Headline

Apresiasi bagi Tim Indonesia

Hanya pemain tunggal Jonatan Christie yang sempat memperpanjang napas Indonesia setelah menaklukkan Li Shi Feng.

Fokus

Petaka di Balik Ormas Kelola Tambang

Jika wacana itu diterapkan, dikhawatirkan terjadi kekacauan dalam pengelolaan proyek pertambangan, adanya tumpang tindih pemanfaatan lahan, dan munculnya kerusakan lingkungan

Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya

Meilani Teniwut
16/10/2022 16:17
Jenis Hujan Berdasarkan Proses Terjadinya
Hujan.(Ilustrasi)

HUJAN adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan.

 Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).

Baca juga: Kesehatan Jiwa Ditekankan Pada Program Promotif Preventif

Hujan yang kita bahas di sini bukan hanya sekadar air yang jatuh dari langit saja, tetapi kita akan mencoba mengenal lebih dekat tentang apa saja macam-macam hujan yang pernah turun ke bumi.

Sebelum jauh kita membahas mengenai macam-macam hujan, ada baiknya kalau kita memahami terlebih dahulu definisi dari hujan itu sendiri dibawah ini:

1. Hujan Siklonal

Hujan ini biasanya terjadi karena ada udara panas dibarengi dengan angin yang berputar-putar di suatu tempat. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah yang dilewati garis khayal ekuator.

Kondisi ini terjadi karena adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Setelah angin naik, terjadilah awan menggumpal di garis ekuator.

Setelah sampai ke titik jenuhnya, maka awan akan sangat gelap dan turun hujan merata di daerah itu.

2. Hujan Orografis

Hujan orografis terjadi karena ada angin yang memiliki uap air lalu pergerakannya terjadi secara horizontal. Angin akan bergerak melewati pegunungan sehingga menyebabkan suhu angin jadi dingin karena terjadi proses kondensasi.

Titik-titik air yang mulai mengendap menyebabkan hujan di lereng gunung yang menghadap pada arah datangnya angin tadi. Angin enggak lagi membawa uap air dalam perjalanannya menuruni lereng sehingga bagian itu enggak mengalami turunnya hujan.

3. Hujan Frontal

Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang memiliki temperatur yang berbeda.

4. Hujan Muson (Hujan Musiman)

Hujan muson adalah jenis hujan yang disebabkan oleh angin muson atau angin yang menimbulkan hujan dan musim kemarau. Angin muson bertiup dari daratan Asia ke Australia dengan variasi musiman. Ketika angin ini melintasi lautan, ada banyak uap air dan hujan. Hujan ini biasanya turun di beberapa bagian India, Asia Tenggara dan beberapa daerah lainnya.

Hujan muson adalah hujan musiman yang disebabkan oleh muson. Di Indonesia, hujan karena angin muson timur yang menyebabkan angin dingin turun dari Oktober hingga April selama musim hujan. Angin musim dingin bertiup dari Australia ke Asia. Angin ini membawa awan dan hujan lebat karena sedang musim dingin di Australia.

5. Hujan Zenithal

Hujan zenital (konveksi), merupakan hujan yang terjadi di daerah tropis karena adanya proses udara yang naik akibat pemanasan udara yang ada disekitarnya terlalu tinggi dan awan menjadi membesar dan terjadilah hujan secara mendadak. 

Negara tropis seperti Indonesia biasanya umum ditemukan turunnya hujan zenithal ini.

6. Hujan Asam

Hujan asam adalah jenis hujan yang terjadi karena karbon dioksida di udara (CO2) terlarut dalam air hujan. Hasil senyawa tersebut akan mengubah air menjadi lebih asam dengan pH lebih rendah dari biasanya, di bawah 5,6. Sementara itu, air hujan normal memiliki pH 6 hingga 7.

Penyebab hujan asam dapat berupa letusan gunung berapi atau pembakaran bahan bakar fosil dari proses di pembangkit listrik dan kendaraan bermotor, mesin, bahan bakar alat berat, industri manufaktur, kilang dan lain-lain.

Hujan ini bermanfaat bagi tumbuhan dan hewan karena dapat mempercepat penguraian mineral di dalam tanah. Hujan ini mempercepat proses korosi besi. Namun, hujan ini berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat.

Jika intensitasnya tinggi, pemberian pakan dapat mengubah komposisi tanah dan air,, sehingga tidak cocok untuk tanaman dan hewan.

7. Hujan Meteor

Fenomena ini biasanya terjadi ketika matahari terbenam yang memunculkan perseid, menampakkan berbagai planet dalam tata surya dan bulan sabit secara bersama-sama. Perseid merupakan salah satu nama rasi bintang Perseus yang banyak dipercaya menandai munculnya hujan meteor di langit.

8. Hujan Buatan

Tidak seperti jenis lainnya, hujan ini buatan manusia dengan teknik menciptakan lebih banyak hujan. Biasanya dilakukan karena tidak pernah hujan atau untuk memadamkan api yang biasanya terjadi pada kebakaran hutan.

Metode reduksi hujan ini mengalami proses fisik yaitu dengan melibatkan proses tumbukan dan aglomerasi (tumbukan dan aglomerasi) yang kemudian diolah dengan proses pembentukan es atau nukleasi es. Awan air yang cukup diperlukan agar hujan turun ke tanah. Selain itu, beberapa bibit dapat menyerap kelembapan atau membentuk es. (OL-6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya