Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi yang Meninggal dalam Letusan 2010

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Mbah Maridjan. TEMPO/Arif Wibowo
Mbah Maridjan. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mbah Maridjan atau dikenal dengan sebutan gelar Mas Penewu Suraksohargo lahir pada 5 Februari 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id, Mbah Marijan merupakan seorang juru kunci Gunung Merapi yang diangkat pada 1982 menggantikan sang ayah yang telah meninggal dunia. Sebelumnya, Mbah Maridjan sempat menjabat sebagai wakil juru kunci sejak 1970.

Mbah Maridjan mendapatkan gelar Mas Penewu Suraksohargo setelah diangkat menjadi abdi dalem oleh Sultan Hamengku Buwono IX.  

Sejak lahir hingga wafat pada usia 83 tahun, ia hanya bermukim di satu tempat, yakni lereng Gunung Merapi. Secara emosional, ia merasa memiliki kedekatan dengan Gunung Merapi. Sebagai juru kunci Mbah Marijan melihat fenomena alam dengan menggunakan kacamata naluriah yang merujuk pada kebiasaan Niteni (mengamati).  

Dikutip dari penelitian tentang Karisma Mbah Maridjan Sebagai Juru Kunci Gunung Merapi Di Yogyakarta oleh Yuyun Khabibi, Mbah Maridjan sendiri memiliki tugas khusus melaksanakan upacara labuhan ke puncak Merapi.

Masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi mengakui dan mempercayai, bahwa Mbah Maridjan adalah orang yang paham tentang Gunung Merapi, karena setiap kejadian-kejadian yang muncul dari gunung tersebut, hanya Mbah Maridjan, orang yang di percaya mempunyaiwewenang memberikan jawaban atas kejadian tersebut. 

Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan melakukan perannya dengan sungguh-sungguh. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas (wedhus gembel) yang membahayakan keselamatan, Mbah Maridjan bersikukuh untuk tidak mengungsi. Sikapnya yang terkesan mbalelo adalah wujud tanggung jawab terhadap tugas yang diamanatkan Ngarsa Dalem Sultan Hamengku Buwono. 

Nama Mbah Maridjan kian mencuat tatkala Gunung Merapi meletus pada 2006. Sosoknya yang berani dan gigih membuatnya juga dipercaya sebagai bintang iklan minuman energi Kuku Bima Ener-G! yang membuat namanya mencuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah juru kunci Merapi Mbah Maridjan usai terjadi awan panas yang menerjang Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (26/10/2010).TEMPO/Arif Wibowo 

Pada 26 Oktober 2010 terjadi amuk Merapi, Gunung Merapi meletus disertai awan panas setinggi 1.5 kilometer. Sebagian besar di wilayah bahaya erupsi termasuk Kinahrejo sudah mengungsi.

Namun Mbah Maridjan dan beberapa orang menolak ke pengungsian. Pada saat itu istri anak dan cucu sudah terdeteksi. Begitu letusan Gunung Merapi usai, Mbah Maridjan ditemukan oleh Tim SAR di rumahnya bersama 16 orang lain yang juga telah meninggal dunia. Dia setia mengemban tugas "menjaga" Gunung Merapi hingga akhir hayat. 

Dikutip dari slemankab.go.id, Mbah Maridjan dikebumikan di kompleks kuburan Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mbah Maridjan dimakamkan di sisi barat kuburan kakeknya yang bernama Parto Setiko. Bersamaan saat ia dikuburkan juga dikebumikan empat keluarga Maridjan yaitu Ngudi, Nardi, Mursiam dan Nurul. 

Pasca kepergian Mbah Maridjan, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengangkat anaknya, Asih, sebagai Juru Kunci Gunung Merapi pada 4 April 2011.

Pilihan editor: Museum Baru di Lereng Gunung Merapi, Saksi Erupsi yang Menewaskan Mbah Maridjan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

20 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

35 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

36 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Sementara

37 hari lalu

Situasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat pada Arus Mudik pada Kamis 14 April 2023. TEMPO/Fachri Hamzah
Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Sementara

Bandara Minangkabau ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

45 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat