TEMPO.CO, Bangkalan - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, akan melatih pegawai puskesmas di tiap kecamatan tentang cara memandikan jenazah penderita HIV/AIDS. "Setiap puskesmas ada dua pegawai yang kami latih," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bangkalan, Abdul Walid Yusufi, di Bangkalan, Rabu, 3 September 2014.
Menurut Walid, tenaga ahli yang khusus bertugas memandikan jenazah pengidap HIV/AIDS dirasa penting karena umumnya warga enggan menjalani tugas itu. Seperti yang terjadi di Kecamatan Tragah beberapa waktu lalu. Ketika itu, warga Tragah tidak bersedia memandikan jenazah pengidap HIV/AIDS karena takut ketularan. "Kalau warga menolak memandikan, kami bisa memakai jasa tenaga puskesmas," ujarnya. (Baca berita lain: 30 Juta Orang Hidup dengan HIV/AIDS Pada 2013)
Baca Juga:
Secara umum, lanjut Walid, ada perlakuan berbeda terhadap jenazah yang normal dan jenazah pengidap HIV/AIDS. Orang yang memandikan jenazah penderita HIV/AIDS, kata dia, harus menghindari kontak langsung apabila dari tubuh jenazah itu mengeluarkan cairan. Tujuannya adalah menghindari penularan. "Memang harus hati-hati," katanya.
Data jumlah penderita HIV/AIDS di Bangkalan pada 2014 ini tercatat delapan orang, menurun daripada tahun sebelumnya, yakni sembilan orang. Menurut Walid, mereka umumnya tertular virus HIV saat merantau ke luar daerah.
Ketika kondisinya semakin parah, orang tersebut baru dipulangkan ke Bangkalan oleh saudaranya. "Umumnya mereka tertular HIV/AIDS lewat narkoba dan seks bebas," ujarnya. (Baca juga: Kematian Akibat HIV/AIDS Naik, Terutama Kaum Pria)
MUSTHOFA BISRI
Berita terpopuler lainnya:
Curhat Jokowi: Dari Sinting, Ihram dan Prabowo
Manfaat Caci Maki Florence 'Ratu SPBU'
3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin Heboh
Ini AKBP Idha, Perwira yang Ditangkap di Malaysia