dirasakan warga Jakarta dan Jawa Barat pada Sabtu (11/4) dini hari diyakini dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Ada yang mengatakan itu bukan suara dari Anak Krakatau, sekarang itu suara dari mana? Apa ada latihan militer?" kata Surono, melansir dari CNNIndonesia.com.

Menurut Surono lantaran banyak aktivitas warga yang berhenti akibat COVID-19 membuat kondisi sepi sehingga mengurangi perlambatan perjalanan gelombang suara. Karenanya dia menyakini suara dentuman tersebut dari shockwave (gelombang kejut) erupsi Anak Krakatau yang merambat jauh sampai bisa menggetarkan barang-barang seperti kaca jendela di rumah.

4. Tidak Memicu Tsunami

Erupsi Gunung Anak Krakatau tidak memicu tsunami. BMKG mencatat tak ada anomali perubahan muka laut sejak 10 April 2020 pukul 21.00 WIB hingga 11 April 2020 pukul 06.00 WIB.

5. Letusan Gunung Krakatau 1883

Letusan Gunung Anak Krakatau pada Jumat malam tidak seberapa. Gunung Krakatau pernah meletus hebat pada tahun 1883. Peristiwa letusan Gunung Krakatau 1883 disebut sebagai salah satu letusan gunung paling dahsyat. Bahkan timbul tsunami hingga ke Pantai Hawaii.

Detik-detik Suara Dentuman Terjadi di Depok:

(nwy/erd)