Hal ini dikatakan oleh Mayjen Saad Al Khelaiwi, Asisten Komandan Pasukan Keamanan Haji untuk Manajemen Pejalan Kaki (Pedestrian) dan Organisasi, seperti dilansir Gulf News, Kamis (27/10/2011).
Jembatan Jamarat adalah jembatan pejalan kaki yang terletak di Mina, 5 km dari pusat kota Makkah. Di sinilah jutaan jamaah haji akan melakukan ritual pelemparan batu (lempar jumroh) di tiga pilar yaitu Ula, Wustho dan Aqobah. Ritual ini mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim yang melempari setan yang berusaha menggoyahkan imannya kepada Allah SWT.
Lebih lanjut Al Khelaiwi mengatakan, tahun ini Jalan Al-Rabitah telah dihubungkan dengan tingkat kedua Jembatan Jamarat untuk mengurangi tekanan pada terowongan Raja Khalid dan jembatan.
Dia mengatakan terdapat sejumlah perubahan pengelolaan pejalan kaki (pedestrian) terkait jamaah yang telah menyelesaikan lempar jumroh pada 12 Dzulhijjah dan bergerak menuju pemondokan mereka di Makkah.
Menurutnya, sekarang ada tiga rute bagi jamaah yang telah menyelesaikan lempar jumroh tersebut. Sebanyak 60 persen akan dialirkan sepanjang jalan Al Shisha, Al Haj dan Pangeran Majid, sedangkan 20 persen bisa berjalan kaki di pedestrian yang teduh dan 20 persen lainnya menggunakan jalan Siddiqi. Sebanyak 10 ribu personel akan ditugaskan untuk mengendalikan lalu lintas pejalan kaki.
Sistem sidik jari (fingerprint) juga akan dimanfaatkan untuk mencegah masuknya jamaah ilegal atau pembawa surat izin haji palsu.
(nrl/vit)