LANGIT7.ID, Jakarta - Serial The Umbrella Academy 3 yang tayang di Netflix mendapatkan kecaman publik lantaran menulis nama Allah di lantai. Lalu, bagaimana hukum menulis lafaz Allah di sembarang tempat?.
Allah Ta’ala berfirman, “Hanya milik Allah asmaul Husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 180).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya, maka (dia akan) masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Serial The Umbrella Academy Dikecam, Tulis Lafaz Allah di Lantai
Ayat dan hadits di atas menjadi dalil kuat agar setiap manusia mengagungkan dan menghormati asma Allah Ta’ala. Bahkan, asma Allah harus ditinggikan dari segala hal.
"Bahkan jika kedapatan berada di tempat yang tidak layak, seperti jatuh di tanah, maka wajib mengangkatnya dan meletakkan di tempat yang tinggi sekiranya tidak sejajar dengan posisi kaki," terang KH Anwar Fanani, dikutip di laman resmi NU Trenggalek, Senin (27/6/2022).
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Kuwaitiyah berikut;
ﺫﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﻧﻘﺶ ﺍﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺍﻟﺴﻘﻮﻁ ﺗﺤﺖ ﺃﻗﺪﺍﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ، ﻭﻳﺮﻯ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺣﺮﻣﺔ ﻧﻘﺶ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﻟﺘﺄﺩﻳﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﻣﺘﻬﺎﻥ
“Ulama Syafiiyah dan sebagian ulama Hanafiyah berpendapat terhadap kemakruhan mengukir (menulis) dinding dengan Al-Quran karena dikhawatirkan jatuh di bawah kaki manusia. Sedangkan ulama Malikiyah berpandangan bahwa haram menulis Al-Quran dan nama Allah di atas dinding karena akan menyebabkan nantinya disepelekan.”
Apabila terlanjur ditulis pada benda tersebut, kata KH Anwar Fanani, maka para ulama menyarankan dua tindakan untuk menjaga dan memuliakan kalimat-kalimat tersebut.
Baca Juga: Meneladani Sikap Abdullah bin Rawahah Saat Nama Nabi Muhammad Direndahkan
Pertama, kalimat-kalimat tersebut dihapus dengan air atau lainnya. Kedua, benda tersebut dibakar dengan api.
Maka itu, asma Allah tidak boleh ditulis di sembarang tempat seperti dinding yang kemungkinan tak terawat dan kotor, apalagi ditulis di lantai.
Syaikh Zainuddin Al-Malibari mengatakan dalam kitabnya, Fathul Mu’in, bahwa menghapus dengan air lebih utama dibanding membakarnya. Hal ini jika proses menghapus dengan air tersebut mudah dilakukan dan airnya tidak jatuh ke tanah. Namun jika sulit menghapusnya atau airnya jatuh ke tanah, maka membakarnya lebih utama.
(jqf)