SEBAGIAN besar orang mendefinisikan kulit putih sebagai simbol kecantikan. Ternyata anggapan tersebut sudah ketinggalan zaman lho.
Ya, masyarakat zaman now sudah banyak mengamini bahwa yang namanya cantik itu memiliki kulit sehat, tanpa melihat apa warna kulitnya. Edukasi ini yang terus disebarkan. Konsep berpikir seperti ini yang akhirnya banyak diamini produk skincare. Kalau diperhatikan, sudah jarang ditemui skincare yang punya tujuan memutihkan.
Alih-alih pakai kata memutihkan, brand-brand itu menggunakan kata 'mencerahkan' atau 'glowing'. Ini menunjukkan bahwa standar kecantikan itu memang sudah berubah dan sudah seharusnya disetujui banyak orang. Tapi, gak bisa dipungkiri kalau masih ada sebagian orang berpendapat bahwa standar cantik itu adalah kulit putih. Pandangan itu yang coba dilawan oleh media maupun brand skincare.
"Masyarakat kita masih banyak yang melihat fisik atau kulit putih sebagai standar kecantikan, padahal ini memberi dampak negatif," kata Founder De Star Lab, Ellya Solim, dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Gegara standar itu, tak sedikit dari perempuan maupun laki-laki yang 'mati-matian' membuat kulitnya putih untuk memenuhi standar kecantikan yang nyatanya salah itu.
"Malah, akan lebih baik jika setiap orang menyayangi dan bangga terhadap warna kulit aslinya tanpa perlu diubah. Kalau mau dirawat, itu lebih baik. Konsep ini yang ingin disampaikan lewat kampanye #CantikTanpaKompromi," tutur Ellya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya