Share

Asal Usul Zionis dan Jejak Berdarah Israel di Tanah Palestina Sejak 106 Tahun Silam

Alifia Zahra Kinanti , Okezone · Jum'at 20 Oktober 2023 19:28 WIB
https: img.okezone.com content 2023 10 20 337 2905327 asal-usul-zionis-dan-jejak-berdarah-israel-di-tanah-palestina-sejak-106-tahun-silam-3tkCB9AAH9.jpg Pejuang Palestina di Gaza/ist
A A A

 

JAKARTA-Israel adalah sebuah negara yang berada di kawasan Asia Barat. Penduduk Israel mayoritas adalah orang Yahudi. Banyak sekali muncul keliruan di masyarakat dengan menganggap setiap orang Yahudi pasti sebagai Zionis dan banyak yang menilai semua bangsa Yahudi sudah tentu pro zionis Israel.

Padahal bangsa Yahudi sebagai suatu kelompok memiliki keyakinan dan cara pandang politik yang beragam. Tidak semua orang Yahudi pro zionis Israel tetapi ada juga yang menentang zionisme karena alasan keagamaan, politik, dan juga etis.

Konflik antara Israel dan Palestina sering sekali melibatkan Zionisme. Pada tahun 1948 kebijakan zionisme yang mendukung berdirinya negara Israel menjadi pemicu perdebatan dan konflik antara Israel dengan Palestina.

Dilansir beragam sumber, Jumat (20/10/2023), zionisme adalah suatu gerakan yang menjalankan aktifitas-aktifitas bersifat agama,politik,rasial,kolonial, dan universal. Gerakan zionisme sudah ada sejak bangsa Yahudi mengalami kekejaman dari penguasa yang berkuasa di Palestina. Tujuan dari gerakan zionisme ini adalah untuk memprovokasi orang-orang Yahudi untuk bertindak anarkis.

Gerakan zionisme yang dikenal sekarang dicetus oleh seorang tokoh jurnalis dari Austria yang bernama Theodore Herzl yang kemudian dikenal dengan sebutan “Bapak Zionisme“.

Sedangkan, orang yang mendorong gerakan zionisme adalah seorang Yahudi yang bernama Semha Beinkr yang mengkampanyekan gerakan zionisme hingga terbentuknya organisasi Perkumpulan Pecinta Zion yang memiliki tujuan membangun sebuah perkampungan di Palestina dan memindahkan orang Yahudi ke kampung tersebut.

Sejak terbentuknya gerakan Zionisme pada tahun 1897 M. Gerakan ini memulai upayanya untuk mencapai tujuan awalnya yaitu memindahkan orang Yahudi ke Palestina dan membentuk negara di dalamnya. Oleh karena itu demi tercapainya tujuan utama dari gerakan zionisme, pemimpin zionis terpecah menjadi 2 kelompok.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kelompok pertama yang di pimpin oleh Theodore Herzl yang dikenal dengan Labar Zionism, kelompok ini berpendapat bahwa masalah Yahudi adalah persoalan di bidang ekonomi,sosial dan juga demografi hingga ketidakmampuan untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Eropa.

Selanjutnya, kelompok kedua dipimpin oleh Weizmann, kelompok ini meyakini bahwa permasalahan Yahudi tidak dapat diselesaikan tanpa usaha dari Yahudi itu sendiri dan berusaha untuk menciptakan kenyataan penempatan orang Yahudi di Palestina dengan cara ramai-ramai.

Zionisme berujung pada berdirinya negara Israel pada tahun 1948 dan sejak saat itu menjadi perbicangan yang kontroversial di dalam politik internasional karena konflik di Timur Tengah terus terjadi dan berlanjut. Walaupun banyak orang Yahudi yang mendukung zionisme tetapi untuk menjadi seorang zionis tidak harus Yahudi. Adapun orang non-Yahudi ada yang mendukung gagasan tanah air Yahudi dan gerakan zionisme.

Sebelum perang Hamas-Israel yang sudah berlangsung beberapa minggu yang mengakibatkan ribuan orang meninggal, konflik Israel dan Palestina ternyata sudah terjadi selama 106 tahun, tepatnya sejak 2 November 1917.

Saat itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menulis surat kepada Lionel Walter Rothschild selaku tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat itu terbilang singkat, hanya 67 kata tetapi isinya berdampak terhadap Palestina.

Surat tersebut mengikat pemerintah Inggris untuk mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina dan memberikan fasilitas atas pencapaian tujuan ini. Surat itu dikenal dengan sebutan Deklarasi Balfour.

Saat itu, Eropa berjanji untuk memberikan sebuah negara di wilayah yang 90% penduduknya adalah penduduk asli Arab Palestina kepada gerakan Zionis. Kebijakan Inggris kemudian dibentuk pada 1923 dan berlangsung hingga 1948.

Selama periode tersebut berlangsung, Inggris memberikan fasilitas migrasi massal untuk orang Yahudi. Di mana terjadi gelombang kedatangan yang lumayan besar pasca gerakan Nazi di Eropa.

Pada gelombang migrasi, mereka mendapat perlawanan dari rakyat Palestina. Rakyat Palestina khawatir dengan perubahan demografi negara mereka dan penyitaan tanah mereka oleh Inggris untuk diberikan kepada orang Yahudi.

1
4

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini