Share

Waspada! Dunia Maya Jadi 'Kendaraan' Utama Pelaku Terorisme

Fahmy Fotaleno , Okezone · Kamis 19 Oktober 2017 05:12 WIB
https: img.okezone.com content 2017 10 18 337 1798051 waspada-dunia-maya-jadi-kendaraan-utama-pelaku-terorisme-1bKiEFLkUM.jpg Ilustrasi
A A A

YOGYAKARTA - Saat ini, dunia maya sering di salahgunakan oleh berbagai pihak untuk melakukan kejahatan alah satunya terorisme.

Hal ini dikemukakan Deputi 1 bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir yang menyebutkan bahwa dunia maya atau internet telah menjadi kendaraan utama pelaku terorisme untuk mempersiapkan aksi serta merekrut pengikut.

"Dunia maya mudah diakses, tidak ada kontrol, regulasi, dan aturan. Audiens luas bahkan bisa anonim, langsung komunikasi, murah, multimedia, kemudian kalau kita lihat internet sudah jadi sumber pemberitaan dan kebutuhan kita," kata Abdul Kadir pada Public Lecture Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta.

Dalam siaran persnya, Abdul Rahman mengatakan berbagai fasilitas dan kemudahan itulah yang melatarbelakangi radikalisme merambah dunia maya, memanfaatkan jejaring sosial dan media, dengan sasaran kaum muda dan penggiat dunia maya.

Selain itu, kemajuan teknologi informasi juga mengubah pola propaganda kelompok radikal dari cara-cara konvensial ke cara-cara yang mereka gunakan sekarang, yaitu memanfaatkan media dan dunia maya.

"Dulu terorisme melakukan rekrutmen melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, ketokohan, dan lembaga keagamaan. Mereka harus tatap muka untuk melakukan indoktrinasi, rekrutmen, pembaiatan. Sekarang beda, terorisme sudah menggunakan website, medsos, social messenger," katanya.

Salah satu bukti kata dia, pola itu adalah pelaku yang siap melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara yang tertangkap di Bintara, Bekasi. Pelaku itu, seorang perempuan, dibaiat melalui online, setelah itu menikah secara online pula.

"Kalau awalnya kelompok radikal menggunakan website untuk propaganda maka begitu muncul media chatting, mereka ikut beralih, bahkan sampai ke game online. Belum lagi setelah media sosial muncul, dan terakhir social messenger," jelasnya.

"Intinya, kelompok teroris menggunakan internet untuk melakukan perang psikologis, propaganda, pengumpulan dana dan data, serta berdiskusi antarmereka," tambah mantan Danrem 074/Warastratama Solo ini.

Saat ini, lanjut Abdul Rahman, terorisme bukan sekadar persoalan lokal, tapi sudah menjadi persoalan seluruh bangsa di dunia.

"Seluruh bangsa tidak ada lagi yang imun terhadap pengaruh paham radikal terorisme. Dulu terorisme hanya ada di belahan dunia tertentu, sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia," tutupnya.

(fin)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(amr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini