Hanya Diizinkan 300 Ribu Jamaah Per Jam di Jembatan Jamarat

Laporan dari Arab Saudi

Hanya Diizinkan 300 Ribu Jamaah Per Jam di Jembatan Jamarat

- detikNews
Kamis, 27 Okt 2011 16:51 WIB
Madinah - Persiapan besar-besaran sedang dilakukan di Makkah menjelang pelaksanaan puncak haji pekan depan. Tahun ini hanya 300 ribu jamaah per jam yang diizinkan melempar jumroh di Jembatan Jamarat.

Hal ini dikatakan oleh Mayjen Saad Al Khelaiwi, Asisten Komandan Pasukan Keamanan Haji untuk Manajemen Pejalan Kaki (Pedestrian) dan Organisasi, seperti dilansir Gulf News, Kamis (27/10/2011).

Jembatan Jamarat adalah jembatan pejalan kaki yang terletak di Mina, 5 km dari pusat kota Makkah. Di sinilah jutaan jamaah haji akan melakukan ritual pelemparan batu (lempar jumroh) di tiga pilar yaitu Ula, Wustho dan Aqobah. Ritual ini mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim yang melempari setan yang berusaha menggoyahkan imannya kepada Allah SWT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konstruksi jembatan jamarat awalnya dibangun pada 1963. Di sinilah beberapa kali terjadi kematian jamaah haji akibat berdesak-desakan, berlomba untuk melempar jumroh di waktu afdhol. Akhirnya, pemerintah Saudi berkali-kali mendesain ulang jembatan itu hingga bertingkat lima dengan ongkos proyek mencapai 1,2 miliar dolar AS. Tujuannya, agar jamaah leluasa beribadah dan musibah desak-desakan tidak terjadi lagi.

Lebih lanjut Al Khelaiwi mengatakan, tahun ini Jalan Al-Rabitah telah dihubungkan dengan tingkat kedua Jembatan Jamarat untuk mengurangi tekanan pada terowongan Raja Khalid dan jembatan.

Dia mengatakan terdapat sejumlah perubahan pengelolaan pejalan kaki (pedestrian) terkait jamaah yang telah menyelesaikan lempar jumroh pada 12 Dzulhijjah dan bergerak menuju pemondokan mereka di Makkah.

Menurutnya, sekarang ada tiga rute bagi jamaah yang telah menyelesaikan lempar jumroh tersebut. Sebanyak 60 persen akan dialirkan sepanjang jalan Al Shisha, Al Haj dan Pangeran Majid, sedangkan 20 persen bisa berjalan kaki di pedestrian yang teduh dan 20 persen lainnya menggunakan jalan Siddiqi. Sebanyak 10 ribu personel akan ditugaskan untuk mengendalikan lalu lintas pejalan kaki.

Sistem sidik jari (fingerprint) juga akan dimanfaatkan untuk mencegah masuknya jamaah ilegal atau pembawa surat izin haji palsu.

(nrl/vit)