Share

Sejarah 'Garuda Pancasila', Ditulis Sudharnoto dan Jadi Lagu Nasional

Tim Okezone , Okezone · Selasa 01 Juni 2021 10:30 WIB
https: img.okezone.com content 2021 05 28 337 2417037 sejarah-garuda-pancasila-ditulis-sudharnoto-dan-jadi-lagu-nasional-PI4NBoFicM.jpg Ilustrasi (Dok Okezone)
A A A

MARS "Garuda Pancasila" ditulis oleh Sudharnoto dipakai dan ditetapkan sebagai lagu nasional. Lirik lagu ini berisi tentang semangat perjuangan dan kesetiaan rakyat Indonesia kepada Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara. Sudharnoto adalah seniman Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).

Sudharnoto lahir di Kendal, Jawa Tengah pada 24 Oktober 1925. Darah seniman ini diturunkan dari ayah dan ibunya. Ibu Sudharnoto pandai memainkan akordeon, sedangkan sang ayah yang berprofesi sebagai dokter pribadi Mangkunegara VII di Surakarta gemar bermain gitar, seruling, dan biola .

Ia sempat mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi dokter dengan menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Namun ia menempuh studi hanya sampai tingkat dua. Sudharnoto kemudian berkarier di bidang seni sebagai komponis dan penata musik film.

Karier musiknya berawal bersama Orkes Hawaiian Indonesia Muda. Grup ini kemudian dipercaya mengisi acara siaran di Radio Republik Indonesia (RRI) Solo. Pada 1952, Sudharnoto bekerja di RRI Jakarta dan menjabat sebagai Kepala Seksi Musik. Ia juga menjadi pengisi acara tetap Hammond Organ Sudharnoto.

Baca Juga : Hari Lahir Pancasila, Menyelami Pemikiran Wahid Hasyim di Sila Pertama

Pada 1956, ia bersama rekannya yang bernama Prahar menciptakan lagu Mars Pancasila yang kemudian dikenal sebagai Garuda Pancasila. Selama hidupnya Sudharnoto telah menulis 12 lagu dan dipercaya membuat ilustrasi musik untuk sembilan judul film. Ia meraih Piala Citra kategori tata musik terbaik pada 1980 untuk film Kabut Sutra Ungu. Pengagum Ismail Marzuki ini juga pernah membuat rekaman kaset berjudul Mengenang Ismail Marzuki.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Setelah peristiwa G30S terjadi, Lekra turut menjadi sasaran penumpasan karena mengusung realisme sosialis. Di tahun 1965, Sudharnoto dipecat dari RRI dan menjadi tahanan politik di Rumah Tahanan Chusus (RTC) Salemba.

Setelah bebas dari tahanan, Sudharnoto harus menata kariernya dari awal lagi. Apalagi ia berstatus sebagai mantan tahanan politik yang dikaitkan dengan G30S. Sudharnoto kemudian bekerja sebagai penyalur es Petojo dan menjadi sopir taksi.

Pada 1969, Sudharnoto akhirnya menjadi pianis di restoran LCC dan kemudian di Sangrilla. Sang seniman mengembuskan napas terakhirnya pada 11 Januari 2000, meninggalkan karya-karya yang abadi dikenang, khususnya Garuda Pancasila.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini