Headline
Lapangan Kerja Kurang Bermutu
Pendapatan masyarakat, terutama kelompok menengah bawah, cenderung stagnan di tengah ancaman inflasi pangan yang masih membayangi.
Pendapatan masyarakat, terutama kelompok menengah bawah, cenderung stagnan di tengah ancaman inflasi pangan yang masih membayangi.
Polda Jambi berhasil menyulap kesan menegangkan di lingkungan kepolisian menjadi lebih humanis. Hasilnya, warga lebih nyaman dan tak segan datang untuk memperoleh layanan.
PILKADA Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tahun ini diikuti tiga pasangan calon. Dua kandidat merupakan petahana yakni Marwan Hamami dan Adjo Sardjono yang tak lain ialah bupati dan wakil bupati periode 2015-2020.
Jika lima tahun lalu Marwan dan Adjo berduet, pada pilkada kali ini keduanya ‘pecah kongsi’. Marwan sekarang berpasangan dengan Iyos Somantri yang merupakan mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi. Pasangan nomor urut 2 itu didukung koalisi Partai Golkar, PKS, Demokrat, dan NasDem.
Adapun Adjo bertandem dengan Iman Adi Nugraha. Pasangan nomor urut 1 itu diusung Gerindra dan PAN. Satu lagi kontestan yakni Abu Bakar Sidiq dan Sirojudin yang merupakan pendatang baru. Tapi pasangan nomor urut 3 itu tidak bisa dipandang sebelah mata karena mendapat dukungan koalisi PDIP, PKB, dan PPP.
Dari ketiga paslon, yang cukup mendapat perhatian yakni calon petahana. Dalam perspektif pengamat politik di Sukabumi, Asep Deni, ada berbagai indikator yang bisa dijadikan tolok ukur untuk memotret peluang mereka. Indikator-indikator itu mulai dari popularitas, elektabilitas, dukungan partai, kompetensi kepemimpinan, dukungan anggaran/dana, strategi, jejaring (networking) yang di dalamnya termasuk kekuatan relawan, struktur partai koalisi, hingga tim sukses.
Dari sisi popularitas, ketimbang nomor urut 3, paslon nomor urut 2 dan nomor urut 1 tentu lebih populer. Adapun dari sudut dukungan dari parpol, setiap paslon relatif cukup kuat. “Koalisi partai yang mengusung pasangan Marwan-Iyos sangat luar biasa karena cukup banyak. Pasangan ini merupakan kolaborasi politikus dan birokrat,” tuturnya.
Asep berpandangan partai koalisi pengusung Marwan-Iyos selalu all out pada setiap perhelatan pemilihan. Pun koalisi pengusung Adjo-Iman.
“Kita tahu, Gerindra merupakan pemenang Pileg 2019 di Kabupaten Sukabumi dengan jumlah kursi terBASTIANDYbanyak dan tentunya jumlah suara terbanyak. Ditambah lagi kekuatan dari PAN yang juga cukup militan,’’ terang Asep.
Untuk pasangan Abu Bakar-Sirojudin, dukungan partai tak bisa dianggap remeh. Namun, kata Asep, pasangan itu perlu berjuang ekstra keras untuk bisa menyaingi kedua rival mereka.
Dari indikator elektabilitas, Asep melihat akan terjadi pertarungan sengit antara petahana karena peluang mereka tidak jauh berbeda. Yang nanti akan menentukan ialah kekuatan dan pergerakan dari kandidat calon wakil bupati. “Di kubu Pak Marwan ada Pak Iyos yang kelihatan luar biasa. Ini harus diimbangi Pak Iman yang perlu berjuang keras. Kalau dukungan partai saya kira sudah cukup.’’
Dukungan anggaran bisa pula menjadi penentu kemenangan di pilkada. Soal itu, pasangan petahana dinilai lebih unggul.
Optimistis
Tanpa mengeyampingkan calon lain, Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun ini bisa dibilang merupakan pertarungan antara dua petahana. Adjo pun optimistis bisa memenangi kontestasi untuk menjadikan Sukabumi juara lahir batin.
“Secara lahirnya, kita ingin membangun fisik seperti infrastruktur jalan, irigasi, sarana, dan prasarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta pemekaran Sukabumi Utara. Batinnya, kita ingin membangun nonfisik dan membangun rohani masyarakat yang disesuaikan dengan potensi,” ucap Adjo.
Marwan tak kalah optimistis. Dia bertekad melanjutkan pembangunan lima tahun terakhir dengan tetap mengedepankan aspek-aspek religiusitas. Baginya, keagamaan sangat penting untuk mengimbangi perkembangan era revolusi industri 4.0.
Abu Bakar Sidiq tak lantas inferior. Dia mengajak masyarakat Sukabumi berperan aktif di pilkada untuk menjadikan mereka tuan rumah di daerah sendiri. (X-8)
Fawer Sihite secara resmi mengembalikan formulir Calon Wali Kota Pematangsiantar ke Partai NasDem Kota Pematangsiantar
MANTAN Gubernur Bali I Wayan Koster kembali diusulkan oleh DPC PDI Perjuangan kabupaten/kota se-Bali untuk maju pada Pilkada Bali 2024. Sementara untuk calon wakilnya muncul dua nama
Sejak awal pencalonan setiap aktor politik mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sehingga saat menjadi pejabat yang terpilih, akan berusaha mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan
BADAN Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada calon kepada daerah yang berstatus penjabat daerah yang melakukan kecurangan.
Kemendagri perlu membuka layanan aduan masyarakat untuk melapor aparatur sipil negara (ASN) yang tidak netral atau ikut cawe-cawe pada Pilkada Serentak 2024.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI menegaskan kepada calon kepala daerah yang berstatus sebagai Penyelenggara Pemilu, harus mengundurkan diri.
Selain mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, BPBD juga mewaspadai dampak kemarau.
Ayep Zaki ingin membawa tanah kelahirannya, Sukabumi, Jawa Barat, bangkit menjadi daerah nomor satu di Indonesia.
Kelima parpol yang berkoalisi yakni PKB, PKS, Demokrat, PAN, serta PDI Perjuangan
Kondisi cuaca ekstrem mulai terjadi sejak memasuki awal tahun ini. Selama itu pula, Dinas PUTR melakukan perawatan terhadap pepohoan
Ayep Zaki berpendapat lebih baik berikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bersama-sama menata kebaikan membawa Sukabumi ke tingkat yang lebih baik.
Kondisi penurunan juga terjadi berdasarkan data Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
Copyright @ 2024 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved