TEMPO Interaktif, Surabaya - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yakin semburan lumpur Lapindo dalam waktu kurang dari sepuluh tahun ke depan sudah akan berhenti.
Dengan usia lumpur yang kini masih tiga tahun, Deputi Bidang Operasional BPLS Moch. Sofyan Hadi Djojopranoto memprediksikan tiga tahun ke depan lumpur yang keluar dari bekas Desa Renokenongo ini akan mati dengan sendirinya, seperti halnya semburan yang ada di Bledukkuwu, Purwodadi, atau semburan di Gunung Anyar, Surabaya.
"Saya perkirakan tiga tahun akan datang akan seperti Bledukkuwu yang hanya tempo-tempo tertentu saja mengeluarkan lumpur," kata dia singkat di Surabaya, Selasa (17/11).
Menurut hitungan BPLS, jika tiga tahun lalu atau di awal terjadinya semburan, volume lumpur mencapai 125 ribu meter kubik per hari, saat ini telah turun menjadi 60 ribu meter kubik per hari. "Secara kasat mata kita bisa lihat volume semburan saat ini terus berkurang," kata Sofyan.
"Semula banyak ahli yang memprediksi lumpur akan berumur puluhan tahun, tapi kita lihat setelah tiga tahun sudah berkurang 50 persen," tambah ahli geologi ini.
Baca Juga:
FATKHURROHMAN TAUFIQ